Hubungan Pengelolaan
Kelas dengan Proses Belajar Mengajar di Kelas
Pengelolaan
kelas dalam bahasa lnggris diistilahkan sebagai "Classroom Management, itu berarti istilah
pengelolaan identik dengan manajemen. Pengertian pengelolaan atau manajemen pada umumnya yaitu kegiatan-kegiatan meliputi
perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, dan penilaian".[1]
Pengelolaan
Kelas dapal diartikan berbagai kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan meciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagai terjadinya proses belajar mengajar. Sedangkan untuk pengajaran adalah
segala jenis kegiatan yang
dengan sengaja kita lakukan dan secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan- tujuan khusus
pengajaran.[2]
Terjadinya
interaksi edukatif dalam pengajaran sangat ditunjang oleh nuansa yang terjadi
dalam belajar mengajar dari segala lingkupnya yang paling penting dan utama
menyangkut tentang metode system dan cara yang diterapkan masin-masing komponen dalam pembelajaran tersebut baik bagi peserta didik sebagai
objek belajar maupun pendidik sebagai orang
yang memberikan pengajaran dalam hal transfer ilmu pengetahuan. Pada fenomena diatas akan dapat
dilihat begitu eratnya hubungan yang terjadi antara strategi penyelenggaraan pendidikan
agama islam dengan situasi benar-benar aman tertib dan terkendali dalam
pelaksanaan pengajaran. Hubungan antara stretegi penyelenggaraan agama islam
dengan penciptaan suasana kondusif dalan penyelenggaran dalam proses pengajaran
yakni dengan mengefektitkan suatu systen belajar mengajar akan dapat terpola
suatu mekanisme pengajaran yang efektiv pula Melalui peranan dan hubungan strategi penyelenggaraan pendidikan agama
islan dalam menciptakan situasi dan suasana yang kondusif dalam pengajaran itu
akar dapat "terimplementasi
secara akurat mengenai perwujudan suatu insan muda yang mempunyai bobot intelektual
yang memadai sehingga akan terbentuk pula generasi penerus harapan bangsa
dimasa akan datang, khususnya dalam melestarikan norma-norma dan nilai-nilai pendidikan secara luas dan
menyeluruh".[3]
Guru yang
memiliki motivasi yang tinggi dan tidak hanya untuk kepentingan dirinya, akan
dapat melakukan pengelolaan kelas dengan tepat. Guru tersebut akan menaruh perhatian bagi siswa dan
kelasnya. Guru akan melakukan yang terbaik bagi siswa. Dalam mentransfer materi pelajaran pada
siswa, guru akan mempelajari dan mengatur kelas sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk
melaksanakan proses belajar
mengajar dengan baik.
Guru akan
mencermati kemampuan. para siswa satu per satu, sehingga guru mengetahui kemampuan siswa pada
tingkatan rendah, sedang atau tinggi. Dengan demikian
guru akan menentukan siswa-siswa yang mana, yang perlu mendapat bimbingan yang
banyak; guru dapat menentukan metoda mengajar atau media pembelajaran yang harus digunakan. Guru akan
menentukan berapa banyak tugas yang
perlu diberikan. Hubungan yang bagaimana yang perlu dilakukan guru dengan siswa, agar kesulitan belajar siswa dapat
teratasi; motivasi belajar siswa teats meningkat.
Secara
sederhana dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja guru ada hubungan dengan efektivitas pengelolaan kelas.
Makin tinggi motivasi kerja guru, makin tinggi efektivitas pengelolaan kelas yang dapat dicapai.
Demikian Pula motivasi kerja guru ada hubungannya dengan gaya kepemimpinan guru dalam arti guru yang
memiliki motivasi kerja tinggi, akan berupaya untuk melakukan
berbagai strategi untuk keberhasilan
PBM-nya termasuk untuk menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat.
Keberhasilan mengajar seorang guru tidak
hanya berk.aitan- langsung dengan proses belajar mengajar, misalnya tujuan yang
jelas, menguasa.i materi, pemilihan metode
yang tepat, penggunaan sarana, dan evaluasi yang tepat. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah keberhasilan guru dalam
mencegah timbulnya perilaku subyek
didik yang mengganggu jalannya proses belajar mengajar, kondisi fisik belajar
dan kernampuan.m.engelolanya.
Oleh sebab itu kegiatan guru dapat dibagi
menjadi dua, "yaitu kegiatan pengelolaan pengajaran dan
kegiatan-pengelolaan kelas. Tujuan pengajaran yang tidak jelas, materi yang terlalu mudah atau terlalu sulit, urutan_materi
tidak sistematis, alat pembelajaran
tidak tersedia, merupakan contoh masalah pembelajaran. Sedangkan subyek didik mengantuk, enggan mengerjakan
tugas, terlambat masuk kelas, mengganggu teman lain, mengajukan
pertanyaan aneh, tempat duduk banyak kutu
busuk, ruang kelas kotor, merupakan contoh masalah pengelolaan kelas.
Dan untuk penanggulangannya seorang guru harus dapat memberikan bimbingan sebab ini secara psikologis akan menarik
keterlibatan siswa. Guru bisa memulainya dengan apa yang siswa sukai, bagaimana
cara berpikir mereka dan bagaimana mereka menyikapi hal-hal yang terjadi
dalam kehidupan mereka".[4]
Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar yang
mengaktifkan siswa periu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
- Aksesbilitas
: siswa mudah menjangkau alat dan sumber belajar.
- Mobilitas siswa dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian yang lain.
- Interaksi : memudahkan terjadi interaksi antara diri siswa maupun antar siswa.
- Variasi kerja siswa : memunkinkan siswa bekerja secara perorangan, berpasangan atau berkelompok.[5]
Pada intinya,
kemampuan guru memilih strategi pengelolaan kelas yang tepat sangat tergantung
pada kemampuannya menganalisis masalah kelas yang dihadapinya jika .ia tepat meletakkan strategi tersebut maka proses
belajar mengajar akan efektif.
No comments:
Post a Comment