01 December 2015

Karakteristik dan Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an



 Karakteristik dan Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an
Pembelajaran dalam arti umum adalah “berusaha memperoleh kepandaian atau usaha-usaha yang dilakukan siswa untuk mendapatkan suatu keberhasilan denagn mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan”.[1] Sedangkan pembelajaran Al-Qur’an merupakan suatu kewajiban utama bagi setiap muslim dan menggapai kebahagiaan hidup yang diridhai Allah SWT.
Untuk lebih jelasnya mengenai keutamaan pembelajaran Al-Qur’an yaitu dengan membaca atau mempelajarinya serta mengajarkannya kepada orang lain yang berkaitan dengan masalah tersebut siantaranya Hadist berasal dari Usman Bin Affan, Rasulullah Bersabda:

عن عثمان ابن عفان قال : قال رسول الله صلى الله علىه وسلم (قال ثعبة)
"خير كم "(وقال سفيان) افضلكم من تعلم القران و علمه"(رواه :ماخه)
Artinya : Dari Abi Usman ra Rasulullah berkata : Orang yang paling baik diantara kamu adalah mereka yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain (HR. Ibnu Majjah)[2]  
Al-Qur’an adalah “kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT, kepada Nabi Muhammad SAW di dalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi pedoman dan pelajaran bagi umat manusia itu benar-benar mengikutinya. Allah menurunkan Al-Qur’an untuk menjadi petunjuk kepada segenap mereka yang berbakti untuk menjadi penyuluh kepada segala manusia yang tunduk dan menurut untuk pedoman hidup dunia dan akhirat”.[3]
Penjelasan yang terkandung dalam Al-Qur’an sebagai pedoman umat manusia tidak sedikitpun mengandung keragu-raguan dan harus dijelmakan oleh manusia untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT dalam bahasa yang satu dan melalui lidah Nabi yang satu pula, siapa saja yang berpedoman kepadanya akan mendapat petunjuk di dunia dan mendapat kemenangan di akhirat kelak.
Al-Qur’an janganlah dijadikan sebagai pajangan saja, melainkan kita harus menghayati merenungkan dan juga mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bukunya Zakiah Daradjat mengatakan :
Pedoman yang terkandung dalam Al-Qur’an sungguh luas selama Al-Qur’an itu dipahami, dipikirkan dan diteliti, maka akan terasalah bahwa Al-Qur’an sebenarnya menyuruh manusia melihat, memperhatikan, serta bekerja juga beramal berapa banyak ayat yang menyuruh orang memperhatikan apa yang ada di langit dan di bumi.[4]

Salah satu karakteristik pembelajaran Al-Qur’an adalah mendorong manusia seluruhnya untuk mempergunakan akal pikiran serta menambah ilmu pengetahuan sebisa mungkin, tingkat mempelajari baca Al-Qur’an dengan baik hendaknya sudah merata dilaksanakan semenjak kecil. Adanya suatu keistimewaan yang memuat pahala bagi orang yang mempelajarinya dengan diberi ketenangan hidup.
Djauhari Muhsin mengatakan “Dengan petunjuk Al-Qur’an manusia akan menjadi manusia yang mengetahui normr-norma kehidupan dan kaidah-kaidah petunjuk Allah yang telah menjadi aturan sopan santun dan tata krama pergaulan”.[5]
Al-Qur’an juga diturunkan menjadi pedoman hidup manusia karena Al-Qur’an adalah sebaik-baik bacaan, dikala susah maupun senang. Dan juga ia menjadi obat penawar bagi mereka yang jiwanya gelisah sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Isra’ Ayat 82 yang berbunyi :
ونترل من القءان ما هو شفاء ورحمة للمٶمنين ولا يزيد الظالمين ٳلا خسارا(الااسرا: ٨٢ )
Artiya : Dan kami turunkan Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al-Qur’an itu tidak lah menambah kepada orang-orang zalim elain kerugian. (Q.S Al-Isra’ : 82)
Tujuan dalam proses belajar mengajar merupakan “komponen pertama yang harus ditetapkan yang berfungsi sebagai indikator keberhasilan pengajaran. Dalam tujuan ini terhimpun sejumklah norma yang akan ditanamkan dalam anak didik, sehingga berhasil atau tidaknya tujuan pembelajaran dapat diketahui dari penguasaan anak didik terhadap bahan yang diberikan selama proses belajart mengajar berlangsung”.[6]
Allah SWT telah menurunkan A1-Qur’an tentunya mempunyai tujuan tertentu yang dapat di capai oleh hambanya lebih lagi menyangkut dengan kitab suci yang merupakan sumber dari segala sumber hukum Islam, tentun mempunyai tujuan tertentu yang dapat dicapai oleh umat manusia.
Abdurrahman An Nahlawi mengatakan “pendidikan A1-Qur’an termasuk di dalamnya pembelajaran membaca A1-Qur’an di harapkan santri mampu membaca dengan baik dan benar sesuai dengan kaedah ilmu tajwid dengan memahami dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari”.[7]
Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa belajar Al-Qur’an tidak hanya dengan membaca lafadnya saja tetapi menghendaki makna yang lebih dalam belajar dan mengajar A1-Qur’an merupakan sesuatu yang sangat utama.
Pembinaan manusia muslim yang beriman dan beramal shaleh mampu membina dan menciptakan orang-orang mempunyai pengetahuan agama yang akan meneruskan syiar agama islam dan bisa membentuk orang yang berakhlak mulia, serta bertaqwa kepada Allah SWT”.[8] Membimbing agama bagi santri yang ada di lingkungan TPA yang diliputi dengan situasi ilmu-ilmu agama atau mcmbentuk perilaku yang baik bagi santri.
Adapun yang menjadi tujuan pembelajaran baca Al-Qur’an adalah sebagai berikut:
1.      Mempersiapkan anak didik agar berpengetahuan dan berketrampilan                keagaman yang telah dimilikinya melalui program baca A1-Qur’an
2.      Anak-anak dapat mengagumi dan mencintai A1-Qur’an sebagai bacaan istimewa dan pedoman utama serta dapat mengerti isi kandungan A1-Qur’an dengan sebenarnya
3.      Anak-anak dapat terbiasa membaca A1-Qur’an dengan benar dan fasikh serta memahami hukum bacaan berdasarkan kaidah ilmu Tajwid
4.      Menanamkan perasaan keagamaan dalam hati dan menumbuhkannya sehingga tetap bertambah dekat hatinya kepada Allah.[9]

Kutipan di atas menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran baca AlQur’an yaitu mempersiapkan anak didik agar berpengetahuan dan berketrampilan dalam membaca A1-Qur’an dengan benar dan fasikh dapat mengerti isi kandungan A1-Qur’an dengan sebenarnya dalam menanamkan perasaan kegamaan dalam hati dan menumbuhkannya sehingga bertambah dekat hatinya kepada Allah SWT.



[1] Muhaimin, M. A. Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001), hal, 22

[2] Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, Bab XVI, Kairo: tt), hal. 322

[3]  TM. Hasby Ash – Shddieqy, Sejarah  Pengantar Al-Qur’an, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000), hal. 147

[4]  Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang,, tt), hal. 83

[5] Djauhari Muhsin, Kuliah Iman yang Qur’ani, Suatu Pemahaman Iman, (Bandung: Pustaka Esa, 1999), hal 57

[6] Sudajana, Metode Teknik Pembelajaran Partisipatif, (Bandung: Falah Production, 1995), hal. 35

[7] Abdurrhman An Nahlawi, Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), hal. 27

[8] Ibid., hal. 45

[9] Zainal Abidin S, Seluk Beluk Al-Qur’an, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hal. 16

No comments: