A.
Tata Cara Pengelolaan Kelas dalam Proses Belajar Mengajar
Andri. F mengutip Wilford A. Weber mengemukakan bahwa Classroom management is a complex set of
behaviors the teacher uses to establish and maintain classroom conditions that will enable students to
achieve their instructional objectives
efficiently – that will enable them to learn (manajernen kelas adalah "satu himpunan kompleks dari perilaku-perilaku
guru gunakan untuk menetapkan dan memelihara kondisi-kondisi kelas yang akan
memberdaya.kan para siswa. untuk mencapai instruksi -objektif mereka secara
efisien itu akan memberdayakan mereka untuk belajar)”.[1]
Definisi di atas menunjukkan bahwa pengelolaan kelas merupakan seperangkat perilaku yang kompleks
dimana guru menggunakan untuk menata dan memelihara kondisi kelas yang akan
memampukan para siswa mencapai tujuan pembelajaran secara efisien.
Lebih lanjut dikemukakan pandangan-pandangan yang bersifat filosofis dan operasional dalam pengelolaan kelas
sebagai berikut :
1.
Pendekatan
otoriter : siswa perlu diawasi dan diatur;
2.
Pendekatan
intimidasi : mengawasi siswa dan tnenertibkan siswa dengan cara intimidasi;
3.
Pendekatan
permisif : memberikan kebebasan kepada siswa, apa yang ingin dilakukan siswa, guru hanya tnemantau
apa yang dilakukan siswa;
4.
|
Pendekatan resep
masakan : mengikuti dengan tertib dan tepat hal-hal yang sudah ditentukan, apa yang boleh dan
apa yang tidak;
5.
Pendekatan
pengajaran : guru menyusun rencana pengajaran dengan tepat untuk menghindari permasalahan perilaku
siswa yang tidak diharapkan;
6.
Pendekatan
modifikasi perilaku : mengupayakan perubahan perilaku yang positif pada siswa;
7.
Pendekatan
iklim sosio-emosional : menjalin hubungan yang positif antara guru-siswa ;
8.
Pendekatan sistem proses
kelompok/dinamika kelompok: meningkatkan dan memelihara
kelompok kelas yang efektif dan produktif “.[2]
Guru sebagai
pengelola kelas merupakan "orang yang mempunyai peranan yang strategis yaitu orang yang merencanakan kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan di kelas, orang yang akan mengimplementasikan kegiatan yang direncanakan dengan subjek dan objek siswa, orang
menentukan dan mengambil keputusan
dengan strategi yang akan digunakan dengan berbagai kegiatan di kelas,
dan guru pula yang akan menentukan alternatif solusi untuk mengatasi hambatan
dan tantangan yang muncul; maka dengan tiga pendekatan-pendekatan yang
dikemukakan, akan sangat membantu guru dalam melaksanakan tugas
pekerjaannya".[3]
Guru dalam
melakukan tugas rnengajar di suatu kelas, perlu merencanakan dan menentukan pengelolaan kelas yang bagaimana yang perlu dilakukan
dengan memperhatikan kondisi kemampuan belajar siswa serta materi pelajaran
yang akan diajarkan di kelas tersebut,
menyusun strategi untuk mengantisipasi apabila hambatan dan tantangan muncul agar proses belajar mengajar
tetap dapat berjalan dan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat
tercapai.
Pengelolaan kelas akan menjadi sederhana untuk dilakukan apabila
guru memiliki motivasi kerja yang tinggi,
dan guru mengetahui bahwa gaga kepemimpinan situasional akan sangat
bermanfaat bagi guru dalam melakukan tugas mengajarnya. Dengan demikian pengelolaan kelas tidak dapat terlepas dari motivasi
kerja guru, karena dengan motivasi kerja guru ini akan terlihat
sejauhmana motif dan motivasi guru untuk
melakukan pengelolaan kelas, sedangkan dengan gaga kepemimpinan guru
yang tepat yang digunakan dalam pengelolaan kelas akan mengoptimalkan dan memaksimalkan keberhasilan pengelolaan kelas
tersebut.
Sekolah
sebagai organisasi kerja terdiri dari beberapa kelas, baik yang bersifat paralel maupun yang menunjukkan
penjenjangan. Setiap kelas merupakan untuk kerja yang berdiri sendiri dan berkedudukan sebagai
sub sistem yang menjadi bagian dari sebuah sekolah sebagai total sistem. Pengembangan sekolah sebagai total
sistem atau satu kesatuan
organisasi, sangat tergantung pada penyelenggaraan dan pengelolaan kelas. Baik di lingkungan kelas
masing-masing sebagai unit kerja yang berdiri sendiri maupun
dalam hubungan kerja antara kelas yang satu dengan kelas yang lain.
Oleh karena
itu setiap guru kelas atau wali kelas sebagai pimpinan menengah (middle manager) atau administrator
kelas, menempati posisi dan peran yang penting, karena memikul tanggung jawab rnengembangkan dan
memajukan kela.s masingmasing
yang berpengaruh pada perkembangan dan kemajuan sekolah seem keseluruhan,
setiap murid dan guru yang menjadi komponen penggerak aktivitas kelas, harus didayagunakan secara
maksimal agar sebagai suatu kesatuan setiap kelas menjadi bagian yang dinamis di agar sebagai suatu
kesatuan setiap kelas menjadi bagian yang dinamis-di dalam organisasi sekolah.
Dari uraian di
atas jelas bahwa program kelas akan berkembang bilamana guru/wali kelas
mendayagunakan secara maksimal potensi kelas yang terdiri dari tiga unsur yakni: guru, murid dan proses atau dinamika kelas.
1. Kelas dalam arti sempit yakni ruangan
yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses mengajar belajar.
Kelas dalam pengertian tradisional ini mengandung sifat
statis karena sekedar menunjuk pengelompokan
pada batas umur kronologis masing-masing.
2. Kelas dalam arti luas adalah suatu
masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan
diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan mengaiar belajar yang keratif untuk
mencapai suatu tujuan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perwujudan
management kelas adalah:
a.
Kurikulum
b.
Bangunan
dan Sarana
c.
Guru
d.
Murid
e.
Dinamika Kelas
f.
Lingkungan
Sekitar.[4]
Keenam faktor
tersebut tidak berdiri sendiri, akan tetapi saling bertautan atau saling mempengaruhi, walaupun untuk
kepentingan uraian secara teoritis akan diketengahkan
satu persatu di bawah ini.
a.
Kurikulum
Sebuah kelas
tidak boleh sekedar diartikan sebagai tempat siswa berkumpul untuk mempelajari sejumlah ilmu
pengetahuan. Demikian juga sebuah sekolah bukanlah sekedar sebuah gedung tempat murid mencari
dan mendapatkan ilmu pengetahuan.
Sekolah dan kelas diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mendidik anak-anak,
yang tidak hanya harus didewasakan dari aspek intelektualnya saja, akan tetapi dalam
seluruh aspek kepribadiannya. Untuk itu bagi setiap tingkat dan jenis sekolah
diperlukan kurikulum yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin
kompleks dalam perkembangannya. Kurikulum yang dipergunakan di sekolah sangat besar
pengaruhnya terhadap aktivitas kelas dalam mewujudkan proses belajar rnengajar yang berdaya guna bagi
pembentukan pribadi siswa.
Dengan kata lain aktivitas sebuah kelas sangat dipengaruhi oleh kurikulum yang dipergunakan di sekolah.
Suatu kelas akan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat apabila kurikulum yang dipergunakan di sekolah
dirancangkan sesuai dengan
dillalllika masyarakat.
b. Bangunan dan Sarana
Perencanaan
dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah sekolah berkenaan
dengan jumlah dan luas setiap ruangan, letak dan dekorasi nya yang barus disesuaikan dengan kurikulum yang dipergunakan.
Akan tetapi karena kurikulum selalu
dapat berubah. sedangkan ruang/gedung bersifat permanen, rnaka diperlukan kreativitas
dalam mengatur pendayagunaan ruang/gedung yang tersedia berdasarkan kurikulum yang dipergunakan".[5]
Sekolah yang
mempergunakan kurikulum tradisional pengaturan ruangan bersifat sederhana karena kegiatan belajar mengajar
diselenggarakan di kelas yang tatap untuk sejumlah murid yang sama tingkatannya.
