Pembelajaran dalam arti umum adalah
“berusaha memperoleh kepandaian atau usaha-usaha yang dilakukan siswa untuk
mendapatkan suatu keberhasilan denagn mengikuti aturan-aturan yang telah
ditetapkan”.[1]
Sedangkan pembelajaran Al-Qur’an merupakan suatu kewajiban utama bagi setiap
muslim dan menggapai kebahagiaan hidup yang diridhai Allah SWT.
Untuk lebih jelasnya mengenai keutamaan
pembelajaran Al-Qur’an yaitu dengan membaca atau mempelajarinya serta
mengajarkannya kepada orang lain yang berkaitan dengan masalah tersebut
siantaranya Hadist berasal dari Usman Bin Affan, Rasulullah Bersabda:
عن عثمان ابن عفان قال : قال رسول الله
صلى الله علىه وسلم (قال ثعبة)
"خير كم "(وقال سفيان) افضلكم
من تعلم القران و علمه"(رواه :ماخه)
Artinya
: Dari Abi Usman ra Rasulullah berkata : Orang yang paling baik diantara kamu
adalah mereka yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain
(HR. Ibnu Majjah)[2]
Al-Qur’an adalah “kitab suci yang
diturunkan oleh Allah SWT, kepada Nabi Muhammad SAW di dalamnya terkumpul wahyu
Ilahi yang menjadi pedoman dan pelajaran bagi umat manusia itu benar-benar mengikutinya.
Allah menurunkan Al-Qur’an untuk menjadi petunjuk kepada segenap mereka yang
berbakti untuk menjadi penyuluh kepada segala manusia yang tunduk dan menurut
untuk pedoman hidup dunia dan akhirat”.[3]
Penjelasan yang terkandung dalam
Al-Qur’an sebagai pedoman umat manusia tidak sedikitpun mengandung
keragu-raguan dan harus dijelmakan oleh manusia untuk mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT dalam bahasa yang
satu dan melalui lidah Nabi yang satu pula, siapa saja yang berpedoman
kepadanya akan mendapat petunjuk di dunia dan mendapat kemenangan di akhirat
kelak.
Al-Qur’an janganlah dijadikan
sebagai pajangan saja, melainkan kita harus menghayati merenungkan dan juga
mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bukunya Zakiah Daradjat
mengatakan :
Pedoman yang terkandung dalam
Al-Qur’an sungguh luas selama Al-Qur’an itu dipahami, dipikirkan dan diteliti,
maka akan terasalah bahwa Al-Qur’an sebenarnya menyuruh manusia melihat,
memperhatikan, serta bekerja juga beramal berapa banyak ayat yang menyuruh orang
memperhatikan apa yang ada di langit dan di bumi.[4]
Salah satu karakteristik pembelajaran
Al-Qur’an adalah mendorong manusia seluruhnya untuk mempergunakan akal pikiran
serta menambah ilmu pengetahuan sebisa mungkin, tingkat mempelajari baca
Al-Qur’an dengan baik hendaknya sudah merata dilaksanakan semenjak kecil.
Adanya suatu keistimewaan yang memuat pahala bagi orang yang mempelajarinya
dengan diberi ketenangan hidup.
Djauhari Muhsin mengatakan
“Dengan petunjuk Al-Qur’an manusia akan menjadi manusia yang mengetahui normr-norma
kehidupan dan kaidah-kaidah petunjuk Allah yang telah menjadi aturan sopan
santun dan tata krama pergaulan”.[5]
Al-Qur’an juga diturunkan menjadi
pedoman hidup manusia karena Al-Qur’an adalah sebaik-baik bacaan, dikala susah
maupun senang. Dan juga ia menjadi obat penawar bagi mereka yang jiwanya
gelisah sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Isra’ Ayat 82 yang berbunyi
:
ونترل من القءان ما هو شفاء ورحمة للمٶمنين ولا يزيد الظالمين ٳلا خسارا(الااسرا: ٨٢ )
Artiya
: Dan kami turunkan Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman, dan Al-Qur’an itu tidak lah menambah kepada orang-orang zalim elain
kerugian. (Q.S Al-Isra’ : 82)
Tujuan dalam proses belajar mengajar merupakan
“komponen pertama yang harus ditetapkan yang berfungsi sebagai indikator
keberhasilan pengajaran. Dalam tujuan ini terhimpun sejumklah norma yang akan
ditanamkan dalam anak didik, sehingga berhasil atau tidaknya tujuan pembelajaran
dapat diketahui dari penguasaan anak didik terhadap bahan yang diberikan selama
proses belajart mengajar berlangsung”.[6]
Allah SWT telah menurunkan A1-Qur’an tentunya
mempunyai tujuan tertentu yang dapat di capai oleh hambanya lebih lagi
menyangkut dengan kitab suci yang merupakan sumber dari segala sumber hukum
Islam, tentun mempunyai tujuan tertentu yang dapat dicapai oleh umat manusia.
Abdurrahman An Nahlawi mengatakan “pendidikan
A1-Qur’an termasuk di dalamnya pembelajaran membaca A1-Qur’an di harapkan santri
mampu membaca dengan baik dan benar sesuai dengan kaedah ilmu tajwid dengan
memahami dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari”.[7]
Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa
belajar Al-Qur’an tidak hanya dengan membaca lafadnya saja tetapi menghendaki
makna yang lebih dalam belajar dan mengajar A1-Qur’an merupakan sesuatu yang
sangat utama.
Pembinaan manusia muslim yang beriman dan beramal
shaleh mampu membina dan menciptakan orang-orang mempunyai pengetahuan agama
yang akan meneruskan syiar agama islam dan bisa membentuk orang yang berakhlak
mulia, serta bertaqwa kepada Allah SWT”.[8]
Membimbing agama bagi santri yang ada di lingkungan TPA yang diliputi dengan
situasi ilmu-ilmu agama atau mcmbentuk perilaku yang baik bagi santri.
Adapun yang menjadi tujuan pembelajaran baca
Al-Qur’an adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan anak didik agar berpengetahuan dan
berketrampilan keagaman yang telah dimilikinya melalui
program baca A1-Qur’an
2. Anak-anak dapat mengagumi dan mencintai A1-Qur’an
sebagai bacaan istimewa dan pedoman utama serta dapat mengerti isi kandungan
A1-Qur’an dengan sebenarnya
3. Anak-anak dapat terbiasa membaca A1-Qur’an dengan
benar dan fasikh serta memahami hukum bacaan berdasarkan kaidah ilmu Tajwid
4. Menanamkan perasaan keagamaan dalam hati dan
menumbuhkannya sehingga tetap bertambah dekat hatinya kepada Allah.[9]
Kutipan di atas menjelaskan bahwa tujuan
pembelajaran baca AlQur’an yaitu mempersiapkan anak didik agar berpengetahuan
dan berketrampilan dalam membaca A1-Qur’an dengan benar dan fasikh dapat
mengerti isi kandungan A1-Qur’an dengan sebenarnya dalam menanamkan perasaan
kegamaan dalam hati dan menumbuhkannya sehingga bertambah dekat hatinya kepada
Allah SWT.
[1] Muhaimin, M. A. Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2001), hal, 22
[2] Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, Bab XVI, Kairo: tt), hal. 322
[3] TM. Hasby Ash – Shddieqy,
Sejarah Pengantar Al-Qur’an, (Jakarta: Bulan Bintang,
2000), hal. 147
[4] Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam
Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang,, tt), hal. 83
[5] Djauhari Muhsin, Kuliah Iman yang Qur’ani, Suatu Pemahaman Iman,
(Bandung: Pustaka Esa, 1999), hal 57
[7] Abdurrhman An Nahlawi, Prinsip dan Metode Pendidikan Islam,
(Jakarta: Bumi Aksara, 1999), hal. 27
[8] Ibid., hal. 45
[9] Zainal Abidin S, Seluk Beluk Al-Qur’an, (Jakarta: Rineka Cipta,
1998), hal. 16
No comments:
Post a Comment