Konsepsi Belajar dan Mengajar A1-Qur’an dalam
Islam.
Belajar dan mengajar terdiri dari dua kata yang secara terpisah dapat dijelaskan sebagai berikut. Belajar adalah “suatu usaha untuk memperoleh kepandaian dengan melatih diri serta bimbingan seorang guru atau dengan kata lain dapat juga dikatakan bahwa belajar adalah mencari dan memecahkan persoalan”.[1] Dengan demikian belajar merupakan suatu tindakan untuk mengubah diri dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi dapat melaksanakan dan sebagainya.
Belajar dan mengajar terdiri dari dua kata yang secara terpisah dapat dijelaskan sebagai berikut. Belajar adalah “suatu usaha untuk memperoleh kepandaian dengan melatih diri serta bimbingan seorang guru atau dengan kata lain dapat juga dikatakan bahwa belajar adalah mencari dan memecahkan persoalan”.[1] Dengan demikian belajar merupakan suatu tindakan untuk mengubah diri dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi dapat melaksanakan dan sebagainya.
Menunut Dequeily dan Ghazali, MA,
mengajar adalah “menanamkan pengetahuan pada seseorang”.[2]
Dengan kata lain, mengajar adalah suatu usaha atau tindakan yang menyebabkan
orang lain menjadi kenal, tahu dan faham serta dapat melaksanakan sesuatu yang
sebelumnya tidak dikenal atau diketahui.
Islam pada dasarnya menetapkan kewajiban
untuk menuntut ilmu secara lebih luas, pemahaman ini menghendaki adanya proses
belajar dan mengajar, karena lewat proses inilah nantinya melahirkan dan
menanam prinsip-pninsip keilmuan secara umum.
Mungkin, timbul pertanyaan, apakah
yang dikehendaki Islam untuk dipelajari oleh manusia agar seseorang mempelajari
segala yang bermanfaat baginya dalam merealisasikan tujuan yang telah digariskan
Allah. Belajar yang dikehendaki Islam adalah proses belajar yang berdasarkan nilai-nilai
yang ketauhidan hal ini terlihat dan wahyu pertama yang diturunkan Allah:
اقرٲ باسم ربك اﻠﺬﻯ خلق·خلق الانسان من علق· اقرأوربك لاكرم.اﻠﺬﻯ علم بالقلم
علم الانسان مالم يعلم (العلق ׃١-٥﴾
Artinya : Bacalah
dengan menyebutkan nama Rabb-Mu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia
dan segumpal darah. Bacalah dan Rabb-Mulah yang paling agung, yang mengajar
manusia dengan perantaraan
kalam, dia mengajarkan kepada munusia apa yang tidak ditahuinya” (Q.S. Al-Alaq
:1 - 5).
Dan pernyataan di atas dapat dipahami,
bahwa belajar Al-Qur’an tidak hanya dengan membaca lafadhnya saja tetapi menghendaki
makna yang lebih dalam belajar dan mengajar Al-Qur’an merupakan sesuatu yang
sangat utama. Belajar dalam kata menuntut ilmu, merupakan suatu kewajiban yang
tiada scorangpun berbeda pendapat tentunya.
Dalam kehidupan sosial umat Islam
pengajaran Al-Qur’an telah tumbuh dan berkembang seiring dengan perjalanan
Islam itu sendiri. Pengajaran Al-Qur’an dalam masyarakat Islam dimulai dari
rumah-rumah dan tempat-tempat pengajian, kebanyakan anak-anak diajarkan membaca
AlQur’an yang tidak mereka ketahui artinya. Bentuk yang paling rendah bermula
pada waktu anak-anak berumur kira-kira 5 tahun, menerima pelajaran dan orang
tuanya menghafalnya beberapa surat pendek dan juz AI-Qur’an yang terakhir,
setelah mereka berumur 7 atau 8 tahun mulai diajarkan membaca secara bertahap
diajar untuk dapat membaca Qur’an. Anak-anak tersebut belajar dirumah
tetangganya, atau di antar kelembaga pengajian seperti TPA yang di ajarkan
ustazi ustazah, pelajaran mi biasanya diberikan setelah sembahyang maghrib.
Program pengajaran mi biasanya berhenti setelah anak dapat membaca sendiri
Al-Qur’an tersebut dengan lancar dan benar.
Dari pernyataan di atas nampaklah
bahwa pengajaran A1-Qur’an tidak hanya tanggung jawab orang tua semata, tetapi
juga menjadi tanggung jawab masyarakat dengan menyelenggarakan
pengajian-pengajian di balai pengajian.
Proses belajar mengajar Al-Qur’an
dalam Islam pada hakekatnya bukan sekedar mampu menghafalkan huruf-hurufnya
belaka, tetapi menghendaki interaksi yang lebih dalam dengan menjadikan
AI-Qur’an sebagai petunjuk dan menjadikan anak tumbuh dan berkembang sesuai
dengan nilai-nilai Qur’ani. Dalam Al-Qur’an sendiri disebutkan betapa
pentingnya proses belajar mengajar, Firman Allah SWT:
الرحمن علم القرن. خلق الانسان. علمه البيان. (الرحمن ׃ ١- ٤)
Artinya: (Rabb)
yang maha pemurah, yang telah mengajarkan AI-Qur’an. Dia menciptakan manusia
manusia mengajarnya pandai berbicara. (Q.S. Ar-rahman: 1-4)
Nilai pendidikan dalam Al-Qur’an
berorientasi kepada ketauhidan dan akhlakul karimah. Nilai inilah yang perlu
dan terus ditanam dalam jiwa sianak sehingga pesan A1-Qur’an yang menjadi
rahmat bagi sekalian alam benar-benar terwujud ditengah-tengah masyarakat.
Dalam hal ini Al-Qur’an memuat tata nilai
yang sempurna mengungguli semua aturan-aturan agama lain sekalipun, Al-Qur’an
sebagai pedoman hidup, Al-Quran memberikan keterangan terhadap identitas diri
manusia, asal-usul kehidupan dan kesudahannya disamping itu juga memberi
keterangan segala persoalan dan masalah hidup yang dihadapi oleh manusia
terutama dalam hal mempelajari A1-Qur’an.
[1] Abu Ahmadi, Pendidikan Dari Masa ke Masa, (Bandung: Armiko,
1997), hal. 108.
[2] Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),
hal. 31.
No comments:
Post a Comment