09 June 2015

Kedudukan Perpustakaan Sekolah dalam Proses Pembelajaran


Kedudukan Perpustakaan Sekolah dalam Proses Pembelajaran
            Kegiatan pembelajaran perlu diciptakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Kegiatan pembelajaran mestinya dirancang tidak hanya di ruang kelas saja, namun juga dapat dilakukan di luar kelas. Sebab kegiatan belajar yang hanya dilaksanakan di kelas boleh jadi hanya dapat mengoptimalkan potensi peserta didik tertentu dan tidak bagi peserta didik yang lain. Perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar di luar kelas, semakin sering siswa dibawa keperpustakaan semakin terbuka cakrawala berpikir siswa karena semakin banyak buku-buku yang dibaca. 

Upaya-Upaya Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah


Upaya-Upaya Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah
            Perpustakaan merupakan unit kerja dari suatu lembaga tertentu yang mengolah bahan pustaka baik berupa buku, majalah maupun bahan berupa non buku yang diatur secar sistematis menurut sistem tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber material oleh setiap pemakainya

Tujuan dan Fungsi Perpustakaan


Tujuan dan Fungsi Perpustakaan
            Secara umum perpustakaan bertujuan sebagai penunjang pendidikan, karena itu perpustakaan harus berusaha untuk menyediakan berbagai informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pemakai. Dalam hal ini Mibulga Larasati menyatakan bahwa "Tujuan perpustakaan adalah bersama-sama dan lembaga yang lain berusaha menciptakan masyarakat yang terdidik dan terpelajar, agar senantiasa tanggap terhadap perkembangan dunia dan ilmu pengetahuan sehingga menimbulkan rasa percaya diri, senantiasa terus menerus meningkatkan pendidikannya".[1]

Pengertian Perpustakaan dan Jenis-jenisnya


Pengertian Perpustakaan dan Jenis-jenisnya
Perpustakaan merupakan sumber bacaan yang perlu ditingkatkan pembinaannya. Posisi perpustakaan dalam sebuah lembaga pendidikan sangat strategis sebagai sumber belajar. Dilihat dari segi pengertiannya perpustakaan merupakan kitab atau buku".[1] Buku atau kitab adalah sumber belajar yang paling dominan digunakan dalam dunia pendidikan.

Prosedur Pengembangan Evaluasi

Prosedur Pengembangan Evaluasi
Sebelum evaluasi Al-Quran Hadits dilaksanakan harus disusun terlebih dahulu perencanaannya atau yang disebut prosedur penilaian. Prosedur penilaian Quran Hadist biasanya dituangkan ke dalam kisi-kisi pengukuran, seperti: “Menetapkan aspek yang diukur, jenis-jenis penilaian misalnya melakukan test prestasi belajar dilakukan melalui teknik test dan non test, menentukan teknik pengukuran seperti obyektif dan subyektif, juga dalam penilaian Al-Quran Hadits perlu diprogramkan bentuk-bentuk soal yang dievaluasi”[1]

Aspek-aspek yang Dinilai dalam Pendidikan Al-Quran Hadist

Aspek-aspek yang Dinilai dalam Pendidikan Al-Quran Hadist
Penilaian merupakan suatu proses di mana informasi dan pertimbangannya diolah untuk membuat suatu keputusan kebijaksanaan yang akan datang. Tindakan penilaian merupakan suatu proses untuk menentukan kualitas yang dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian berperan sebagai  alat untuk menentukan apa yang telah dikuasai.

Macam-macam Evaluasi Untuk Al-Quran Hadist

Macam-macam Evaluasi Untuk Al-Quran Hadist
            Dalam konteks evaluasi Quran Hadist hasil proses pembelajaran di sekolah, dikenal adanya dua macam evaluasi yaitu test dan non test. Dengan test, maka evaluasi hasil pembelajaran di sekolah itu dilakukan dengan jalan menguji peserta didik. Sebaliknya, dengan non test maka evaluasi dilakukan tanpa menguji peserta didik.

Pengertian dan Fungsi Evaluasi dalam Pendidikan

Pengertian dan Fungsi Evaluasi dalam Pendidikan
  1. Pengertian Evaluasi
Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation. Di dalam bahasa Arab disebut Al-Taqdir yang berarti penilaian dan Al-Qimah yang berarti nilai. Asal katanya adalah value. Dengan demikian secara harfiah Evaluasi Pendidikan dikenal ‘Education Evaluation : Al-Taqdir Al-Tarbawy’ yang berarti penilaian dalam pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan[1].

Hikmah Dibalik Pelaksanaan Shalat Berjamaah

Hikmah Dibalik Pelaksanaan Shalat Berjamaah
Pelaksanaan shalat berjamaah sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Hal ini sebagaimana dapat dijumpai dalam beberapa hadits Rasulullah yang menganjurkan kepada umatnya untuk melaksanakan shalat berjamaah. Bahkan beliau dalam salah satu haditsnya menjelaskan bahwa terdapat 5 perkara yang sangat bermanfaat bagi seorang muslim apabila tidak meninggalkan shalat berjamaah. Nabi SAW bersabda:

Shalat Berjamaah dan Pembentukan Kepribadian

Shalat Berjamaah dan Pembentukan Kepribadian
Shalat berjamaah pada dasarnya merupakan syiar kebesaran Islam dan sarana untuk menunjukkan kepada orang-orang non muslim bahwa Islam itu besar dan agung. Seseorang yang telah memiliki akidah yang kuat tentu akan terbina karakter pribadinya yakni dengan mengerjakan shalat berjamaah sebagai bagian dari syiar Islam. Dengan rutin dan mengerjakan shalat berjamaah diharapkan akan tumbuh suatu sikap keteguhan dalam berusaha, disiplin dalam bekerja dan sebagainya.

Tujuan, Fungsi dan Keutamaan Shalat Berjama'ah


  Tujuan, Fungsi dan Keutamaan Shalat Berjama'ah
1.      Tujuan
Shalat berjama’ah adalah suatu bentuk ibadah shalat yang dikerjakan minimal oleh satu imam dan satu makmum. Shalat berjamaah merupakan lambang syiar Islam di mana dengan mengerjakan shalat berjamaah, maka secara tidak langsung telah mengembangkan Islam dan syiar-syiar yang ada di dalamnya.
Menurut Siswanto, menjelaskan bahwa “Shalat berjama’ah merupakan salah satu syiar Islam terbesar, sementara ibadah lainnya hanyalah pengembangan saja.”[1] Shalat berjama’ah juga merupakan indikator utama keberhasilan dan kejayaan umat Islam di mana melalui prosesi shalat berjama’ah tergambar akan ukhuwah Islamiyah di kalangan umat Islam dalam sebuah negara. 

Hukum dan Hikmah Shalat Berjama’ah


Hukum dan Hikmah Shalat Berjama’ah
1.      Pengertian Shalat Berjamaah
Istilah “Berjama’ah”mencakup pengertian lebih dari seorang, Walaupun salat yang terdiri dari seorang imam dan seorang makmumnya, sekalipun makmumnya hanya seorang anak kecil atau wanita saja.
Sayid Sabiq mengatakan: terjadinya salat berjamaah dengan seorang makmum. Makmum itu boleh laki-laki, perempuan bahkan anak-anak yang masih kecilpun sah berjamaah dengannya, apalagi dengan anak yang telah sampai umur akan lebih baik lagi.

Disiplin Sekolah dan Kaitannya dengan Aktivitas Belajar Siswa

Disiplin Sekolah dan Kaitannya dengan Aktivitas Belajar Siswa
Proses belajar mengajar merupakan sebuah proses interaksi antara dua unsur manusia yaitu anak didik sebagai pembelajar dan pendidik sebagai pengajar. Proses ini merupakan kegiatan inti pada sebuah lembaga pendidikan, baik lembaga pendidikan yang bonafide, kurang diminati maupun lembaga pendidikan yang tidak diminati sama sekali.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Sekolah

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Sekolah

Kedisiplinan kadang lebih mudah diucapkan dan sangat sukar untuk dijalankan. Semua orang memiliki keinginan untuk menjalankan kedisiplinan, namun tidak sedikit pula yang gagal menjalankan kedisiplinan. Banyak orang yang sukses karena berhasil meningkatkan kedisiplinan dalam hidupnya, namun jarang kita melihat ada orang yang sukses karena tidak disiplin. Berapa banyak orang yang mendapat kedudukan tinggi disebabkan kedisiplinannya dalam menuntut ilmu. Hal ini berarti kesuksesan adalah suatu hal yang mustahil didapat apabial tidak  didukung oleh kedisiplinan.

Fungsi Disiplin Sekolah dalam Belajar Mengajar

Fungsi Disiplin Sekolah dalam Belajar Mengajar

Disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam sistem tunduk dan patuh pada peraturan-peraturan yang ada dengan senang hati. Disiplin dalam lingkup sekolah adalah disiplin sebagai suatu keadaan tertib di mana guru, staff sekolah dan peserta didik yang tergabung dalam sekolah, tunduk kepada peraturan yang ditetapkan dengan senang hati.

Dasar dan Tujuan Disiplin Sekolah


Dasar dan Tujuan Disiplin Sekolah

Pada lembaga pendidikan seperti sekolah, dikenal adanya disiplin tertentu yang merupakan norma atau peraturan yang harus ditaati untuk dapat tercapainya tujuan tertentu. Seandainya pada suatu kelompok tidak mengenal ketentuan tersebut, maka disangsikan keberhasilan dalam mebentuk sikap dan tingkah laku anak didik, dan adakalanya dapat merendahkan derajat kepribadian guru.

Aspek-aspek Prestasi Belajar


Aspek-aspek Prestasi Belajar.
1. Aspek Kognitif
Aspek kognitif adalah aspek yang lebih banyak berkenaan dengan perilaku dalam aspek berpikir / intelektual. Contoh : Siswa dapat memecahkan persamaan kuadrat.
Aspek kognitif ini mempunyai 6 (enam) tingkatan kemampuan, yaitu :

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar.
Dapat diberikan suatu pengertian terhadap prestasi belajar sebagai suatu produk yang diperoleh melalui kegiatan belajar, maka sudah menjadi suatu hal yang tidak mengherankan bahwa berhasil tidaknya belajar itu sangat tergantung kepada factor-faktor yang turut mempengaruhinya. Agar belajar itu mencapai hasil yang lebih tinggi, maka factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar hendaknya perlu diperhatikan dan dikondisikan sedemikian rupa, sehingga tidak akan ditemukan hambatan dan kendala-kendala, kalau itu bisa diatasi sehingga tidak akan menemukan kegagalan yang tentunya sangat tidak diharapkan.

Pengertian Belajar dan Macam-Macam Aktivitas Belajar


Pengertian Belajar dan Macam-Macam Aktivitas Belajar.
1. Pengertian Belajar.
Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup seseorang, dimana pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk dan berkembang disebabkan oleh kegiatan belajar. Oleh karena itu seseorang dikatakan belajar apabila pada dirinya terjadi sesuatu proses kegiatan yang disertai dengan usaha orang itu sendiri, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku. Semua aktifitas dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku itu sendiri merupakan hasil belajar.

Aktivitas Belajar Dan Prestasi Belajar Siswa


Aktivitas Belajar Dan Prestasi Belajar Siswa
Dalam kegiatan sehari-hari, kita melakukan banyak kegiatan yang sebenarnya merupakan gejala belajar, ini menunjukkan bahwa mustahil kita melakukan kegiatan itu, kalau kita tidak belajar terlebih dahulu, misalnya mengenakan pakaian, berkomunikasi satu sama lain dan sebagainya. Gejala-gejala belajar semacam itu terlalu banyak, semuanya mengisi kehidupan manusia sehari-hari.

Faktor- faktor Pendukung dan Penghambat Active Learning


Faktor- faktor Pendukung dan Penghambat Active Learning

Untuk mengatasi berbagai kesulitan yang di hadapi siswa dalam mempelajari pelajaran, maka seorang guru haruslah terlebih dahulu mengdiagnosis faktor apa kiranya yang menyebabkan kesulitan belajar tersebut muncul. Salah satu jalan misalnya dengan menjelaskan kecerdasan Gardner.”[1] Akan tetapi pada dasarnya faktor- faktor kesulitan belajar Pendidikan Agama terbagi kepada dua faktor, secara umum sama dengan faktor kesulitan belajar pada umumnya, yaitu :
a.       Faktor Intern, yang meliputi faktor fsiologis dan psikologis.
b.      Faktor ekstern, yang meliputi faktor sosial dan non sosial.[2]

Strategi Pembelajaran Melalui Active Learning


Strategi Pembelajaran Melalui Active Learning

Strategi pembelajaran adalah “suatu pola umum tindakan yang dilakukan oleh seorang guru terhadap anak didiknya dalam proses belajar mengajar agar dapat memanifestasikan aktivitas pembelajaran tersebut.”[1] Dalam konteks global strategi diartikan sebagai suatu garis- garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha pencapaian sasaran yang telah ditentukan.

Ciri-ciri Active Learning

Ciri – ciri Active Learning

Ciri – ciri active learning bertujuan agar pola pembelajaran yang diterapkan oleh guru dapat berjalan dengan maksimal dan sempurna. Karena pola belajar siswa  adalah suatu cara atau tindakan yang dilakukan dalam proses belajar antara pendidik dengan peserta didik agar dapat tercapai kepada target pendidikan yang telah di tetapkan bersama secara nasional. Perubahan besar yang terjadi pada masyarakat dan bangsa Indonesia khususnya serta masyarakat dan bangsa- bangsa di dunia pada umumnya menuntut adanya penyesuaian- penyesuaian tertentu dalam bidang pendidikan. Pendidikan tidak lagi cukup diselenggarakan secara tradisional, berjalan apa adanya tanpa adanya target yang jelas dan tidak adanya prosedur pencapaian target yang terbukti efektif dan efesien.

Pengertian Active Learning

Pengertian Active Learning dan Latar Belakangnya
 1. Pengertian Active learning 
Active learning adalah berasal dari bahasa asing, yaitu “active” dan “learning”. Active berarti “aktif, sedangkan learning bermakna belajar.” Jadi yang dimaksud dengan active learning adalah “suatu konsep belajar yang memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa itu sendiri dalam proses pembelajaran.” Pendidikan secara umum dapat dimengerti sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan