BAB II
KREATIVITAS
SISWA DALAM MENINGKATKAN
PRESTASI
BELAJAR
A. Pengertian Kreativitas Siswa
dan Bentuk-Bentuknya.
Salah satu kemampuan utama yang
memegang peranan penting dalam kehidupan dan perkembangan siswa adalah
kreativitas. Kemampuan ini banyak dilandasi oleh kemampuan intelektual, seperti
intelegensi, bakat dan kecakapan hasil belajar, tetapi juga didukung oleh
faktor afektif dan psikomotor yang dimiliki siswa dalam belajar.
Pengertian tentang kreativitas yang telah diungkapkan oleh para ahli,
diantaranya adalah Nana Syaodih Sukmadianata mengartikan adalah kreativitas
adalah “kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan
sesuatu hal baru, cara-cara baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan
masyarakat.”[1]
Utami Munandar merumuskan tentang
kreativitas adalah “kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data
informasi atau unsur yang ada atau tersedia, menemukan banyak kemungkinan
jawaban terhadap suatu masalah, dimana pemahamannya adalah pada kualitas,
ketergantungan dan keseragaman jawaban”[2]
Slemeto menerangkan bahwa
kreativitas adalah “suatu kemampuan untuk menciptakan hasil yang sifatnya baru,
inovatif belum ada sebelumnya, menarik, aneh dan berguna bagi masyarakat”[3]
Chaplin menerangkan kreativitas
merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis yaitu,
intelegensi, gaya
kognitif dan kepribadian/motivasi bersama ketiga segi dari alam pikiran ini
membantu memahami apa yang melatar belakangi individu yang kreatif.[4]
Bedasarkan definisi-definisi di atas
dapat diketahui bahwa kreativitas banyak berhubungan dengan intelegensi.
Seorang yang kreatif pada umumnya memiliki intelegensi yang cukup tinggi. Bila
seseorang tingkat intelegensinya rendah, maka kreativitas juga relatif kurang.
Pada hakikatnya pengertian
kreatifitas berhubungan dengan penemuan sesuatu yang baru dengan menggunakan
sesuatu yang telah ada. Hal ini sesuai dengan penemuan kreativitas secara
trtadisional. Secara tradisional “Kreativitas dibatasi sebagai mewujudkan
sesuatu yang baru dalam kenyataannya, sesuatu yang baik itu mungkin berupa
perbuatan atau tingkah laku baik pula.”[5]

Meskipun dari beberapa pengertian
kreativitas di atas terlihat perumusannya berbeda-beda, tetapi pada prinsipnya
terdapat pengertian yang sama. Maka dapatlah diambil kesimpulan bahwa, yang
dimaksud dengan krativitas adalah kemapuan yang dimiliki oleh seseorang siswa
untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal yang baru, cara-cara baru, model
baru yang berguna bagi dirinya dalam proses belajar mengajar yang bertujuan
untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Adapun unsur-unsur yang mempengaruhi
kreativitas siswa adalah sebagai berikut:
- Motivasi
Dalam
proses belajar mengajar siswa harus diberikan motivasi agar ia selalu giat
dalam belajar, sehingga akan memperoleh prestasi yang baik. Dengan demikian dia
akan aktif dalam belajar.
- Intelegensi
Intelegensi
besar pengaruhnya terhadap kemajuan siswa dalam belajar. Intelegensi atau
kecerdasan mempunyai peranan yang sangat penting untuk mengetahuai tinggi
rendahnya prestasi yang dicapai siswa setelah diadakan tes. Dengan demikian
kecerdasan merupakan faktor yang mempengaruhi kreativitas siswa dalam proses
belajar mengajar.
- Perhatian
Untuk
menjamin belajar dengan baik, siswa harus mempunyai perhatian yang baik
terhadap materi yang akan diajarkan. Dengan demikian dapat mempengaruhi
kreativitas siswa, sehingga ia akan memperoleh prestasi yang memuaskan
- Minat
Minat
besar pengaruhnya terhadap kreativitas siswa dalam belajar.
Karena jika bahan pelajaran yang di
pelajarinya tidak sesuai dengan minat siswa, ia tidak akan dapat belajar dengan
baik, karena tidak ada daya tarik baginya dengan demikian dapat menghambat
kreativitasnya.
- Bakat.
Bakat
adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang siswa yang dapat mempengaruhi
proses belajar mengajarnya. Jika siswa tidak mempunyai bakat atau kemampuan,
maka akan sangat sulit sekali memperoleh prestasi yang baik disebabkan karena
ia tidak kreatif.
Pengembangan
kreativitas dapat dilakukan melalui proses belajar diskaveri/inkuiri
dan belajar bermakna. Tidak dapat dilakukan hanya dengan kegiatan belajar yang
bersifat ekspositori. Karena inti
dari kreativitas adalah pengembangan kemampuan berfikir divergen dan bukan berpikir konvergen. Berfikir divergen adalah
proses berpikir melihat sesuatu masalah dari berbagai sudut pandang, atau
menguraikan sesuatu masalah atas beberapa kemungkinan pemecahan.
Untuk
mengembangkan kemampuan demikian guru perlu menciptakan situasi belajar
mengajar yang banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah,
melakukan beberapa percobaan, mengembangkan gagasan atau konsep-konsep siswa
sendiri. “Situasi demikian menuntut pula sikap yang lebih demokratis, terbuka
dan bersahabat percaya kepada siswa.”[6]
Sehubungan dengan kreativitas siswa, kita perlu meninjau empat keutuhan dari
kreativitas, yaitu pribadi, pendorong, proses dan produk.
a. Pribadi
Kreativitas
adalah ungkapan (ekspresi) dari
keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari ungkapan pribadi
yang unik inilah dapat diharapkan timbulnya ide-ide dan produk-produk inovatif. Oleh karena itu pendidik
hendaknya dapat menghargai keunikan pribadi dan bakat-bakat siswanya. Guru
hendaknya membantu siswa menentukan bakat-bakatnya, dan juga menghargainya.[7]
Bakat merupakan hal yang timbul dari pribadi siswa maka bakat itu harus
dikembangkan untuk mencapai yang lebih
baik terutama dalam bertingkah laku anak atau dalam belajar di sekolah.
b. Pendorong (press)
Bakat
kreatif siswa akan terwujud , jika ada dorongan dan dukungan dari
lingkungannya, ataupun ada dorongan kuat dalam dirinya sendiri (motivasi interval) untuk menghasilkan sesuatu.
“Kreativitas siswa dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung, tetapi
dapat pula terhambat dalam lingkungan yang tidak menunjang”.[8] Motivasi pada dasarnya merupakan
dorongan yang muncul dari dalam diri sendiri untuk bertingkah laku. Dorongan
ini pada umumnya diarahkan untuk mencapai sesuatu atau bertujuan untuk
meningkatkan belajar siswa.
c. Proses
Untuk
berkreativitas anak perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif.
Pendidik hendaknya dapat merangsang anak untuk melibatkan dirinya dalam
kegiatan kreativitas, dengan membantu mengusahakan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan. Dalam hal ini yang penting memberi kebebasan kepada anak untuk
mengekspresikan dirinya secara kreatif,
tentu saja dengan persyaratan tidak merugikan orang lain dan lingkungannya.
“Pertama-tama yang perlu ialah proses bersikap diri secara kreatif tanpa perlu
selalu atau terlalu cepat menuntut dihasilkan produk-produk kreatif yang
bermakna”.[9] Ketika anak-anak mamasuki sekolah,
mereka sudah mulai digerakkan oleh rasa ingin tahu, berkembangnya keinginan
menjelajah lingkungan, dan berinteraksi dengan orang lain maka anak itu perlu
proses untuk mengembangkan bakatnya.
d. Produk
Kondisi
ini yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna ialah
kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya mendorong
seseorang untuk melibatkan diri dalam proses kreatif.
Dengan
demikian bakat dan ciri-ciri pribadi kreatif dalam arti bersibuk diri secara
kreatif, maka produk-produk yang bermakna dengan sendirinya akan timbul
hendaknya pendidik menghargai produk kreativitas siswa dengan cara
mengairahkannya dengan berbagai aktifitas.
B.
Cara-Cara Menumbuhkan Kreativitas.
Untuk menumbuhkan kreativitas ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
- Memberi Motivasi
Dalam
proses belajar guru harus memberikan motivasi kepada siswa, sehingga dia giat
dalam belajar. Dengan demikian siswa tersebut akan dapat menumbuhkan
kreativitasnya dalam belajar.
- Menggairahkan Siswa.
Dalam
kegiatana belajar mengajar, guru harus berusaha memberikan siswa minat belajar
yang baik, yaitu dengan cara memberikan kebebasan dalam belajar yang tujuannya
untuk menggairahkan siswa.
- Memberikan Harapan Realistis
Guru
harus memberikan harapan yang baik kepada siswa, untuk itu guru perlu memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan atau kegagalan siswa dalam
belajar.
- Mengarahkan.
Dalam
proses belajar mengajar guru harus mengarahkan tingkah laku siswa dengan cara
giat belajar, sehingga siswa tersebut akan berkeinginan untuk belajar dan
memperoleh prestasi yang baik dalam belajar.
Selain hal-hal yang tersebut di atas
untuk dapat menumbuhkan kreatvitas siswa juga ada 3 faktor yang perlu diperhatikan dalam diri
siswa untuk menumbuhkan kreativitas dalam belajar adalah sebagai berikut
- Sikap Individu
- Kemampuan dasar
- Teknik-teknim yang digunakan [10]
Sikap tersebut sangat berpengaruh
dalam pembentukan kreativitas belajar siswa dan untuk lebih jelas maka dapat
dilihat dari penjelasan dari masing-masing faktor berikut ini:
a. Sikap individu
Perhatian khusus bagi penumbuhan
kepercayaan diri siswa perlu diberikan. Secara aktif guru perlu membantu siswa
menumbuhkan kesadaran diri yang positif dan menjadikan siswa sebagai individu
yang seutuhnya dengan konsep diri yang positif.
Kepercayaan diri meningkatkan
keyakinan siswa, bahwa ia mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, dan
juga merupakan sumber perasaan aman dalam diri siswa. “Guru harus dapat
menanamkan rasa percaya diri pada siswa sedini mungkin”.[11]
Rasa ingin tahuan siswa perlu
dibangkitkan karena merupakan kapasitas untuk menemukan masalah-masalah teknik
serta usaha untuk pemecahannya.
b.
Kemampuan dasar yang diperlukan.
Mencakup berbagai
kemampuan dasar untuk menambahkan kreativitas siswa, dengan cara memikirkan
keseluruhan tahap dari masalah, memilih bagaimana masalah yang perlu dipecahkan, serta memikirkan
informasi yang kiranya dapat membantu.
Memilih sumber-sumber
data yang paling memungkinkan pemecahan masalah tersebut, memilih gagasan yang
paling memungkinkan bagi pemecahannya, serta memikirkan informasi yang kiranya
dapat membantu.
c. Teknik-teknik yang
digunakan untuk menumbuhkan kreativitas adalah:
1). Melakukan pendekatan “Iquiry” (pencaritahuan).
Pendekatan ini memungkinkan
siswa menggunakan semua proses mental untuk menemukan konsep atau prinsip
ilmiah. Pendekatan ini banyak memberikan keuntungan antara lain, meningkatkan
fungsi intelegensi, membantu siswa belajar, melakukan penelitian, meningkatkan
daya ingatan, menghindari proses belajar menghafal, mengembangkan kreativitas,
meningkatkan aspirasi, membuat proses pengajaran menjadi”student
centered” sehingga dapat membantu lebih baik ke arah pembentukan
konsep diri, memberikan lebih banyak kesempatan bagi siswa untuk menampung
serta memahami imformasi.
Ciri-ciri proses belajar
mengajar melalui pencaritahuan ialah, bertanya, tidak semat-mata mendengarkan,
mencari pemecahan masalah tidak semata-mata mendapatkan. Berfikir tidak
semata-mata membayangkan. Memberi keritikan yang bersifat konstruktif, tidak
semata-mata melaksanakan, serta melakukan penilaian yang menghubungkan, tidak
semata-mata mengulangi.
Peran guru dalam proses
belajar mengajar melalui pencaritahuan ialah, guru memberikan stimulus kepada siswa, memberikan
keluwesan untuk berpendapat, berinisiatif dan bertindak, guru memberikan
dukungan untuk melakukan pencaritahuan, serta melihat kesulitan-kesulitan apa
yang dihadapi siswa, dan membantu mengatasinya, dan menggunakan waktu
pengajaran dengan sebaik-baiknya.

Sikap kebebasan yang
diberikan guru pada anak didik sangat berpengaruh kepada siswa dalam
meningkatkan minat belajar, dengan demikian si anak dapat menemukan hal yang
baru dengan kreatifitas yang tertanam dalam diri si anak.
2). Menggunakan teknik Sambung
Saran
Didalam pendekatan ini, suatu
masalah dikemukakan dan siswa diminta untuk mengemukakan gagasan-gagasannya.
Apabila keseluruhan gagasan telah dikemukakan, siswa diminta meninjau kembali
gagasan-gagasan tersebut, dan menentukan gagasan mana yang akan digunakan dalam
pemecahan masalah tersebut.
3). Memberi penghargaan bagi
prestasi kreatif
Penghargaan yang diterima
akan mempengaruhi konsep diri siswa secara positif, yang meningkatkan
kenyakinan siswa untuk berbuat secara positif. Lima prinsip bagaimana guru memberikan
penghargaan bagi siswa kreatif adalah sebagai berikut:
1. Menaruh respek terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang jarang terjadi
2. Menaruh respek terhadap
gagasan yang kreatif, imanjinatif
3. Menujukkan pada siswa
bahwa gagasan mereka bernilai
4. Membiarkan siswa sehari-hari
melakukan sesuatu sebagaimana latihan tanpa ancaman akan dinilai
5. Menghubungkan penilaian
dengan penyebab dan konsekwensi.[13]
Penghargaan yang diberikan guru kepada siswa adalah merupkan motivasi
yang sangat baik karena dengan
penghargaan tersebut si anak merasa bangga dan merasa bahwa kreativitas sangat
baik sehingga siswa tersebut rajin dalam belajar dan kreatif.
4).
Meningkatkan pemikiran kreatif melalui banyak media
Sasaran pendidikan dan kurikulum
perlu dianalisis untuk mengetahui fungsi-fungsi mental apa yang dituju dalam
pendidikan. Hendaknya suatu program yang menetapkan bagi penumbuhan kemampuan
kreatif ditingkatkan. Perangsang serta sensitivitas siswa terhadap objek-objek
dan gagasan secara sistematis disusun penyajian bahan-bahan pelajaran dengan
cara-cara baru, penggunaan alat-alat
audio visual bila mungkin dilakukan.
Mulai penyajian gambar yang
diproyeksi misalnya, guru dapat
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan suatu masalah.
Pendekatan ini memungkinkan untuk meningkatkan berfikir kritikal dan kreatif, dan motivasi serta minat siswa didalam
diskusi-diskusi kelompok.
Dalam kegiatan rutin dikelas,
pengajaran harus berusaha menghindari hal-hal yang menonton dan membosankan,
guru harus selalu memberikan para siswa cukup banyak hal-hal yang perlu
dipikirkan dan dilakukan. Yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu dalam
situasi belajar untuk meningkatkan siswa dalam menumbuhkan kreatifitasnya.
Guru harus memelihara
harapan-harapan siswa yang realitis dan memodivikasi harapan-harapan yang
kurang atau tidak realistis. Untuk itu pengajaran perlu memiliki pengetahuan
yang cukup mengenai keberhasilan atau kegagalan akademis siswa. Bila siswa
telah banyak mengalami kegagalan, maka guru harus memberikan sebanyak mungkin
keberhasilan kepada siswa.
Bila siswa mengalami keberhasilan
pengajaran, diharapkan guru memberikan hadiah kepada siswa atas
keberhasilannya. Baik berupa pujian, angka yang baik dan sebagainya, seingga
siswa terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan
pengajaran. Sehingga siswa mampu menumbuhkan kreatifitasnya sendiri.
C. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kreativitas Siswa.
Salah satu kemapuan utama yang
memegang peranan pening dalam kehidupan dan pengembangan siswa adalah kreatifitas.
Kemampuan ini banyak dipengaruhi oleh faktor dalam diri siswa yang mempunyai
kemapuan intelektual seperti : Motivasi,
Kecerdasan Intelegensi, Bakat, Attitude, Minat.
1. Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai suatu
dorongan yang datang dari dalam diri maupun dari luar diri seseorang, yang
menyebabkan akan tercapainya sesuatu tujuan yang ingin diperoleh. Dengan adanya
motivasi seseorang akan lebih giat dalam melaksanakan aktivitasnya. Karena
tanpa adanya motivasi dengan sendirinya kemauan untuk belajar akan berkurang.
Dalam proses pengembangan
kreativitas, motivasi merupakan hal yang sangat penting, karena itu diharapkan
seorang pendidikan perlu untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar. Tentang
motivasi ini, Masrun mengungkapkan bahwa:
Dalam pendidikan, motivasi adalah seni merangsang perhatian
pada murid apabila tidak mempunyai perhatian, atau belum dirasakan oleh murid
atau menyempurnakan perhatian yang sudah ada supaya menjadi perbuatan yang
dikehendakai oleh masyarakat. Motivasi dalam belajar mengandung, membangkitkan,
memberikan kekuatan dan memberikan arah pada tingkah laku yang diinginkan.[14]
Dari kutipan di atas, jelaslah bahwa
motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar yakni
untuk memberikan dorongan kepada siswa sehingga dapat memperoleh hasil yang
semaksimal. Motivasi dapat membuat seseorang belajar secara aktif dan penuh
konsentrasi.
Motivasi erat sekali hubungannya
dengan emosi atau instik, dan instik itu sendiri erat hubungannya pula
dengan minat, maka timbul kemampuan untuk melakukan sesuatu, dengan demikian
motivasi mendorong seseorang untuk bertindak.
Dengan demikian setiap individu yang
merasakan adanya suatu kebutuhan, maka aktivitas akan diarahkan pada tujuan
yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut. “Karena pada dasarnya motivasi itu
mempunyai dua komponen, yaitu kebutuhan dan tujuan.”[15]
Berdasarkan hal-hal yang disebut
diatas jelaslah bahwa timbulnya motivasi atau dorongan karena adanya
bermacam-macam kebutuhan. Sehingga siswa punya keinginan untuk melakukan
kativitas belajar dengan baik. Siswa harus berusaha agar mengetahui dengan
jelas tujuan yang akan dicapai dalam belajar, karena tujuan yang menarik
merupakan motivasi yang terbaik dalam aktivitas belajar.
Adapun fungsi motivasi: mendorong
pelajar dalam melakukan aktivitas belajar. Menentukan arah dan sasaran yang
ingin dicapai. Menyeleksi perbuatan-perbuatan yang diinginkan. Motivasi dalam
hubungan situasi teaching leaning
yang formil diistilahkan dengan insentif
yang meliputi hasil kecakapan, hadiah (rewad)
hukuman (punishment), takut gagal
dan kompetisi.[16]
Dengan demikian
jelaslah bahwa motivasi merupakan faktor yang berperan dalam aktivitas belajar,
tanpa motivasi kegiatan belajar tidak akan terarah, sehingga tidak efektif,
semakin tepat dan kuat motivasi yang diberikan, usaha belajar pun semakin
efektif.
2. Kecerdasan
Kecerdasan (intelegensi) mempunyai peranan yang
sangat penting terhadap tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh murid.
Kecerdasan merupakan sesuatu yang dinamis. Ia dapat berkembang terus atau ia
terkadang mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan oleh karena adanya bebagai
faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan, seperti faktor genetika, lingkungan
dan gizi. Tentang besarnya peran intelegensi terhadap kecerdasan pencapaian
prestasi.
Menurut W.S. Winkel
dalam bukunya psiklogi pendidikan dan evaluasi belajar, mengemukakan sebagai
berikut:
Dalam belajar di sekolah, intelegensi memainkan peranan yang sangat
besar, khususnya dapat berpengaruhi kuat terhadap tinggi rendahnya prestasi
yang dicapai siswa. Kenyataan ini
semakin nampak dalam prestasi belajar pada bidang studi tertentu yang
menuntut banyak berfikir seperti matematika[17]
Intelegensi berbeda
antara seseorang dengan yang lainnya, hal ini dipengaruhi oleh hereditas (keturunan), menu makanan serta keadaan
lingkungan, perbedaan taraf kecerdasan seseorang akan mengakibtkan, beberapa
pula hasil yang dicapainya.
Dengan demikian kemampuan
(intelegensi) merupakan hal yang
penting meningkatkan kreativitas dalam belajar, dan harus memiliki oleh para
siswa. Tanpa memilki intelegensi atau kemampuan akan memenuhi bermacam-macam
kesulitan dan menghadapi situasi baru, karena dalam belajar selalu dihadapkan
pada masalah yang demikian memerlukan penunjang yang sangat berarti untuk
mencapai hasil atau prestasi belajar yang lebih baik.
3.
Bakat
Setiap individu
mempunyai bakat masing-masing, faktor bakat merupakan atau termasuk salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap pelajar. Berikut ini penulis akan menguraikan
pengertian dari bakat, agar lebih jelas pengaruhnya dalam hal belajar.
Bakat adalah benih dari
sifat, yang baru akan nampak nyata jika ia mendapat kesempatan atau kemungkinan
untuk berkembang.[18]
“Attide is a quality which is prossed by all
individuals in differing degree.”[19]Artinya:
Bakat adalah suatu sifat yang dimiliki oleh individu pada tingkat yang berbeda
Menurut Wawan
Nurkancana, bakat adalah: “Suatu kualitas nanmpak pada tingkah laku manusia
pada suatu lapangan keahlian tertentu.”[20]
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bakat adalah sifat khusus yang ada pada
setiap individu dan akan dapat berkembang apabila diberikan kesempatan atau
kemungkinan oleh lingkungannya. Dalam hal ini lingkungan memegang peranan
penting untuk mengembangkan faktor bakat ini.
Bakat merupakan istilah
yang sering juga diiringkan dengan minat. Dan faktor bakat ini mempunyai
kedudukan terdiri dalam pendidikan. Orang yang cakap dalam perbuatan khusus.
Oleh karena itu orang yang intelektual belum tentu perbuatannya berbakat. Bakat
merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir dan didapatkan dari faktor
keturunan.
Tentang pentingnya
masalah bakat dan minat ini, Asma Hasan Fahmi dalam bukunya sejarah dan
filsafat pendidikan Islam menyebutkan bahwa: “ pentingnya warisan dan keinginan
yang dibawa sejak lahir untuk memampukan isi pelajar dalam memperoleh apa yang
diajarkan guru.”[21]
Berdasarkan kutipan di
atas dapat dipahami juga, kita harus memperhatikan latar belakang psikolog pada
anak didik, dengan demikian akan mudah menyampaikan bahan pelajaran.
4. Attitude (sikap)
Faktor lain yang
menjadi dalam kreativitas sasaran belajar adalah unsur kejiwaan yang erat
hubungannya dengan emosi yaitu attitude
(sikap). Dalam masalah sikap ini, banyak definisi yang dikemukakan oleh para
ahli. Dengan demikian penulis akan mengemukakan beberapa definisi saja antara
lain sebagai berikut: “An attitude is a
learn orientation, or disposition toward an objects or situation which provides a tendency to respond
favourably to the object or situation”[22]
Artinya: Attitude atau sikap adalah suatu orientasi
yang dipelajari, atau disposisi terhadap objek atau situasi yang memberikan
kecenderungan untuk memberikan respon yang disenangi atau tidak disenangi
terhadap suatu objek atau situasi.
5. Minat
Minat merupakan
keinginan yang menimbulkan perhatian akibat adanya sesuatu yang menarik.[23]
Dalam proses
pengembangan kreativitas belajar sudah tentu materi yang dipelajari itulah yang
harus menarik perhatian, akan lebih mudah menerima dan dapat dipahami. Dengan
adanya minat yang tinggi kreativitas dalam belajar maka dapat menimbulkan
sesuatu kegiatan yang menyenangkan serta hasil yang akan dicapai juga akan
memuaskan.
Kurangnya minat dalam
belajar dapat disebabkan oleh individu itu sendiri. Karena jika bahan pelajaran
tidak sesuai dengan minat atau keinginan maka akan susah pelajaran itu dapat
diterima dan diterima siswa, karena pada dasarnya tidak mempunyai daya
tariknya. Dari sini jelas bahwa sesuatu itu dapat dipelajari dengan baik
apabila siswa dapat memusatkan perhatiannya terhadap pelajaran itu, sehingga
dapat dengan mudah menyerap materi pelajaran.
Dalam hal ini minat
merupakan salah satu faktor yang memungkinkan adanya pemusatan pikiran
(konsentrasi). Minat selain memungkinkan siswa dapat memusatkan pikiran, juga
akan menimbulkan kegembiraan dan kegairahan siswa dalam pengembangan
kreativitas usaha belajar.
Selain faktor di atas
ada juga faktor external yang
mempengaruhi kreativitas siswa adalah sebagai berikut:
1. Ekonomi
Yang dimaksud dengan faktor ekonomi dalam belajar, yaitu menyangkut
masalah pembiayaan untuk belajar seperti : Biaya hidup, biaya sekolah, biaya
untuk membeli alat-alat perlengkapan yang harus ditanggung oleh diri sendiri
atau orang tuannya[24]
Setiap siswa yang memasuki sekolah tentu tidak lepas dari masalah
ekonomi (pembiayaan). Karena belajar disekolah tingkat rendah maupun diperguruan
tinggi memerlukan biaya yang cukup.
Seorang siswa dapat belajar dan mengembangkan kreativitas sendiri pada
biaya yang tersedia. Keadan ekonomi yang lemah, keadaan rumah tangga yang
menyedihkan, perlengkapan belajar yang serba kurang akan membuat seorang siswa
merasa kecewa, sehingga mengakibatkan kemunduran dalam belajar, motivasi pun
menurun dan putus asa, akhirnya usaha belajar tidak memberikan hasil apa-apa.
2. Staf Pengajar
Dalam bidang pendidikan faktor staf pengajar merupakan hal yang penting
dan menentukan. Ditangan staf pengajar yang cakap dan bertanggung jawab
terletak tujuan yang akan dicapai.”Faktor lainnya seperti anak didik,
kurikulum,tujuan, situasi/fasilitas merupakan hal yang tidak berarti, bila
tidak disertai oleh staf pengajar yang berkualitas.
