09 June 2015

Macam-macam Evaluasi Untuk Al-Quran Hadist

Macam-macam Evaluasi Untuk Al-Quran Hadist
            Dalam konteks evaluasi Quran Hadist hasil proses pembelajaran di sekolah, dikenal adanya dua macam evaluasi yaitu test dan non test. Dengan test, maka evaluasi hasil pembelajaran di sekolah itu dilakukan dengan jalan menguji peserta didik. Sebaliknya, dengan non test maka evaluasi dilakukan tanpa menguji peserta didik.

            Dalam evaluasi hasil proses pembelajaran di sekolah, dikenal adanya dua macam teknik terdiri dari teknik test dan teknik nontest. Adapun penjelasannya  adalah sebagai berikut:
1.      TeknikTest
Cara (yang ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian dalam bidang pendidikan yang berupa pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh testee sehingga dapat menghasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku prestasi testee.[1]
Nur Kencana dan Sumartana memberikan pengertian mengenai test adalah sebagai berikut : “Test adalah suatu cara untuk membedakan penelitian yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau kelompok sehingga menghasilkan nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yaitu yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau standar yang ditetapkan”[2]
Selanjutnya Suharsimi Arikunto mengatakan “Test adalah suatu perobahan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid.”[3]
Dari kutipan ini jelas bahwa test merupakan alat mengumpulkan informasi mengenai kemajuan siswa mencakup pengetahuan tentang Al-Quran dan Hadist dan ketrampilan dalam membaca dan menghafal Al-Quran dan Hadist sebagai hasil kegiatan belajar. Test hasil belajar dapat dibedakan atas beberapa jenis. Pembagian jenis-jenis ini dapat ditinjau dari beberapa sudut pandangan.
Dari hasil jawaban test belajar Nur Kencana dan Sumartana membedakan atas dua jenis yaitu:
  1. Test tindakan (Perbuatan), yaitu apabila jawaban atau respon yang diberikan oleh anak itu membentuk tingkah laku. Test ini bertujuan untuk mengukur penampilan atau perbuatan atau kinerja yang telah dikuasai oleh peserta didik.
  2. Test verbal, yaitu apabila jawaban atau respon yang diberikan oleh anak berbentuk bahasa lisan maupun tulisan[4]

Adapun bentuk test verbal dapat berupa test uraian. Dalam bentuk uraian, siswa diminta untuk dapat merumuskan, mengorganisirkan dan menyajikan jawabannya dalam bentuk uraian, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru seperti seputar pengertian dan sejarah turunnya Al-Quran.
Nana Sudjana dan Ibrahim M.A. mengemukakan test uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri[5].
Berdasarkan bentuk soalnya maka test hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu bentuk test essay dan bentuk test objektif
a.       Test Essay
Nur Kencana dan Sumartana memberikan pengertian mengenai test essay sebagai berikut: “Test Essay adalah yang terdiri dari suatu pertanyaan atau suruhan yang menghendaki jawaban yang berupa uraian-uraian yang relatif panjang”[6]
Dari uraian di atas jelas bahwa test essay sebuah pertanyan yang memerlukan jawaban yang berupa uraian atau penjelasan tentang pengertian siswa terhadap materi yang dipelajari contoh pertanyaan essay misalnya :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar
1.Jelaskan pengertian menurut istilah
2.Jelaskan kandungan pokok surat Yunus ayat 57
3.      Pelajaran apakan yang terkandung pada wahyu yang pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW[7]

Muhammad Ali membedakan bentuk test essay ke dalam dua macam yaitu :
a.       Uraian bebas, (konvergensi), yaitu test yang harus dijawab dengan uraian secara bebas
b.      Uraian terikat (Divergen), yaitu test yang menuntut jawaban yang berdasarkan suatu kriteria tertentu[8] 
b.      Test Objektif
Test objektif disebut juga short answer test. Test ini merupakan suatu bentuk test yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab dengan cara memilih salah satu alternatif yang telah disediakan, untuk mengisi jawaban-jawaban dengan benar atau dengan beberapa perkataan atau simbol. Misalnya guru memberikan tes kepada siswa dan tentang memahami bacaan Qalqalah dan waqaf, pertanyaan yang diajukan siswa dapat menyebutkan qalqalah, menyebutkan huruf qalqalah dengan benar dan bisa membedakan ayat Al-Quran yang mengandung bacaan qalqalah kubra dan sughra
Bentuk test objektif banyak ragamnya, setiap bentuk test objektif mempunyai nilai sendiri, yaitu sesuai dengan maksud dan tujuan untuk keperluan apa test tersebut diadakan. Bentuk test ini antara lain :
a)  Bentuk benar salah, bentuk soal ini dibuat dalam bentuk pertanyaan. Tugas  siswa adalah menetapkan apakah pertanyaan ini benar (B) atau salah (S). Dengan demikian siswa melingkari huruf B jika pertanyaan itu benar dan S jika pertanyaan itu salah.
b) Bentuk melengkapi kalimat atau isian. Bentuk soal ini disajikan dengan memberikan serangkaian pertanyaan dihilangkan sebagian unsurnya. Siswa diminta untuk melengkapi kalimat atau pertanyaan tersebut
c)  Bentuk menjodohkan, bentuk ini disajikan atau dua kelompok pertanyaan yang paralel atau dua rangkaian butir soal. Siswa diminta untuk menjodohkan secara tepat pasangan pada kemungkinan jawaban.
d)  Bentuk pilihan ganda, yaitu bentuk soal yang mempunyai suatu jawaban yang benar atau paling tepat. Tugas siswa yaitu memilih jawaban benar dari kemungkinan jawaban yang disediakan.[9] 

2        Non Test
Teknik ini digunakan untuk mengetahui karakteristik atau perangai siswa seperti minat, sikap atau kepribadian yang tetap berlandaskan agama Islam.
  1. Pengamatan (observation), yaitu cara menghimpun bahan-bahan keterangan atau data yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.
  2. Wawancara (interview), yaitu cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan yang secara langsng berhadapan dengan testee dengan tujuan yang telah ditentukan
  3. Angket (Questioner), yaitu sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (resrponden). Dengan questioner ini dapat diketahui tentang data diri, pengamalan, sikap atau pendapatnya
  4. Studi kasus, digunakan untuk memperoleh data yang konprehensif mengenai kasus-kasus tertentu dari individu[10]
Penggunaan non test untuk menilai hasil belajar masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan penggunaan test. Dalam menilai hasil dalam proses belajar para guru di sekolah pada umumnya lebih banyak menggunakan test dari pada non test mengingat alatnya mudah dibuat, penggunaannya lebih praktis dan yang dinilai terbatas pada aspek kognitif berdasarkan nilai-nilai yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya.
Teknik non test pada mata pelajaran Quran Hadist untuk menilai siswa dalam mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Quran Hadist sebagai pedoman dan petunjuk dalam seluruh aspek kehidupannya.[11] 
Penilaian dilakukan dengan keterlibatan atau sikap peserta didik terhadap kegiatan juga dapat dinilai dengan memanfaatkan teman sekelompok. Hasil penelitian antar teman dipakai untuk menjadikan pertimbangan dalam memberikan saran-saran agar peserta didik lebih termotivasi juga agar mau lebih baik berinteraksi sesama teman[12].
 Adapun test-test yang digunakan di sekolah lanjutan ada beberapa macam yang harus dikenali, agar memudahkan kita dalam menyusun program test di sekolah tersebut, diantaranya sebagai berikut:

  1. Test Bakat Skolastik
Test ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi secara menyeluruh tentang kemampuan individu, baik secara verbal maupun non verbal.
  1. Test membaca
Ketrampilan membaca sangat penting bagi setiap siswa, baik yang akan melanjutkan maupun yang tidak melanjutkan. Test membaca sebaiknya dipadukan dengan program remedial membaca agar kegunaan lebih besar. Dengan demikian kita dapat menempatkan siswa dalam program yang tepat.
  1. Test Hasil Belajar
Test hasil belajar yang baku berguna dalam membantu mengambil keputusan tentang rencana pendidikan mereka dan membantu sekolah menilai berbagai aspek kurikulum yang menggambarkan kemajuan siswa
  1. Pengukuran minat
Minat penting dalam hubungan dengan pemilihan pendidikan dan jabatan. Untuk mengetahui minat, siswa biasanya dipergunakan alat ukur yang disebut skala.
  1. Test Bakat Khusus
Test bakat khusus sangat berguna dalam rangka penyuluhan, misalnya dalam rangka pendidikan ketrampilan[13]


[1] Anas Sudijono, Op. Cit, hal. 67

[2] Nur Kencana dan Sumartana, Evaluasi Pendidikan, Balai Pustaka, Jakarta, 1981, hal. 26

[3] Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 1986, hal. 29
[4] Ibid, hal. 26

[5]Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 2004, hal. 261-263

[6]Ibid, hal 26
[7] Tim Arrahman, Quran Hadist Untuk MTs kelas VIII, Aneka Ilmu, Semarang, 2005

[8] Muhammad Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Angkasa, Bandung, 1985, hal. 98
[9] Nana Sudjana dan Ibrahim, Op. Cit, hal. 267
[10] Daryanto, Op. Cit, hal. 30

[11] Departemen Agaman, Kurikulum Berbasis Kompetensi Kurikulum dan Hasil Belajar,  Departemen Agama, Jakarta, 2003

[12] Departemen Agama, Kurikulum Berbasis Kompetensi Penilaian Berbasis Kelas, Departemen Agama, Jakarta, 2003
[13] Oemar Hamalik, Teknik Pengukuran dan Evaluasi, Bandar Baru, Bandung, 2000, hal. 13

No comments: