Upaya-Upaya Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan
merupakan unit kerja dari suatu lembaga tertentu yang mengolah bahan pustaka
baik berupa buku, majalah maupun bahan berupa non buku yang diatur secar
sistematis menurut sistem tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber
material oleh setiap pemakainya
.
Penyelenggaraan
perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan
pustaka, tetapi dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah diharapkan
dapat membantu murid-murid dan guru dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam
proses belajar mengajar. Oleh sebab itu segala bahan pustaka yang dimiliki
perpustakaan sekolah harus dapat menunjang proses belajar mengajar. Oleh karena
itu pengadaan bahan pustaka hendaknya mempertimbangkan kurikulum sekolah, serta
selerapara pembaca yang dalam hal ini adalah murid-murid.
Ibrahim
Bafadal, secara rinci manfaat perpustakaan sekolah, baik yang diselenggarakan di
sekolah dasar maupun di sekolah menengah adalah sebagai berikut:
Perpustakaan sekolah menimbulkan
kecintaan murid-murid terhadap membaca, dapat memperkaya pengalaman
murid-murid, dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya
murid-murid mampu belajar mandiri, dapat mempercepat proses penguasaan membaca,
dapat membactu kecakapan berbahasa, dapat melatih murid-murid kearah tanggung
jawab, dapat memperlancar murid-murid menyelesaikan tugas-tugas sekolah, dapat
membantu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran, dapat membantu murid,
guru dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.[1]
Perpustakaan
sekolah tampak bermanfaat apabila benar-benar memperlancar pencapaian proses
belajar mengajar di sekolah. Indikasi manfaat tersebut tidak hanya berupa
tingginya prestasi murid-murid, tetapi lebih jauh lagi antara lain adalah
murid-murid mampu mencari, menemukan, menyering dan menilai informasi, dan
murid-murid terbiasa belajar mandiri dan terlatih kearah tanggung jawab, serta
selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan sebagainya.
Adapun
upaya untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Menfungsikan
perpustakaan sebagai sumber belajar
Keberadaan
perpustakaan di sebuah lembaga pendidikan merupakan sumber belajar yang paling
utama, karena perpustakaan akan menyediakan berbagai jenis koleksi buku-buku
yang dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dalam proses belajar mengajar.
Perpustakaan
merupakan sumber belajar yang pakai oleh peserta didik, baik secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan peserta didik lainnya untuk
memudahkan belajar. kegiatan pembelajaran akan berjalan lebih optimal jika guru
dan siswa dapat memanfaatkan perpustakaan yang tersedia di sekolah.
Departemen
Agama menyebutkan bahwa "Perpustakaan merupakan sumber belajar berupa
barang cetakan seperti buku, majalah, jurnal dan laporan-laporan penelitian.
Jika semua barang yang tersedia dapat difungsikan dengan baik oleh guru dan
siswa di sekolah akan memberi manfaat yang besar terhadap hasil belajar".[2]
Berdasarkan
pendapat di atas, dapat dijelaskan bahwa upaya untuk memanfaatkan perpustakaan
sebagai sumber belajar mutlak diperlukan untuk memotivasi siswa gemar membaca.
Di samping itu guru juga akan memperoleh penambahan pengetahuan untuk menunjang
kelancaran proses pembelajaran.
2. Meningkatkan
pelayanan
Koleksi
yang dikelola perpustakaan kiranya tidak ada gunanya apabila tidak dimanfaatkan
oleh pemakai. Oleh karena itu perlu perencanaan yang tepatagar koleksi yang
bernilai itu bermanfaat bagi pembaca. Lasa HS, menyebutkan bahwa "Meningkatkan
pelayanan kepada pemakai merupakan salah satu tugas pokok dari pengelola
perpustakaan, karena jika petugas memberi pelayanan yang baik, suka marah, dan
kurang yakin maka siswa atau peminat enggan memasuki ruang perpustakaan".[3]
Siswa
yang membaca diperpustakaan memerlukan situasi dan kondisi yang tenang dan
nyaman agar bisa konsentrasi dalam penyerapan ilmu pengethuan dari sumber
informasi yang berupa buku, majalah, jurnal, CD, film dan lainnya. Oleh karena
itu diruangan perpustakaan perlu diciptakan ketenangan dan keamanan milik
pembaca.
3. Melengkapi
koleksi buku-buku
Kelengkapan
koleksi buku-buku di sebuah perpustakaan merupakan upaya untuk meningkatkan
minat pemakai jasa pelayanan perpustakaan. Karena semakin lengkap koleksi buku
diperpustakaan akan semakin bagus pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan
kepada masyarakat, pemakai juga semakin tertarik untuk menggunakan perpustakaan
sebagai sumber belajar.
Pawit M.
Yusuf, menyebutkan bahwa "Koleksi perpustakaan sekolah adalah sejumlah
bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku ataupun bahan bukan buku
yang dikelola untuk kepentingan proses belajar mengajar di sekolah yang bersangkutan".[4]
Dari
pendapat di atas, dapat dijelaskan bahwa koleksi perpustakaan merupakan
kumpulan berbagai jenis buku atau bukan buku untuk keperluan proses belajar
mengajar. Secara keseluruhan isinya mengandung bahan-bahan yang semuanya dapat
menunjang program kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah, baik program yang
sifatnya kurikuler maupun ekstra kurikuler.
Ibrahim
Bafadal, menyebutkan bahwa "Sebagai lembaga yang selalu berkembang
(growing organism), maka perpustakaan akan selalu meningkatkan aktivitasnya
sesuai dengan tuntutan pemakainya. Sebagai akibat adanya perkembangan tuntutan
ini mempengaruhi pelaksanaan program, meningkatkan kebutuhan, melengkapi keloksi".[5]
Dari
pendapat di atas, jelaslah bahwa kelengkapan koleksi sebuah perpustakaan adalah
modal yang besar pengaruhnya bterhadap perkembangan sebuah perpustakaan.
Berkembang tidaknya sebuah perpustakaan tergantung dari lengkap tidaknya
koleksi yang dimiliki. Sebagai upaya untuk memanfaatkan perpustakaan maka
melengkapi koleksi buku-buku suatu keharusan bagi pengurus.
Secara
fisik, jenis koleksi yang diperlukan untuk suatu perpustakaan sekolah dapat
dikelompokkan ke dalam katagori buku dan bukan buku. Pawit M. Yusuf menyebutkan
bahwa "Koleksi buku adalah kumpulan berbagai jenis buku, bisa buku yang
bermaterikan fiksi maupun yang bersifat nonfiksi. Sedangkan koleksi non buku
adalah koleksi yang masih dalam bentuk cetakan namun bukan berupa buku,
misalnya gambar, globe, map, surat
kabar serta majalah".[6]
Adari
keterangan di atas, dapat dijelaskan bahwa kedua jenis koleksi ini merupakan
sumber ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan proses
belajar mengajar. Baik keloksi jenis buku maupun non buku dapat perlu
dikembangkan untuk kepentingan siswa di sekolah.
[1]
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan..., hal. 6
[2]Departemen
Agama, Kurikulum Berbasis Kompetensi Kegiatan Pembelajaran, (Jakarta: Dirjend
Kelembagaan Agama Islam, 2003), hal. 37
[3]Lasa
HS, Manajemen..., Hal. 203
[4]Pawit
M. Yusuf dan Yaya Suhendar, Pedoman Penyelenggaraan..., hal. 25
[5]
Ibrahim Bafadal, Pedoman..., hal. 19
[6]Lasa
HS, Managemen Perpustakaan..., hal. 51
No comments:
Post a Comment