Macam-macam Evaluasi Untuk Al-Quran Hadist
Dalam konteks evaluasi Quran Hadist hasil
proses pembelajaran di sekolah, dikenal adanya dua macam evaluasi yaitu test
dan non test. Dengan test, maka evaluasi hasil pembelajaran di sekolah itu
dilakukan dengan jalan menguji peserta didik. Sebaliknya, dengan non test maka
evaluasi dilakukan tanpa menguji peserta didik.
Dalam evaluasi hasil proses
pembelajaran di sekolah, dikenal adanya dua macam teknik terdiri dari teknik
test dan teknik nontest. Adapun penjelasannya
adalah sebagai berikut:
1.
TeknikTest
Cara (yang
ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian dalam bidang pendidikan yang
berupa pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan yang harus
dijawab atau perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh testee sehingga dapat
menghasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku prestasi testee.[1]
Nur Kencana
dan Sumartana memberikan pengertian mengenai test adalah sebagai berikut : “Test
adalah suatu cara untuk membedakan penelitian yang berbentuk suatu tugas yang
harus dikerjakan oleh anak atau kelompok sehingga menghasilkan nilai tentang
tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yaitu yang dapat dibandingkan dengan
nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau standar yang ditetapkan”[2]
Selanjutnya
Suharsimi Arikunto mengatakan “Test adalah suatu perobahan yang diadakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid
atau kelompok murid.”[3]
Dari kutipan
ini jelas bahwa test merupakan alat mengumpulkan informasi mengenai kemajuan
siswa mencakup pengetahuan tentang Al-Quran dan Hadist dan ketrampilan dalam
membaca dan menghafal Al-Quran dan Hadist sebagai hasil kegiatan belajar. Test
hasil belajar dapat dibedakan atas beberapa jenis. Pembagian jenis-jenis ini
dapat ditinjau dari beberapa sudut pandangan.
Dari hasil
jawaban test belajar Nur Kencana dan Sumartana membedakan atas dua jenis yaitu:
- Test tindakan (Perbuatan), yaitu apabila jawaban atau respon yang diberikan oleh anak itu membentuk tingkah laku. Test ini bertujuan untuk mengukur penampilan atau perbuatan atau kinerja yang telah dikuasai oleh peserta didik.
- Test verbal, yaitu apabila jawaban atau respon yang diberikan oleh anak berbentuk bahasa lisan maupun tulisan[4]
Adapun bentuk
test verbal dapat berupa test uraian. Dalam bentuk uraian, siswa diminta untuk
dapat merumuskan, mengorganisirkan dan menyajikan jawabannya dalam bentuk
uraian, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru seperti
seputar pengertian dan sejarah turunnya Al-Quran.
Nana Sudjana
dan Ibrahim M.A. mengemukakan test uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa
menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan,
membandingkan, memberikan alasan sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan
menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri[5].
Berdasarkan
bentuk soalnya maka test hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
bentuk test essay dan bentuk test objektif
a.
Test Essay
Nur Kencana
dan Sumartana memberikan pengertian mengenai test essay sebagai berikut: “Test
Essay adalah yang terdiri dari suatu pertanyaan atau suruhan yang menghendaki
jawaban yang berupa uraian-uraian yang relatif panjang”[6]
Dari uraian di
atas jelas bahwa test essay sebuah pertanyan yang memerlukan jawaban yang
berupa uraian atau penjelasan tentang pengertian siswa terhadap materi yang
dipelajari contoh pertanyaan essay misalnya :
Jawablah
pertanyaan di bawah ini dengan benar
1.Jelaskan
pengertian menurut istilah
2.Jelaskan
kandungan pokok surat
Yunus ayat 57
3.
Pelajaran apakan yang terkandung
pada wahyu yang pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW[7]
Muhammad Ali
membedakan bentuk test essay ke dalam dua macam yaitu :
a.
Uraian bebas, (konvergensi), yaitu
test yang harus dijawab dengan uraian secara bebas
b.
Uraian terikat (Divergen), yaitu
test yang menuntut jawaban yang berdasarkan suatu kriteria tertentu[8]
b.
Test Objektif
Test objektif
disebut juga short answer test. Test ini merupakan suatu bentuk test yang
terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab dengan cara memilih salah
satu alternatif yang telah disediakan, untuk mengisi jawaban-jawaban dengan
benar atau dengan beberapa perkataan atau simbol. Misalnya guru memberikan tes
kepada siswa dan tentang memahami bacaan Qalqalah dan waqaf, pertanyaan yang
diajukan siswa dapat menyebutkan qalqalah, menyebutkan huruf qalqalah dengan
benar dan bisa membedakan ayat Al-Quran yang mengandung bacaan qalqalah kubra
dan sughra
Bentuk test
objektif banyak ragamnya, setiap bentuk test objektif mempunyai nilai sendiri,
yaitu sesuai dengan maksud dan tujuan untuk keperluan apa test tersebut
diadakan. Bentuk test ini antara lain :
a) Bentuk benar salah, bentuk
soal ini dibuat dalam bentuk pertanyaan. Tugas siswa adalah menetapkan apakah pertanyaan ini
benar (B) atau salah (S). Dengan demikian siswa melingkari huruf B jika
pertanyaan itu benar dan S jika pertanyaan itu salah.
b) Bentuk melengkapi kalimat atau isian. Bentuk soal ini disajikan
dengan memberikan serangkaian pertanyaan dihilangkan sebagian unsurnya. Siswa
diminta untuk melengkapi kalimat atau pertanyaan tersebut
c) Bentuk menjodohkan, bentuk
ini disajikan atau dua kelompok pertanyaan yang paralel atau dua rangkaian
butir soal. Siswa diminta untuk menjodohkan secara tepat pasangan pada
kemungkinan jawaban.
d) Bentuk pilihan ganda, yaitu
bentuk soal yang mempunyai suatu jawaban yang benar atau paling tepat. Tugas
siswa yaitu memilih jawaban benar dari kemungkinan jawaban yang disediakan.[9]
2
Non Test
Teknik ini
digunakan untuk mengetahui karakteristik atau perangai siswa seperti minat,
sikap atau kepribadian yang tetap berlandaskan agama Islam.
- Pengamatan (observation), yaitu cara menghimpun bahan-bahan keterangan atau data yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.
- Wawancara (interview), yaitu cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan yang secara langsng berhadapan dengan testee dengan tujuan yang telah ditentukan
- Angket (Questioner), yaitu sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (resrponden). Dengan questioner ini dapat diketahui tentang data diri, pengamalan, sikap atau pendapatnya
- Studi kasus, digunakan untuk memperoleh data yang konprehensif mengenai kasus-kasus tertentu dari individu[10]
Penggunaan non
test untuk menilai hasil belajar masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan
penggunaan test. Dalam menilai hasil dalam proses belajar para guru di sekolah
pada umumnya lebih banyak menggunakan test dari pada non test mengingat alatnya
mudah dibuat, penggunaannya lebih praktis dan yang dinilai terbatas pada aspek
kognitif berdasarkan nilai-nilai yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan
pengalaman belajarnya.
Teknik non
test pada mata pelajaran Quran Hadist untuk menilai siswa dalam mengamalkan
ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Quran Hadist sebagai
pedoman dan petunjuk dalam seluruh aspek kehidupannya.[11]
Penilaian
dilakukan dengan keterlibatan atau sikap peserta didik terhadap kegiatan juga
dapat dinilai dengan memanfaatkan teman sekelompok. Hasil penelitian antar
teman dipakai untuk menjadikan pertimbangan dalam memberikan saran-saran agar
peserta didik lebih termotivasi juga agar mau lebih baik berinteraksi sesama
teman[12].
Adapun test-test yang digunakan di sekolah
lanjutan ada beberapa macam yang harus dikenali, agar memudahkan kita dalam
menyusun program test di sekolah tersebut, diantaranya sebagai berikut:
- Test Bakat Skolastik
Test ini
bertujuan untuk memperoleh deskripsi secara menyeluruh tentang kemampuan individu,
baik secara verbal maupun non verbal.
- Test membaca
Ketrampilan
membaca sangat penting bagi setiap siswa, baik yang akan melanjutkan maupun
yang tidak melanjutkan. Test membaca sebaiknya dipadukan dengan program
remedial membaca agar kegunaan lebih besar. Dengan demikian kita dapat
menempatkan siswa dalam program yang tepat.
- Test Hasil Belajar
Test hasil
belajar yang baku
berguna dalam membantu mengambil keputusan tentang rencana pendidikan mereka
dan membantu sekolah menilai berbagai aspek kurikulum yang menggambarkan
kemajuan siswa
- Pengukuran minat
Minat penting
dalam hubungan dengan pemilihan pendidikan dan jabatan. Untuk mengetahui minat,
siswa biasanya dipergunakan alat ukur yang disebut skala.
- Test Bakat Khusus
Test bakat
khusus sangat berguna dalam rangka penyuluhan, misalnya dalam rangka pendidikan
ketrampilan[13]
[1]
Anas Sudijono, Op. Cit, hal. 67
[2]
Nur Kencana dan Sumartana, Evaluasi Pendidikan, Balai Pustaka, Jakarta, 1981, hal. 26
[3]
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 1986, hal. 29
[4] Ibid,
hal. 26
[5]Nana
Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 2004, hal.
261-263
[6]Ibid,
hal 26
[7]
Tim Arrahman, Quran Hadist Untuk MTs kelas VIII, Aneka Ilmu, Semarang, 2005
[8]
Muhammad Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Angkasa, Bandung, 1985, hal. 98
[9]
Nana Sudjana dan Ibrahim, Op. Cit, hal. 267
[10]
Daryanto, Op. Cit, hal. 30
[11]
Departemen Agaman, Kurikulum Berbasis Kompetensi Kurikulum dan Hasil Belajar, Departemen Agama, Jakarta, 2003
[12]
Departemen Agama, Kurikulum Berbasis Kompetensi Penilaian Berbasis Kelas,
Departemen Agama, Jakarta,
2003
[13]
Oemar Hamalik, Teknik Pengukuran dan Evaluasi, Bandar Baru, Bandung, 2000, hal. 13
No comments:
Post a Comment