09 June 2015

Pengertian dan Fungsi Evaluasi dalam Pendidikan

Pengertian dan Fungsi Evaluasi dalam Pendidikan
  1. Pengertian Evaluasi
Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation. Di dalam bahasa Arab disebut Al-Taqdir yang berarti penilaian dan Al-Qimah yang berarti nilai. Asal katanya adalah value. Dengan demikian secara harfiah Evaluasi Pendidikan dikenal ‘Education Evaluation : Al-Taqdir Al-Tarbawy’ yang berarti penilaian dalam pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan[1].

Adapun menurut istilah, sebagaimana yang dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Grad W. Brown ; “Evasluation refer to the act or process to determining the value of something, yang artinya : Evaluasi merupakan suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu”[2]
Anne Anasti mengemukakan bahwa ; “Evaluasi bukanlah sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan idental melainkan merupakan kegiatan untuk menilai secara terencana, sistematis dan terarah berdasarkan tujuan yang jelas”[3]   
Dalam bahasa Arab evaluasi dikenal dengan istilah imtihan yang berarti tujuan. Dan dikenal pula khataman yaitu sebagai cara menilai hasil akhir dari proses pendidikan.
Evaluasi adalah “suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari pada  sesuatu”[4]
Penilaian dalam pendidikan berarti “seperangkat tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Menurut ilmu jiwa evaluasi berarti, menetapkan fenomena yang dianggap berarti di dalam hal yang sama berdasarkan suatu standar”[5]   
Bloom et. Al memberikan pengertian evaluasi adalah “pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri siswa”.[6]
Stufflebeam et. Al, yang dinamakan dengan evaluasi adalah merupakan proses untuk menggambarkan, memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif untuk perpustakaan”[7]
“Evaluasi pendidikan menurut lembaga administrasi negara adalah proses atau kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan dan usaha untuk memperoleh informasi umpan balik (feed balik) bagi penyempurnaan pendidikan”[8]
Evaluasi atau penilaian adalah proses yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui hasil kegiatan siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Evaluasi merupakan kesimpulan sederatan pengukuran yang dilakukan berkali-kali dengan suatu tujuan tertentu. Hasil belajar siswa yang diperoleh melalui evaluasi itu tidak hanya sekedar diketahui dan dipahami oleh guru, tetapi yang lebih penting adalah agar dapat digunakan dengan tujuan tertentu seperti kenaikan kelas, meluluskan siswa dan sebagainya.[9] 

Dari beberapa pengertian dapat diartikan evaluasi merupakan kegiatan atau proses untuk mengukur dan selanjutnya menilai sampai dimanakah kegiatan yang telah dirumuskan itu dilaksanakan. Untuk dicapai tujuannya secara bertahap, maka dengan evaluasi yang berkesinambungan akan dapat dipantau tahapan masa yang dapat diselesaikan, tahapan mana yang berjalan mulus mana yang mengalami kendala dalam pelaksanaannya. Jadi dengan evaluasi terbuka kemungkinan bagi evaluator untuk mengukur beberapa jauh dan seberapa besar kemajuan dan perkembangan program yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
Dalam arti lain yang menjadi inti penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berlangsung dalam bentuk interpretasi yang diakhiri dengan judgment. Interpretasi dan judgment merupakan tema penilaian yang mengimplikasikan adanya suatu perbandingan antara kriteria dan kenyataan dalam konteks situasi tertentu. Atas dasar itu maka dalam kegiatan penilaian selalu ada objek/program, ada kriteria dan interprestasi atau judgment. Penilaian hasil belajar kriteria tertentu.
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah “perubahan tingkah laku, dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif dan psikomotoris. Oleh sebab itu dalam penilaian hasil belajar, kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan penilaian”[10].
Bagi pendidik, penilaian terhadap pendidikan akan memberikan ketetapan atau kepastian kepada diri pendidikan tesebut, sudah sejauh mana usaha yang dilakukannya telah membawa hasil, sehingga secara psikologis memiliki pedoman atau pegangan batin yang pasti untuk menentukan langkah-langkah apa yang dipandang perlu dilakukan selanjutnya. Di dalam proses belajar mengajar para pendidik harus bisa menggunakan metode tertentu, dengan menggunakan metode tertentu hasil belajar siswa akan menunjukkan adanya daya serap terhadap materi yang telah diberikan kepada siswa. “Dan apabila hasil belajar siswa tidak menggembirakan, maka para pendidik harus berusaha untuk mengadakan penyempurnaan sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik[11]  

  1. Fungsi Evaluasi
Dengan dilakukannya penilaian terhadap hasil belajar siswa akan mengetahui apakah dirinya termasuk siswa yang berkemampuan tinggi, berkemampuan rata-rata atau berkemampuan rendah”[12].
Evaluasi dalam pendidikan dan pengajaran memiliki beberapa fungsi yaitu: Fungsi bagi siswa, fungsi bagi pendidik dan fungsi bagi lembaga sekolah.
a. Fungsi Bagi siswa
Fungsi bagi siswa memiliki fungsi sebagai berikut :
1.   Untuk mengetahui kemajuan dasar
Memulai evaluasi yang dilakukan terhadap proses belajar mengajar yang telah disampaikan di depan kelas maka akan segera dapat siswa ketahui tingkat kemajuan dan kematangannya terhadap teman-teman lainnya apakah tergolong maju dalam belajar atau tidak.
2.      Memberikan dorongan belajar bagi siswa.
Bagi siswa yang memiliki prestasi belajar yang baik melalui hasil test dapat dilakukan untuk meningkatkan serta mempertahankan prestasi yang telah dicapainya. Dan  sebaliknya bagi siswa yang memiliki nilai dan prestasi yang kurang dapat menjadi semangat dalam meningkatkan belajar yang baik.
            3.   Sebagai laporan bagi orang tua murid.
                  Hasil penilaian kemajuan belajar siswa yang biasanya terbentuk “Buku Rapor” sangat penting bagi orang tua murid, sebagai bahan informasi mengenai kemajuan belajar anaknya akan selalu mendorong dan membimbingnya dalam belajar.
4        Mengukur ketetapan materi pelajaran
Dengan mengevaluasi, guru dapat mengetahui apakah materi pelajaran yang disampaikan telah dikuasai atau perlu diadakan peningkatan[13].

b.      Fungsi bagi pendidik (Guru)

Bagi seorang pendidik atau guru evaluasi berfungsi :
            1.  Untuk menyeleksi siswa
            Dengan mengadakan penilaian, guru dapat mengadakan seleksi terhadap      siswanya.
            2..  Evaluasi bermanfaat diagnosa
                  Apabila penilaian yang dilakukan benar-benar telah memenuhi persyaratan evaluasi/penilaian yang baik maka dengan melihat nilai hasil belajar siswa itu, guru dapat mengetahui sebab musabab kelemahan dan kekurangannya itu. Jika hal ini terjadi, maka ini berarti guru telah melakukan diagnosa yang untuk kemudian berusaha mencari tindak lanjut dalam pemecahannya.
            3..  Bermanfaat sebagai penempatan.
                  Melalui penilaian yang dilakukan guru terhadap hasil belajar siswa akan diketahui tingkat kemampuan masing-masing anak didik. Dari hasil itu pula siswa dapat ditempatkan kedudukan belajarnya sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.  
4.  Mengukur ketepatan materi pelajaran
Dengan mengevaluasi, guru dapat mengetahui apakah materi pelajaran yang disampaikan telah dikuasai atau masih perlu diadakan peningkatan.
5.   Untuk mengetahui ketepatan metode
Metode adalah cara bagaimana mengkajikan bahan pelajaran agar diterima oleh anak didik.
6.   Untuk merencanakan program yang akan datang.
Evaluasi sangat penting bagi program remedial. Evaluasi akan mempunyai arti jika ditempatkan sebagai bahan bagi penentuan kegiatan pendidikan berikutnya[14].

c.       Fungsi bagi sekolah

Evaluasi bukan saja berfungsi bagi siswa dan guru akan tetapi berfungsi juga bagi sekolah yakni :
1.      Untuk mengukur ketepatan kurikulum atau silabus melalui evaluasi/penilaian terhadap pengajaran yang dilakukan oleh guru, maka akan dapat diketahui apakah ketetapan kurikulum telah tercapai sesuai dengan target yang ditentukan atau belum. Maka hasil dari itu sekolah dapat menempatkan langkah-langkah untuk perencanaan program berikutnya yang lebih baik.
2.      Untuk mengukur tingkatan kemajuan sekolah
Sudah barang tentu jika hasil penilaian yang dilakukan menunjukkan tanda-tanda telah terlaksananya kurikulum sekolah secara baik maka berarti tingkat ketetapan dan kemajuan telah tercapai sebagaimana diharapkan.
3.      Mengukur keberhasilan guru mengajar.
Melalui evaluasi/penilaian yang telah dilaksanakan dalam pengajaran merupakan bahan informasi bagi guru untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam mengajar di depan kelas.
4.      Untuk meningkatkan prestasi kerja
Yaitu keberhasilan dan kemajuan yang dicapai dalam pengajaran akan mendorong bagi sekolah/guru untuk terus meningkatkan prestasi kerja dan berusaha memperbaiki kelemahan dan kekurangan.[15]



[1] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hal. 1

[2] Ibid, hal. 2

[3] M. Chobib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996 hal. 1
[4] Tayar Yusuf dan Saiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, Raja Grafindo Persada, 1995, hal. 209

[5] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Penilaian Dalam Pendidikan Materi Dasar Mengajar Akta V, 1984, hal. 1

[6] Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2001, hal. 1

[7] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 1
[8]Ibid, hal. 60

[9] Abdul Rahman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi Misi dan Aksi, Gema Windu Pasca Perkasa, Jakarta, 2000, hal. 75
[10] Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hal. 1

[11]Daryanto, Op. Cit, hal.11
[12] Anas Sudijono, Op. Cit, hal. 1

[13] Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Op. Cit, hal. 210-211
[14] Ibid, hal. 22
[15] Muzakkir Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Tioritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Bumi Aksara, Jakarta,  2006, hal. 167-168

No comments: