01 December 2015

Konsepsi Belajar dan Mengajar A1-Qur’an dalam Islam.



   Konsepsi Belajar dan Mengajar A1-Qur’an dalam Islam. 
  Belajar dan mengajar terdiri dari dua kata yang secara terpisah dapat dijelaskan sebagai berikut. Belajar adalah “suatu usaha untuk memperoleh kepandaian dengan melatih diri serta bimbingan seorang guru atau dengan kata lain dapat juga dikatakan bahwa belajar adalah mencari dan memecahkan persoalan”.[1] Dengan demikian belajar merupakan suatu tindakan untuk mengubah diri dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi dapat melaksanakan dan sebagainya.

Menunut Dequeily dan Ghazali, MA, mengajar adalah “menanamkan pengetahuan pada seseorang”.[2] Dengan kata lain, mengajar adalah suatu usaha atau tindakan yang menyebabkan orang lain menjadi kenal, tahu dan faham serta dapat melaksanakan sesuatu yang sebelumnya tidak dikenal atau diketahui.
Islam pada dasarnya menetapkan kewajiban untuk menuntut ilmu secara lebih luas, pemahaman ini menghendaki adanya proses belajar dan mengajar, karena lewat proses inilah nantinya melahirkan dan menanam prinsip-pninsip keilmuan secara umum.
Mungkin, timbul pertanyaan, apakah yang dikehendaki Islam untuk dipelajari oleh manusia agar seseorang mempelajari segala yang bermanfaat baginya dalam merealisasikan tujuan yang telah digariskan Allah. Belajar yang dikehendaki Islam adalah proses belajar yang berdasarkan nilai-nilai yang ketauhidan hal ini terlihat dan wahyu pertama yang diturunkan Allah:
اقرٲ باسم ربك اﻠﺬﻯ خلق·خلق الانسان من علق· اقرأوربك لاكرم.اﻠﺬﻯ علم بالقلم علم الانسان مالم يعلم (العلق ׃١-٥﴾
Artinya : Bacalah dengan menyebutkan nama Rabb-Mu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dan segumpal darah. Bacalah dan Rabb-Mulah yang paling agung, yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam, dia mengajarkan kepada munusia apa yang tidak ditahuinya” (Q.S. Al-Alaq :1 - 5).
Dan pernyataan di atas dapat dipahami, bahwa belajar Al-Qur’an tidak hanya dengan membaca lafadhnya saja tetapi menghendaki makna yang lebih dalam belajar dan mengajar Al-Qur’an merupakan sesuatu yang sangat utama. Belajar dalam kata menuntut ilmu, merupakan suatu kewajiban yang tiada scorangpun berbeda pendapat tentunya.
Dalam kehidupan sosial umat Islam pengajaran Al-Qur’an telah tumbuh dan berkembang seiring dengan perjalanan Islam itu sendiri. Pengajaran Al-Qur’an dalam masyarakat Islam dimulai dari rumah-rumah dan tempat-tempat pengajian, kebanyakan anak-anak diajarkan membaca AlQur’an yang tidak mereka ketahui artinya. Bentuk yang paling rendah bermula pada waktu anak-anak berumur kira-kira 5 tahun, menerima pelajaran dan orang tuanya menghafalnya beberapa surat pendek dan juz AI-Qur’an yang terakhir, setelah mereka berumur 7 atau 8 tahun mulai diajarkan membaca secara bertahap diajar untuk dapat membaca Qur’an. Anak-anak tersebut belajar dirumah tetangganya, atau di antar kelembaga pengajian seperti TPA yang di ajarkan ustazi ustazah, pelajaran mi biasanya diberikan setelah sembahyang maghrib. Program pengajaran mi biasanya berhenti setelah anak dapat membaca sendiri Al-Qur’an tersebut dengan lancar dan benar.
Dari pernyataan di atas nampaklah bahwa pengajaran A1-Qur’an tidak hanya tanggung jawab orang tua semata, tetapi juga menjadi tanggung jawab masyarakat dengan menyelenggarakan pengajian-pengajian di balai pengajian.
Proses belajar mengajar Al-Qur’an dalam Islam pada hakekatnya bukan sekedar mampu menghafalkan huruf-hurufnya belaka, tetapi menghendaki interaksi yang lebih dalam dengan menjadikan AI-Qur’an sebagai petunjuk dan menjadikan anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan nilai-nilai Qur’ani. Dalam Al-Qur’an sendiri disebutkan betapa pentingnya proses belajar mengajar, Firman Allah SWT:
الرحمن علم القرن. خلق الانسان. علمه البيان. (الرحمن ׃ ١- ٤)  
Artinya: (Rabb) yang maha pemurah, yang telah mengajarkan AI-Qur’an. Dia menciptakan manusia manusia mengajarnya pandai berbicara. (Q.S. Ar-rahman: 1-4)
Nilai pendidikan dalam Al-Qur’an berorientasi kepada ketauhidan dan akhlakul karimah. Nilai inilah yang perlu dan terus ditanam dalam jiwa sianak sehingga pesan A1-Qur’an yang menjadi rahmat bagi sekalian alam benar-benar terwujud ditengah-tengah masyarakat.
Dalam hal ini Al-Qur’an memuat tata nilai yang sempurna mengungguli semua aturan-aturan agama lain sekalipun, Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, Al-Quran memberikan keterangan terhadap identitas diri manusia, asal-usul kehidupan dan kesudahannya disamping itu juga memberi keterangan segala persoalan dan masalah hidup yang dihadapi oleh manusia terutama dalam hal mempelajari A1-Qur’an.



[1] Abu Ahmadi, Pendidikan Dari Masa ke Masa, (Bandung: Armiko, 1997), hal. 108.

[2] Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. 31. 

No comments: