01 December 2015

Proses Pembelajaran Baca AI-Qur'an dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya



Proses Pembelajaran Baca AI-Qur'an dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

1.      Persiapan
Dalam mempelajari A1-Qur’an, orang mukmin hendaknya bisa menyesuaikan dengan kemampuannya dalam membaca mempelajari isinya dan menggali kandungan ilmu dari dasarnya tidak pemah mengabaikan apalagi membiarkannya.
Belajar membaca Al-Qur’an dapat dibagi kepada beberapa tingkatan yaitu belajar membaca sampai lancar, belajar arti, belajar memahami maksud dan  belajar membaca Al-Qur’an sebagaimana ahli mengajar membaca al-qur’an yang harus didahului menurut sebahagian ahli mengajar baca Al-Qur’an meliputi :
a.       Pengenalan huruf-huruf hijaiyah
b.      Cara membunyikan huruf-huruf hijaiyah
c.       Memperkenalkan sifat huruf, bentuk, fungsi tanda baca seperti baris, waqaf dan lain sebagainya
d.      Membaca dengan bermacam-macam qira’ah yang sesuai dengan hukum tajwid[1]

Konsepsi Belajar dan Mengajar A1-Qur’an dalam Islam.



   Konsepsi Belajar dan Mengajar A1-Qur’an dalam Islam. 
  Belajar dan mengajar terdiri dari dua kata yang secara terpisah dapat dijelaskan sebagai berikut. Belajar adalah “suatu usaha untuk memperoleh kepandaian dengan melatih diri serta bimbingan seorang guru atau dengan kata lain dapat juga dikatakan bahwa belajar adalah mencari dan memecahkan persoalan”.[1] Dengan demikian belajar merupakan suatu tindakan untuk mengubah diri dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi dapat melaksanakan dan sebagainya.

Karakteristik dan Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an



 Karakteristik dan Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an
Pembelajaran dalam arti umum adalah “berusaha memperoleh kepandaian atau usaha-usaha yang dilakukan siswa untuk mendapatkan suatu keberhasilan denagn mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan”.[1] Sedangkan pembelajaran Al-Qur’an merupakan suatu kewajiban utama bagi setiap muslim dan menggapai kebahagiaan hidup yang diridhai Allah SWT.
Untuk lebih jelasnya mengenai keutamaan pembelajaran Al-Qur’an yaitu dengan membaca atau mempelajarinya serta mengajarkannya kepada orang lain yang berkaitan dengan masalah tersebut siantaranya Hadist berasal dari Usman Bin Affan, Rasulullah Bersabda:

Hakikat Pembelajaran Al-Qur’an



Hakikat Pembelajaran Al-Qur’an
Al-Qur’an memiliki kedudukan istimewa dan keunggulan-keunggulan bila dibandingkan dengan kitab-kitab lainnya. Ia adalah kitab suci yang menjadi mu’jizat, kitab yang memberikan penjelasan dan mudah dipahami, kitab suci yang dijamin pemeliharaan keautentikannya, kitab suci bagi agama seluruhnya, kitab bagi seluruh zaman dan kitab suci bagi seluruh manusia.
Kedudukan dan keistimewaan Al-Qur’an yang sedemikian rupa, tidak akan mampu dipahami begitu saja, tanpa dan usaha untuk mempelajarinya. Hal yang paling mungkin dan dapat diakui oleh semua pihak, sebagai langkah memahami Al-Qur’an adalah dimulai dengan membaca.
Petunjuk-petunjuk dan pelajaran berharga yang dikandung Al-Qur’an tidak dapat memberi banyak manfaat, kacuali lewat membacanya. Jadilah, membaca itu suatu keniscayaan dalam mempelajari Al-Qur’an dalam kedudukannya sebagai sumber hukum Islam pertama, sebagaimana firman Allah:

22 November 2015

Penerapan Pakem Dalam Pembalajaran



A.      Pengertian PAKEM
Dalam proses pembelajaran seorang guru di tuntut mempunyai kompetensi dalam pembelajarannya, sehingga dengan demikian maka guru tersebut akan mampu menjalankan fungsi dan peran mereka sebagai pendidik, pengajar, pelatih, serta pengayom bagi anak didiknya. Untuk dapat melaksanakan tugas profesionalnya dengan baik, calon guru harus memiliki empat standar kompetensi guru, yaitu: “kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.”[1]

06 October 2015

DAYAH DAN POTENSI PENDIDIKAN

BAB II
DAYAH DAN POTENSI PENDIDIKAN

A.    Sejarah Pendidikan Dayah di Indonesia
Dayah merupakan lembaga pendidikan yang berdasarkan keagamaan, dengan dasar dan tujuan yang sesuai dengan ajaran Islam. Pendidikan dayah berdasarkan pendidikan tauhid, yaitu keyakinan dan kepercayaan kepada Allah SWT yang merupakan sandaran umat manusia dan makhluk lainnya di alam ini, agar manusia senantiasa bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai lembaga pendidikan tradisional agama Islam yang tertua di Indonesia, yang mampu bertahan dan berkembang hingga saat ini. Banyak masyarakat yang merasakan adanya pendidikan pada Dayah bahkan jauh sebelum gerakan perjuangan nasional untuk kemerdekaan Indonesia.

06 September 2015

PENGAJARAN AGAMA DI SEKOLAH DASAR

BAB II
PENGAJARAN AGAMA DI SEKOLAH DASAR

A.    Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama di Sekolah Dasar
Agama Islam adalah agama universal yang mengajarkan kepada umat manusia mengenai berbagai aspek kehidupan baik duniawi maupun ukhrawi. Salah satu di antara ajaran Islam tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakn pendidikan karena menurut ajaran Islam pendidikan merupakan kebutuhan hidup manusia mutlak yang harus dipenuhi, demi tercapainya kesejahteraan dan kebahagian dunia dan akhirat. Dengan pendidikan ini pula manusia akan mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk bekal dalam kehidupannya.
Fuad Ihsan menyebutkan bahwa pendidikan adalah "aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani) dan jasmani (panca indera serta ketrampilan-ketrampilan)".[1]
            Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan sarana utama menuju masyarakat bahagia dan sejahtera. Manusia merupakan makhluk yang dinamis, dan bercita-cita ingin meraih kehidupan yang sejahtera dan bahagia dalam arti luas, baik lahiriah maupun bathiniah, dunia dan akhirat.

02 September 2015

Ciri Khas Pengelolaan Kelas dalam Proses Belajar Mengajar

Ciri Khas Pengelolaan Kelas dalam Proses Belajar Mengajar  
Penggunaan pendekatan proses kelompok dalam pengelolaan kelas didasarkan atas prinsip-prinsip psikologi sosial dan dinamika kelompok merupakan salah satu ciri khas pengelolaan kelas guna melancarkan proses belajar mengajar Pendidikan Agama. Anggapan dasar yang dipakai ialah bahwa :

Hubungan Pengelolaan Kelas dengan Proses Belajar Mengajar di Kelas

Hubungan Pengelolaan Kelas dengan Proses Belajar Mengajar di Kelas
Pengelolaan kelas dalam bahasa lnggris diistilahkan sebagai "Classroom Management, itu berarti istilah pengelolaan identik dengan manajemen. Pengertian pengelolaan atau manajemen pada umumnya yaitu kegiatan-kegiatan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, dan penilaian".[1]

Urgensi Pengelolaan Kelas dalam Proses Belajar Mengajar

Urgensi Pengelolaan Kelas dalam Proses Belajar Mengajar
Pengelolaan kelas merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki guru dalam mengelola kelas. Pengelolaan kelas merupakan hal yang berbeda dengan pengelolaan pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut dalam suatu pembelajaran. Sedangkan "pengelolaan kelas lebih berkaitan dengan upaya--upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan raport, penghentian perilaku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktit), didalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas"[1]

Tata Cara Pengelolaan Kelas dalam Proses Belajar Mengajar

A.    Tata Cara Pengelolaan Kelas dalam Proses Belajar Mengajar
Andri. F mengutip Wilford A. Weber mengemukakan bahwa Classroom management is a complex set of behaviors the teacher uses to establish and maintain classroom conditions that will enable students to achieve their instructional objectives efficiently – that will enable them to learn (manajernen kelas adalah "satu himpunan kompleks dari perilaku-perilaku guru gunakan untuk menetapkan dan memelihara kondisi-kondisi kelas yang akan memberdaya.kan para siswa. untuk mencapai instruksi -objektif mereka secara efisien itu akan memberdayakan mereka untuk belajar)”.[1]

Ciri-Ciri Dari Anak Usia Dini


Ciri-Ciri Dari Anak Usia Dini
Adapun ciri-ciri anak usia pra sekolah adalah sebagai berikut:
  1. Ciri fisik anak
Pada umumnya anak usia pra sekolah sangatlah aktif. Mereka telah memiliki penguasaan, kontrol terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri, seperti lari, memanjat dan melompat. Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup.

Perkembangan Jiwa Agama Bagi Anak Usia Dini


Perkembangan Jiwa Agama Bagi Anak Usia Dini
Manusia dilahirkan dalam keadaan lemah baik fisik maupun psikis. Walaupun dalam keadaan demikian ia telah memiliki kemampuan bawaan yang bersifat mendasar, kemampuan bawaan ini yang disebut dengan potensi fitrah yaitu fitrah beragama dan kebenaran potensi fitrah ini memerlukan pengembangan melalui bimbingan, didikan dan pemeliharaan yang mantap lebih-lebih pada usia dini.
Di dalam al-Qur’an Allah berfirman, surat An-Nahlu ayat 78, yang berbunyi

08 August 2015

Upaya Menciptakan Situasi Keagmaan di Sekolah


BAB DUA
UPAYA MECIPTAKAN SITUASI KEAGAMAAN
DI SEKOLAH


A.    Pengertian Situasi Keagamaan
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa situasi keagamaan adalah suatu suasana yang merangsang penjiwaan agama. Dalam kegiatan membimbing agama bagi anak hendaknya berada dalam lingkungan yang diliputi situasi agama  baik suasana lingkungan maupun tingkah laku dan kebiasaan-kebiasaan yang sering dikerjakan, semuanya mencerminkan norma agama. Dengan situasi agama tersebut dapat membantu anak  menghayati agama sehingga menjadi pola hidupnya sehari-hari. Mengintensifkan penjiwaan agama tersebut sampai kepada pengalaman ajaran agama. Dengan demikian guru yang menciptakan situasi keagamaan berarti ia membuat “satu usaha yang diarahkan kepada siswa untuk membentuk kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam dan daya upaya yang terutama untuk mencapai pendidikan agama.”[1]

11 July 2015

Kreativitas Siswa Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar



BAB  II
KREATIVITAS SISWA DALAM MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR

A. Pengertian Kreativitas Siswa dan Bentuk-Bentuknya.
            Salah satu kemampuan utama yang memegang peranan penting dalam kehidupan dan perkembangan siswa adalah kreativitas. Kemampuan ini banyak dilandasi oleh kemampuan intelektual, seperti intelegensi, bakat dan kecakapan hasil belajar, tetapi juga didukung oleh faktor afektif dan psikomotor yang dimiliki siswa dalam belajar.
              Pengertian tentang kreativitas yang telah diungkapkan oleh para ahli, diantaranya adalah Nana Syaodih Sukmadianata mengartikan adalah kreativitas adalah “kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal baru, cara-cara baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan masyarakat.”[1]

11 June 2015

Peranan Kepala Sekolah Sebagai Administrator Sekolah

Peranan Kepala Sekolah Sebagai Administrator Sekolah

            Peranan seorang pemimpin dalam suatu lembaga atau organisasi formal adalah sebagai administrator. Begitu juga dengan kepala sekolah pada suatu lembaga pendidikan. Ia adalah seorang administrator  yang harus menjalankan tugasnya, yaitu memimpin seluruh personal yang terlibat dalam operasional lembaga pendidikan. Dalam kaitan ini, Hadari Nawawi mengemukakan bahwa “Kepemimpinan adalah suatu proses atau perbuatan di antara perorangan dan kelompok yang menyebabkan, baik orang seorang, mapun kelompok bergerak ke arah tujuan yang telah ditentukan”[1]  Sedangkan administrasi adalah orang yang menjalankan fungsi-fungsi administrasi, yaitu orang yang harus mengendalikan proses kerja sama sejumlah orang, agar usaha pencapaian tujuan dapat berjalan secara efesien dan efektif.

Peranan Guru dalam Administrasi Sekolah

Peranan Guru dalam Administrasi Sekolah
            Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa peranan guru dalam dunia pendidikan sangat penting baik dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran maupun dalam bidang administrasi. Karena itu guru dan harus benar-benar menyadari bahwa dia mempunyai tanggung jawab penuh atas berlangsungnya proses belajar- mengajar  di sekolah

Ruang Lingkup Administrasi Sekolah

Ruang Lingkup Administrasi Sekolah
            Administrasi sekolah merupakan suatu alat atau bantuan agar usaha sekolah dapat berjalan dengan lancar dan tujuannya dapat tercapai dengan baik, maka dalam mencapai tujuan tersebut sangat diperlukan adanya sekolompok orang (dua orang atau lebih), dalam rangka kerja sama dengan mempergunakan alat-alat yang diperlukan agar semua kegiatan yang dikerjakan dapat terarah sehingga tujuan dapat dicapai dengan berhasil dan berdaya guna.

Dasar dan Tujuan Administrasi Sekolah

Dasar dan Tujuan Administrasi Sekolah
            Administrasi sekolah berdasarkan kepada landasan ideal dan landasan operasional. Landasan ideal adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, sedangkan landasan operasional adalah prinsip-prinsip yang terkandung dalam kurikulum.
            Landasan ideal merupakan landasan yang bersifat ketergantungan kepada sistem pendidikan yang dianut oleh suatu negara. Bagi bangsa Indonesia yang menganut sistem pendidikan Pancasila, maka pelaksanaan administrasi sekolah didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, yaitu:

Pengertian Administrasi Sekolah

Pengertian Administrasi Sekolah 

            Administrasi sekolah adalah suatu rangkaian kerja sama kelompok orang atau karyawan yang tergabung dalam suatu organisasi sekolah dalam rangka mencapai tujuan sekolah yang telah ditentukan sebelumnya dengan efektif dan efesien. Administrasi sekolah merupakan salah satu bidang dari administrasi pendidikan yang jauh lebih luas, administrasi sekolah ini hanya mencakup kegiatan pengelolaan dan pengaturan secara bersama-sama. Dalam kaitan ini,  M. Ngalim Purwanto mengatakan administrasi sekolah adalah:

09 June 2015

Kedudukan Perpustakaan Sekolah dalam Proses Pembelajaran


Kedudukan Perpustakaan Sekolah dalam Proses Pembelajaran
            Kegiatan pembelajaran perlu diciptakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Kegiatan pembelajaran mestinya dirancang tidak hanya di ruang kelas saja, namun juga dapat dilakukan di luar kelas. Sebab kegiatan belajar yang hanya dilaksanakan di kelas boleh jadi hanya dapat mengoptimalkan potensi peserta didik tertentu dan tidak bagi peserta didik yang lain. Perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar di luar kelas, semakin sering siswa dibawa keperpustakaan semakin terbuka cakrawala berpikir siswa karena semakin banyak buku-buku yang dibaca. 

Upaya-Upaya Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah


Upaya-Upaya Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah
            Perpustakaan merupakan unit kerja dari suatu lembaga tertentu yang mengolah bahan pustaka baik berupa buku, majalah maupun bahan berupa non buku yang diatur secar sistematis menurut sistem tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber material oleh setiap pemakainya

Tujuan dan Fungsi Perpustakaan


Tujuan dan Fungsi Perpustakaan
            Secara umum perpustakaan bertujuan sebagai penunjang pendidikan, karena itu perpustakaan harus berusaha untuk menyediakan berbagai informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pemakai. Dalam hal ini Mibulga Larasati menyatakan bahwa "Tujuan perpustakaan adalah bersama-sama dan lembaga yang lain berusaha menciptakan masyarakat yang terdidik dan terpelajar, agar senantiasa tanggap terhadap perkembangan dunia dan ilmu pengetahuan sehingga menimbulkan rasa percaya diri, senantiasa terus menerus meningkatkan pendidikannya".[1]

Pengertian Perpustakaan dan Jenis-jenisnya


Pengertian Perpustakaan dan Jenis-jenisnya
Perpustakaan merupakan sumber bacaan yang perlu ditingkatkan pembinaannya. Posisi perpustakaan dalam sebuah lembaga pendidikan sangat strategis sebagai sumber belajar. Dilihat dari segi pengertiannya perpustakaan merupakan kitab atau buku".[1] Buku atau kitab adalah sumber belajar yang paling dominan digunakan dalam dunia pendidikan.

Prosedur Pengembangan Evaluasi

Prosedur Pengembangan Evaluasi
Sebelum evaluasi Al-Quran Hadits dilaksanakan harus disusun terlebih dahulu perencanaannya atau yang disebut prosedur penilaian. Prosedur penilaian Quran Hadist biasanya dituangkan ke dalam kisi-kisi pengukuran, seperti: “Menetapkan aspek yang diukur, jenis-jenis penilaian misalnya melakukan test prestasi belajar dilakukan melalui teknik test dan non test, menentukan teknik pengukuran seperti obyektif dan subyektif, juga dalam penilaian Al-Quran Hadits perlu diprogramkan bentuk-bentuk soal yang dievaluasi”[1]

Aspek-aspek yang Dinilai dalam Pendidikan Al-Quran Hadist

Aspek-aspek yang Dinilai dalam Pendidikan Al-Quran Hadist
Penilaian merupakan suatu proses di mana informasi dan pertimbangannya diolah untuk membuat suatu keputusan kebijaksanaan yang akan datang. Tindakan penilaian merupakan suatu proses untuk menentukan kualitas yang dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian berperan sebagai  alat untuk menentukan apa yang telah dikuasai.

Macam-macam Evaluasi Untuk Al-Quran Hadist

Macam-macam Evaluasi Untuk Al-Quran Hadist
            Dalam konteks evaluasi Quran Hadist hasil proses pembelajaran di sekolah, dikenal adanya dua macam evaluasi yaitu test dan non test. Dengan test, maka evaluasi hasil pembelajaran di sekolah itu dilakukan dengan jalan menguji peserta didik. Sebaliknya, dengan non test maka evaluasi dilakukan tanpa menguji peserta didik.

Pengertian dan Fungsi Evaluasi dalam Pendidikan

Pengertian dan Fungsi Evaluasi dalam Pendidikan
  1. Pengertian Evaluasi
Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation. Di dalam bahasa Arab disebut Al-Taqdir yang berarti penilaian dan Al-Qimah yang berarti nilai. Asal katanya adalah value. Dengan demikian secara harfiah Evaluasi Pendidikan dikenal ‘Education Evaluation : Al-Taqdir Al-Tarbawy’ yang berarti penilaian dalam pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan[1].

Hikmah Dibalik Pelaksanaan Shalat Berjamaah

Hikmah Dibalik Pelaksanaan Shalat Berjamaah
Pelaksanaan shalat berjamaah sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Hal ini sebagaimana dapat dijumpai dalam beberapa hadits Rasulullah yang menganjurkan kepada umatnya untuk melaksanakan shalat berjamaah. Bahkan beliau dalam salah satu haditsnya menjelaskan bahwa terdapat 5 perkara yang sangat bermanfaat bagi seorang muslim apabila tidak meninggalkan shalat berjamaah. Nabi SAW bersabda:

Shalat Berjamaah dan Pembentukan Kepribadian

Shalat Berjamaah dan Pembentukan Kepribadian
Shalat berjamaah pada dasarnya merupakan syiar kebesaran Islam dan sarana untuk menunjukkan kepada orang-orang non muslim bahwa Islam itu besar dan agung. Seseorang yang telah memiliki akidah yang kuat tentu akan terbina karakter pribadinya yakni dengan mengerjakan shalat berjamaah sebagai bagian dari syiar Islam. Dengan rutin dan mengerjakan shalat berjamaah diharapkan akan tumbuh suatu sikap keteguhan dalam berusaha, disiplin dalam bekerja dan sebagainya.

Tujuan, Fungsi dan Keutamaan Shalat Berjama'ah


  Tujuan, Fungsi dan Keutamaan Shalat Berjama'ah
1.      Tujuan
Shalat berjama’ah adalah suatu bentuk ibadah shalat yang dikerjakan minimal oleh satu imam dan satu makmum. Shalat berjamaah merupakan lambang syiar Islam di mana dengan mengerjakan shalat berjamaah, maka secara tidak langsung telah mengembangkan Islam dan syiar-syiar yang ada di dalamnya.
Menurut Siswanto, menjelaskan bahwa “Shalat berjama’ah merupakan salah satu syiar Islam terbesar, sementara ibadah lainnya hanyalah pengembangan saja.”[1] Shalat berjama’ah juga merupakan indikator utama keberhasilan dan kejayaan umat Islam di mana melalui prosesi shalat berjama’ah tergambar akan ukhuwah Islamiyah di kalangan umat Islam dalam sebuah negara. 

Hukum dan Hikmah Shalat Berjama’ah


Hukum dan Hikmah Shalat Berjama’ah
1.      Pengertian Shalat Berjamaah
Istilah “Berjama’ah”mencakup pengertian lebih dari seorang, Walaupun salat yang terdiri dari seorang imam dan seorang makmumnya, sekalipun makmumnya hanya seorang anak kecil atau wanita saja.
Sayid Sabiq mengatakan: terjadinya salat berjamaah dengan seorang makmum. Makmum itu boleh laki-laki, perempuan bahkan anak-anak yang masih kecilpun sah berjamaah dengannya, apalagi dengan anak yang telah sampai umur akan lebih baik lagi.

Disiplin Sekolah dan Kaitannya dengan Aktivitas Belajar Siswa

Disiplin Sekolah dan Kaitannya dengan Aktivitas Belajar Siswa
Proses belajar mengajar merupakan sebuah proses interaksi antara dua unsur manusia yaitu anak didik sebagai pembelajar dan pendidik sebagai pengajar. Proses ini merupakan kegiatan inti pada sebuah lembaga pendidikan, baik lembaga pendidikan yang bonafide, kurang diminati maupun lembaga pendidikan yang tidak diminati sama sekali.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Sekolah

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Sekolah

Kedisiplinan kadang lebih mudah diucapkan dan sangat sukar untuk dijalankan. Semua orang memiliki keinginan untuk menjalankan kedisiplinan, namun tidak sedikit pula yang gagal menjalankan kedisiplinan. Banyak orang yang sukses karena berhasil meningkatkan kedisiplinan dalam hidupnya, namun jarang kita melihat ada orang yang sukses karena tidak disiplin. Berapa banyak orang yang mendapat kedudukan tinggi disebabkan kedisiplinannya dalam menuntut ilmu. Hal ini berarti kesuksesan adalah suatu hal yang mustahil didapat apabial tidak  didukung oleh kedisiplinan.

Fungsi Disiplin Sekolah dalam Belajar Mengajar

Fungsi Disiplin Sekolah dalam Belajar Mengajar

Disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam sistem tunduk dan patuh pada peraturan-peraturan yang ada dengan senang hati. Disiplin dalam lingkup sekolah adalah disiplin sebagai suatu keadaan tertib di mana guru, staff sekolah dan peserta didik yang tergabung dalam sekolah, tunduk kepada peraturan yang ditetapkan dengan senang hati.

Dasar dan Tujuan Disiplin Sekolah


Dasar dan Tujuan Disiplin Sekolah

Pada lembaga pendidikan seperti sekolah, dikenal adanya disiplin tertentu yang merupakan norma atau peraturan yang harus ditaati untuk dapat tercapainya tujuan tertentu. Seandainya pada suatu kelompok tidak mengenal ketentuan tersebut, maka disangsikan keberhasilan dalam mebentuk sikap dan tingkah laku anak didik, dan adakalanya dapat merendahkan derajat kepribadian guru.

Aspek-aspek Prestasi Belajar


Aspek-aspek Prestasi Belajar.
1. Aspek Kognitif
Aspek kognitif adalah aspek yang lebih banyak berkenaan dengan perilaku dalam aspek berpikir / intelektual. Contoh : Siswa dapat memecahkan persamaan kuadrat.
Aspek kognitif ini mempunyai 6 (enam) tingkatan kemampuan, yaitu :

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar.
Dapat diberikan suatu pengertian terhadap prestasi belajar sebagai suatu produk yang diperoleh melalui kegiatan belajar, maka sudah menjadi suatu hal yang tidak mengherankan bahwa berhasil tidaknya belajar itu sangat tergantung kepada factor-faktor yang turut mempengaruhinya. Agar belajar itu mencapai hasil yang lebih tinggi, maka factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar hendaknya perlu diperhatikan dan dikondisikan sedemikian rupa, sehingga tidak akan ditemukan hambatan dan kendala-kendala, kalau itu bisa diatasi sehingga tidak akan menemukan kegagalan yang tentunya sangat tidak diharapkan.

Pengertian Belajar dan Macam-Macam Aktivitas Belajar


Pengertian Belajar dan Macam-Macam Aktivitas Belajar.
1. Pengertian Belajar.
Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup seseorang, dimana pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk dan berkembang disebabkan oleh kegiatan belajar. Oleh karena itu seseorang dikatakan belajar apabila pada dirinya terjadi sesuatu proses kegiatan yang disertai dengan usaha orang itu sendiri, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku. Semua aktifitas dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku itu sendiri merupakan hasil belajar.

Aktivitas Belajar Dan Prestasi Belajar Siswa


Aktivitas Belajar Dan Prestasi Belajar Siswa
Dalam kegiatan sehari-hari, kita melakukan banyak kegiatan yang sebenarnya merupakan gejala belajar, ini menunjukkan bahwa mustahil kita melakukan kegiatan itu, kalau kita tidak belajar terlebih dahulu, misalnya mengenakan pakaian, berkomunikasi satu sama lain dan sebagainya. Gejala-gejala belajar semacam itu terlalu banyak, semuanya mengisi kehidupan manusia sehari-hari.

Faktor- faktor Pendukung dan Penghambat Active Learning


Faktor- faktor Pendukung dan Penghambat Active Learning

Untuk mengatasi berbagai kesulitan yang di hadapi siswa dalam mempelajari pelajaran, maka seorang guru haruslah terlebih dahulu mengdiagnosis faktor apa kiranya yang menyebabkan kesulitan belajar tersebut muncul. Salah satu jalan misalnya dengan menjelaskan kecerdasan Gardner.”[1] Akan tetapi pada dasarnya faktor- faktor kesulitan belajar Pendidikan Agama terbagi kepada dua faktor, secara umum sama dengan faktor kesulitan belajar pada umumnya, yaitu :
a.       Faktor Intern, yang meliputi faktor fsiologis dan psikologis.
b.      Faktor ekstern, yang meliputi faktor sosial dan non sosial.[2]

Strategi Pembelajaran Melalui Active Learning


Strategi Pembelajaran Melalui Active Learning

Strategi pembelajaran adalah “suatu pola umum tindakan yang dilakukan oleh seorang guru terhadap anak didiknya dalam proses belajar mengajar agar dapat memanifestasikan aktivitas pembelajaran tersebut.”[1] Dalam konteks global strategi diartikan sebagai suatu garis- garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha pencapaian sasaran yang telah ditentukan.

Ciri-ciri Active Learning

Ciri – ciri Active Learning

Ciri – ciri active learning bertujuan agar pola pembelajaran yang diterapkan oleh guru dapat berjalan dengan maksimal dan sempurna. Karena pola belajar siswa  adalah suatu cara atau tindakan yang dilakukan dalam proses belajar antara pendidik dengan peserta didik agar dapat tercapai kepada target pendidikan yang telah di tetapkan bersama secara nasional. Perubahan besar yang terjadi pada masyarakat dan bangsa Indonesia khususnya serta masyarakat dan bangsa- bangsa di dunia pada umumnya menuntut adanya penyesuaian- penyesuaian tertentu dalam bidang pendidikan. Pendidikan tidak lagi cukup diselenggarakan secara tradisional, berjalan apa adanya tanpa adanya target yang jelas dan tidak adanya prosedur pencapaian target yang terbukti efektif dan efesien.

Pengertian Active Learning

Pengertian Active Learning dan Latar Belakangnya
 1. Pengertian Active learning 
Active learning adalah berasal dari bahasa asing, yaitu “active” dan “learning”. Active berarti “aktif, sedangkan learning bermakna belajar.” Jadi yang dimaksud dengan active learning adalah “suatu konsep belajar yang memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa itu sendiri dalam proses pembelajaran.” Pendidikan secara umum dapat dimengerti sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

08 June 2015

Keharmonisan Orang Tua dan Pengaruhnya terhadap Pendidikan

Keharmonisan Orang Tua dan Pengaruhnya terhadap Pendidikan Anak
Pendidikan anak tidak akan berhasil sebagaimana yang diharapkan, jika orang tuanya tidak mendukung. Keluarga dapat memberikan kondisi-kondisi tertentu untuk mencapai keberhasilan kedisiplinan anak dalam belajar. Keadaan keluarga yang tidak harmonis, sering cekcok, sering terjadi ketegangan akibat tidak saling mengerti antara ayah dan ibu  akan memberikan pengaruh negatif atau kurang menguntungkan terhadap proses pendidikan anaknya. Dalam hal ini sesuai dengan dikemukakan oleh Winarno Surachman yaitu :

Ciri-Ciri Orang Tua yang Harmonis



Ciri-Ciri Orang Tua yang Harmonis
Keluarga adalah sebagai sebuah insitusi yang terbentuk karena ikatan perkawinan. Di dalamnya hidup bersama pasangan suami istri secara sah karena pernikahan, mereka hidup bersama-sama dalam rukun dan damai dengan suatu tekat dan cita-cita untuk membentuk keluarga bahagia dan sejahtera lahir dan batin. Keluarga harmonis adalah dambaan setiap insan, karena terciptanya keluarga yang harmonis akan terbentuknya keluarga yang sakinah mawaddah warahmah yang terdiri dari sifat saling percaya, tidak menyalahkan, saling menghargai dan lain sebagainya.

Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Pendidikan Anak



Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Pendidikan Anak
Orang tua adalah orang dewasa yang pertama memikul tanggung jawab terhadap pendidikan anaknya. Sebab secara alami anak pada masa-masa awal kehidupannya berada ditengah-tengah ibu dan ayahnya. Orang tua berperan memelihara dan membesarkan anak, ini adalah bentuk yang paling sederahana dari tanggung jawab setiap orang tua yang merupakan dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Pola Pendidikan Anak dalam Keluarga




Pola Pendidikan Anak dalam Keluarga
Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama yang menyediakan kebutuhan biologis anak dan sekaligus memberikan pendidikannya, sehingga menghasilkan pribadi-pribadi yang dapat hidup dalam masyarakatnya, sambil menerima dan mengelola serta mewariskan kebudayaannya.

Efektifitas Penerapan PAKEM Dalam Pembelajaran



 Efektifitas Penerapan PAKEM Dalam Pembelajaran Agama
Tinggi rendahnya pendidikan seseorang sangat mempengaruhi dan menentukan dalam berbagai proses usaha seseorang. Oleh karena itu pendidikan tidak dapat dipisahkan dan kehidupan manusia. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang, semakin tinggi pula daya pemahaman/pemikiran orang tersebut. Hal di atas sesuai dengan yang dikemukakan oleh Harsya W. Bachtiar, yaitu pendidikan itu penting karena:

Pengaruh PAKEM Terhadap Pembelajaran



Pengaruh PAKEM Terhadap Pembelajaran Anak
Belajar merupakan “suatu proses perubahan yaitu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dan interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan perubahan-perubahan itu akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.”[1] Pendapat di atas juga dipertegas oleh         Sardiman “belajar berarti usaha merubah tingkah laku”[2]. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk percakapan, ketrampilan, pengertian, harga diri minat, watak dan penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang.

Prinsip Penerapan PAKEM


Prinsip Penerapan PAKEM pada Pembelajaran Pendidikan Agama
Dalam pembelajaran PAKEM peran serta guru dalam menerapkan pola belajar aktif siswa mutlak diperlukan, karena dengan pola tersebut akan menjadikan proses belajar mengajar menjadi lancar serta pencapaian tujuan pembelajaran akan mudah terealisasi. Pola belajar siswa adalah teknik pembelajaran yang diterapkan yang menjadikan siswa agar mampu menerima materi pelajaran sebagaimana yang diberikan. Pola belajar siswa aktif menitik beratkan pada kompetensi siswa serta pengalaman siswa dalam belajar.

Pengertian Pakem


Pengertian PAKEM
Dalam proses pembelajaran seorang guru di tuntut mempunyai kompetensi dalam pembelajarannya, sehingga dengan demikian maka guru tersebut akan mampu menjalankan fungsi dan peran mereka sebagai pendidik, pengajar, pelatih, serta pengayom bagi anak didiknya. Untuk dapat melaksanakan tugas profesionalnya dengan baik, calon guru harus memiliki empat standar kompetensi guru, yaitu: “kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.”[1]

Hubungan Motivasi Dengan Hasil Belajar Siswa


Hubungan Motivasi Dengan Hasil Belajar Siswa
Motivasi yang dilakukan guru merupakan faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar dan juga terhadap hasil belajar seorang siswa, atau suatu yang dapat diterima oleh akal atau berfikir secara logis, jika seorang siswa belajar dengan tekun, dengan motivasi dan minat yang tinggi sehingga kepeduliannya terhadap pelajaran akan meningkat rasional ini menunjukkan bahwa motivasi belajar yang tinggi akan menghasilkan prestasi belajar yang tinggi.[1]

Peran Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa


Peran Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Setiap siswa mempunyai latar belakang dan pengalaman yang berbeda seperti latar belakang keluarga, sosial kultural, ekonomi, bakat, minat dan kemampuan. Dalam proses mengajar pada umumnya guru menggunakan pendekatan yang sama, hal ini dapat mengakibatkan siswa akan mengalami kesulitan dalam belajar karena keunikan siswa tersebut kurang mendapat pelayanan, sehingga siswa akan memungkinan dalam mengikuti pembelajaran merasa akan kurang puas.

Macam-Macam Motivasi Siswa


Macam-Macam Motivasi Siswa
Pada dasarnya, setiap tindakan selalu dipengaruhi oleh motivasi, maka dia bawah ini penulis menguraikan berbagai macam motivasi yang dapat mengerakkan seseorang untuk berbuat atau bertingkah laku, termasuk keinginan orang tua menyekolahkan anaknya ke suatu lembaga pendidikan, tentu punya motivasi tersendiri. 

Motivasi Guru Dalam Pembelajaran


Upaya Guru Memotivasi Siswa Belajar
Guru sebagai tenaga profesional di bidang kependidikan, disamping memahani hal-hal yang bersifat filosofi dan konseptual, juga harus mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis. Hal-hal yang bessifat teknis ini, terutama kegiatan mengelola dan melaksankan interaksi belajar mengajar.

TANGGUNG JAWAB GURU DALAM PEMBELAJARAN


  Pemamfaatan Strategi Belajar Mengajar dan Metode Belajar
1.    Pemamfaatan Strategi Belajar Mengajar
Pengertian strategi secara umum yaitu garis-garis ikhtisar haluan untuk bertindak dalam usaha pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan.  Sedangkan strategi pembelajaran secara khusus yaitu pola-pola umum kegiatan guru dan murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk pencapaian sasaran atau tujuan.

Faktor-Faktor Pendukung Minat Belajar



Minat memiliki fungsi yang sangat signifikan bagi siswa dalam belajar. Demikian pentingnya minat, maka seyogyanyalah bila minat belajar siswa harus ditumbuhkembangkan secara maksimal. Usaha menumbuhkembangkan minat ini sangat ditentukan oleh pendukungnya. Secara umum ada dua aspek besar yang turut mendukung minat ini, yaitu aspek diri siswa (faktor internal) dan aspek luar siswa (faktor eksternal). Selanjutnya dua aspek ini akan saling mempengaruhi. Ada kemungkinan minat siswa yang memang sudah ada dalam dirinya akan berkurang manakala faktor eksternal tidak mendukungnya, apalagi merintanginya.