Bagi sekolah
yang mempergunakan kurikulum modern, ruangan kelas diatur menurut jenis kegiatan berdasarkan
program-program yang telah dikelompokkan secara
integrated. Di samping ruangan disusun berdasarkan bidang studi yang bersifat integrated itu disediakan juga ruangan untuk
kegiatan bersama berupa ruang kelas untuk mendengarkan ceramah dan ruangan lain
seperti perpustakaan, ruang olahraga dan lain-lain.
Bagi sekolah
yang mempergunakan kurikulum gabungan pada umumnya ruangan
kelas masih diatur menurut keperluan kelompok murid sebagai satu kesatuan
menurut jenjang dan pengelompokan kelas secara permanen. Ruang khusus biasanya disediakan secara terbatas berupa laboratorium.
perpustakaan, sebuah aula untuk kegiatan olah raga, kesenian dan
kegiatan ekstra kelas Iainnya.
Dari
uraian-uraian di atas jelas bahwa bagi sekolah yang mempergunakan kurikulum tradisional dan kurikulum
gabungan (tradisional dan modern), jumlah kelas sangat
dipengaruhi oleh perencanaan penerirnaan murid atau jumlah murid yang dimiliki. Oleh karena itu dalam rencana pembangunan
gedung atau penambahan ruang kelas,
diperlukan catatan kependudukan yang teliti dengan memperkirakan juga berapa jumlah yang telah terserap oleh sekolah lain
dalam suatu wilayah tertentu.
Untuk mendirikan sebuah sekolah
diperlukan perencanaan yang fisibel (layak) sebagai hasil penelitian atau survey yang teliti
terutama untuk memperoleh lokasi yang tepat. Penelitian itu selain mengenai aspek kependudukan harus
dilakukan juga terhadap
situasi lingkungan, kondisi tanah, pendapat masyarakat, kernungkinan berkomunikasi dengan sumber-sumber
kependidikan di lingkungan sekitar yang sesuai dengan kurikulum/program yang akan
dilaksanakan dan lain-lain.
c.
Guru
Program kelas
tidak akan berarti bilamana tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu peranan guru sangat menentukan
karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan diantara murid-murid suatu
kelas secara etimologi atau dalam arti sempit guru yang berkewajiban mewujudkan
suatu program kelas adalah orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau kelas.
Secara lebih luas guru
berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalain
membantu anak-anak untuk mencapai kedewasaan masing-masing. Guru dalam
pengertian terakhir bukan sekedar orang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan
materi pengetahuan tertentu, akan tetapi adalah anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa bebas
serta kreatif dalam
mengarahkan perkembangan anak didiknya.
Setiap guru
harus memahami fungsinya karena sangat besar pengaruhnya terhadap cara
bertindak dan berbuat dalam menunaikan pekerjaan sehari-hari di sekolah maupun
di kelas, Pengetahuan dan pemahamannya tentang kompetensi guru akan mendasari pola kegiatannya dalam
menunaikan profesi sebagai guru. Kompetensi guru yang dimaksud antara lain
mengenai kompetensi-kompetensi pribadi, kompetensi
profesi dan kompetensi kemasyarakatan. Kompetensi itu berkenaan dengan kemampuan dasar teknis edukatif dart administratif
sebagai berikut:
1.
Penguasaan bahan
2.
Pengelolaan
program belajar mengajar
3.
Mengelola
kelas
4.
Penggunaan media/sumber
5.
Mampu
mengelola dan mempergunakan intraksi belajar mengajar
6.
Memiliki
kemampuan melakukan penilaian prestasi belajar siswa secara obyektif
Setiap guru
sebagai petugas profesional ikut bertanggung jawab pada tercapainya tujuan pendidikan secara
efektif. Oleh karena itu guru--harus
ikut dalam menentukan kebijakan kependidikan di
kelas/sekolah.
Guru yang
memahami kedudukan dan fungsinya sebagai pendidik professional, selalu terdorong untuk tumbuh dan
berkembang sebagai perwujudan perasaan dan sikap tidak puas terhadap pendidik persiapan yang
telah diterimanya. Dan sebagai pernyataan dari kesadarannya terhadap perkembangan dan kemajuan bidang
tugasnya yang harus
diikuti, sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d.
Murid
Murid
merupakan potensi kelas yang harus dimanfaatkan guru dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang
efektif. Murid adalah anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun psikologis dalam
rangka mencapai tujuan
pendidikannya melalui lembaga pendidikan formal, khusus nya berupa sekolah.
Murid sebagai
unsur kelas memiliki perasaan kebersamaan yang sangat penting artinya bagi
terciptanya situasi kelas yang dinamis. Setiap murid harus memiliki perasaan diterima (membership)
terhadap kelasnya agar mampu ikut serta dalam kegiatan
kelas.
Kelas merupakan unit tersendiri yang
pcngelolaannya secara maksimal haws dilakukan
dengan mengikutsertakan murid. Pengelolaan kelas yang berhasil akan menumbuhkan kebanggaan kelas sehingga ineningkatkan
rasa solidaritas dan keinginan untuk ikut berpartisipasi di kalangan
murid di kelas tersebut.
e.
Dinamika Kelas
Kelas adalah
kelompok sosial yang dinamis yang harus dipergunakan oleh setiap wali/guru kelas untuk kepentingan
murid dalam kependidikannya. .Dinamika kelas pada dasarnya berarti kondisi kelas. Yang
meliputi dorongan untuk aktif secara terarah yang dikembangkan melalui
kreatifitas dan insiatif murid sebagai suatu kelompok.
Dinamika kelas
dipengaruhi oleh cara wali/guru kelas menerapkan administrasi
pendidikan dan kepemimpinan pendidikan serta dalam mempergunakan pendekatan pengelolaan kelas, penerapan kegiatan
itu antara lain sebagai berikut.
1) Kegiatan administratif management
Pengelolaan
kelas memerlukan tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, koordinasi, komunikasi
dan kontrol sebagai langkahlangkah
kegiatan management admnistratif
2)
Kegiatan Operatif management kelas
Kegiatan
management administratif kelas harus ditunjang dengan kegiatan management operatif agar seluruh
program kelas beriangsung efektif bagi pencapaian tujuan. Kegiatan management operatif kelas
meliputi
a).
Tata usaha kelas
b).
Kegiatan
Pembekalan kelas
c).
Kegiatan
keuangan kelas
d).
Kegiatan
pembinaan personal atau kepegawaian di kelas.
e).
Humas
dilingkungannya kelas
3)
Kepemimpinan
wali/guru kelas
Dinamika kelas
dipengaruhi secara langsung oleh kepemimpinan wali atau guru kelas, untuk itu kepemimpinan diartikan
sebagai proses mengarahkan, membimbing,
mempengaruhi, atau mengawasi pikiran, perasaan atau tindakan dan tingkah laku orang lain.
Tiga bentuk kepemimpinan mungkin diwujudkan
wall/guru kelas dalam usaha menggerakkan
personal di lingkungan kelas masing-masing adalah:
a) Wali atau guru kelas sebagai pemimpin
yang bersifat otoriter
b) Wali atau guru kelas sebagai pemimpin
yang bersifat laissez faire.
c) Wali atau guru kelas sebagai pemimpin
yang bersifat demokratif
4)
Disiplin
kelas
Disiplin kelas
merupakan bagian yang penting dalam dinamika kelas, disiplin kelas diartikan sebagai usaha mencegah terjadinya
pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan
yang telah disetujui bersama dalam melaksanakan kegiatan kelas, agar
pemberian hukuman pada seorang atau sekelompok orang dapat dihindari.
Disiplin kelas
dapat diartikan juga sebagai suasana tertib dan terpaut akan tetapi penuh dinamika dalam
melaksanakan program kelas terutama dalam mewujudkan proses belajar mengajar.
5)
Beberapa
pendekatan dalam pengelolaan kelas
Seorang wali
atau guru kelas "harus mampu menetapkan pilihan yang tepat dalam melakukan pendekatan untuk
mewujudkan pengelolaan kelas yang efektif. Untuk memperjelas masalah pendekatan yang akan
dipergunakan itu, di bawah ini akan diketengahkan beberapa alternatif yang dapat dipilih
diantaranya:"
a). Pendekatan berdasarkan perubahan
tingkah la.ku (behm,iorisme)
b). Pendekatan berdasarkan suasana emosi dan
hubungan sosial (sosio emosional climate
approach)
c). Pendekatan berdasarkan proses kelompok (group
process approach)
d). Pendekatan electis (electic
approach.[7]
No comments:
Post a Comment