Macam -Macam Minat Belajar

Minat seseorang juga dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu minat dari dalam (intrinsik) dan minat karena pengaruh luar (ekstrinsik).
1.      Minat dari dalam (intrinsik)
Yang dimaksud dengan minat intrinsik adalah “minat-minat yang adanya tidak perlu dirangsang dari luar, karena sudah ada dalam diri individu”.[1] Sebagai contoh, seseorang yang senang membaca, tidak perlu ada yang menyuruh atau mendorongnya pun ia akan menaruh minat yang besar untuk membaca. Dengan demikian minat intrinsik merupakan minat yang adanya tanpa perlu dirangsang oleh sesuatu dari luar diri siswa.

Pengertian Minat dan Belajar



1.      Pengertian minat (interest)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat atau keinginan adalah “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”.[1] Berdasarkan arti kata tersebut dapat dipahami bahwa minat merupakan suatu kecenderungan yang sangat tinggi. Minat dapat dipahami sebagai rasa ingin memiliki, maka rasa ingin memiliki tersebut sangat tinggi dalam arti bersedia mengorbankan apapun demi memperolehnya. Jika dihubungkan dengan rasa ingin tahu, maka rasa ingin tahu tersebut juga sangat tinggi. Sehingga untuk mengetahui yang diminati tersebut seseorang dengan rela melakukan apapun, seperti belajar sampai larut malam.

03 June 2015

Pelajaran Agama di Sekolah Umum dan Ruang Lingkupnya



Pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar atau terencana untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan dan latihan. Pendidikan agama Islam pada hakikatnya merupakan sebuah proses, dalam perkembangannya juga dimaksudkan sebagai rumpun mata pelajaran  agama yang diajarkan disekolah maupun diperguruan tinggi

Strategi yang Digunakan Guru dalam Membina Akhlak



Strategi memegang peranan penting bagi pelaksanaan dan keberhasilan guru dalam membina akhlak. Sebab tanpa menggunakan stretegi belajar yang tepat,  maka tujuan pengajaran yang diharapkan sulit sekali tercapai sasaran yang di inginkan. Menurut Suryosubroto strategi adalah, "Keseluruhan metode yang menitik beratkan pada kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu"[1]

02 June 2015

Pengertian Guru dan Fungsinya


1.    Pengertian Guru
Guru menurut bahasa adalah “orang yang mengajar”.[1] Sedangkan pengertian guru menurut istilah adalah “pendidik dan pengajar pada pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah”.[2] Selanjutnya secara legal formal yang dimaksud dengan guru adalah “sesiapa yang memperoleh Surat Keputusan (SK), baik dari pemerintah maupun swasta untuk melaksanakan tugasnya, dan karena itu ia memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dilembaga pendidikan sekolah”.[3]

Ruang Lingkup Pembelajaran Aqidah Akhlak



  • Ruang Lingkup Pembelajaran Aqidah Akhlak

Mata pelajaran aqidah akhlak di tingkat Tsanawiah berdasarkan kurikulum berbasis kompetensis bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujutkan dalam akhlaknya yang terpuji, "melalui pemberian dan pemupukan, pengetahuan, penghayatan, pengamalan peserta didik tentang aqidah dan akhlak Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan meningkat kualitas keimanannya dan ketakwaannya kepada Allah SWT"[1]

Pengertian Strategi Pembelajaran



Pengertian strategi secara umum yaitu garis-garis ikhtisar haluan untuk bertindak dalam usaha pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan.  Sedangkan strategi pembelajaran secara khusus yaitu pola-pola umum kegiatan guru dan murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk pencapaian sasaran atau tujuan. Menurut Suryosubroto strategi mengajar adalah, "keseluruhan metode yang menitik beratkan pada kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu"[1]

Pengertian Media Pembelajaran


Media adalah segala macam alat, fasilitas yang digunakan dalam proses belajar mengajar untuk memperkaya atau memperjelas pemahaman siswa terhadap apa yang dipelajarinya serta menjadi alat bantu bagi guru dalam mengajar sehingga metode yang digunakan lebih efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.Gerlach dan Ely dalam buku Media Pengajaran yang dikutip oleh Azhar Arsyad mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah "manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media"[1]. Secara lebih khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafik, fotografis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi Visual dan Verbal.

01 June 2015

Cara mengatur margin pada word



Ketika mengetik terkadang kita harus merubah batas tepi atau margins di halaman kertas kita karena beberapa hal, sebagai contoh ketika kita sedang membuat Tugas ahir kuliah yang mengharuskan batas tepi / margins 4-3-4-3 yaitu batas kiri 4 cm kanan 3 cm atas 3 cm bawah 4 cm. terkadang bagi yang belum tahu cara merubah settingan tersebut akan merasa kerepotan dan tidak tahu bagaimana yang harus dilakukan.
Maka pada kesempatan kali ini kita akan belajar bersama bagaimana cara melakukan hal tersebut.