3. Fasilitas dan Perlengkapan
Fasilitas dan perlengkapan dimaksudkan adalah segala alat-alat keperluan
yang digunakan atau diperlukan oleh siswa dan staf pengajaran: buku-buku, alat
tulis menulis, sarana-sarana, ruang perpustakaan, brosur dan alat-alat
perlengkapan lainnya
Diantara alat-alat perlengkapan yang sangat penting untuk menunjang
keberhasilan belajar seorang siswa adalah adanya perpustakaan disamping
alat-alat perlengkapan lainnya. Dalam hal ini perpustakaan sangat penting dan
hendaknya harus dimiliki oleh setiap sekolah, baik sekolah rendah maupun
sekolah lanjutan.[25]
D. Fungsi Kreativitas Siswa Terhadap
Hasil Belajar
Kreativitas atau
perbuatan kreatif banyak berhubungan dengan intelegensi. Seorang yang kreatif
pada umumnya memiliki intelegensi
yang cukup tinggi. Seorang yang tingkat
intelegensinya rendah, maka kreativitasnya juga relatif kurang
kreativitas juga berkenaan dengan kepribadian. Seorang yang kreatif adalah
orang yang memiliki ciri-ciri kepribadian tertentu seperti : mandiri,
bertanggung jawab, berkerja keras, motivasi tinggi, optimis, punya rasa ingin
tahu yang besar, percaya diri, terbuka, memiliki toleransi, kaya akan
pemikiran.
Adapun fungsi
kreativitas terhadap hasil belajar adalah sebagai berikut:
1. Dengan kreativitas, siswa
belajar akan bertambah giat
2. Pengembangan kreativitas
bagi siswa, akan dapat memupuk, merangsang proses belajar siswa sehingga hasil
belajarnya akan baik
3. Dengan kreatif dalam
belajar, maka siswa akan dapat mewujutkan aktualisasi dirinya, yang merupakan
tujuan pokok dari percakapan hasil belajar yang memuaskan
4. Kreativitas atau berfikir
kreatif, merupakan bentuk kemampuan untuk melihat kemungkinan penyelesaian
terhadap suatu masalah dalam proses belajar mengajar.
5. Bersibuk diri secara
kreatif dalam belajar bermamfaat bagi siswa sehingga ia dapat terus aktif dalam
belajar.
6. Kreativitas memungkinkan
siswa untuk meningkatkan prestasi belajar
7. Dengan berkreativitas akan
membantu siswa menempatkan diri dalam situasi belajar yang tepat.[26]
Dengan demikian kreativitas
mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar siswa, sebab anak yang kreatif selalu
memiliki rasa ingin tau, memiliki minat belajar yang tinggi, rasa percaya diri
serta tidak mudah putus asa sehingga ia selalu kreatif dalam belajar untuk
memperoleh prestasi yang memuaskan.
Kreativitas siswa berhubungan dengan
cara mengajar guru, baik dari segi penggunaan metode belajar, strategi yang
digunakan, dalam suasana mengemukakan gagasan baru dan ketika siswa diberi
kesempatan untuk belajar sesuai dengan minat siswa. Dalam suasana yang demikian
kemampuan kreativitas siswa dapat berkembang.

Krativitas adalah hasil dari interaksi antara siswa dengan
lingkungannya, seseorang siswa mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan
dimana dia berada. Sekolah hendaknya dapat memberikan kesempatan pendidikan
yang sama kepada semua anak untuk mengembangkan semua potensinya. Ditinjau dari
segi ini adalah tanggung jawab dari pendidikan yang demokratis yang memberi
pelayanan pendidikan khususnya bagi siswa yang berkemampuan unggul.
Salah satu konsep yang amat penting
dalam bidang kreativitas adalah hubungan kreativitas dan aktualitas diri. Aktualitas
diri ialah apabila seseorang menggunakan semua bakat, untuk menjadi apa yang
mampu di lakukan untuk mewujutkan potensinya. Pribadi yang dapat
mengaktualisasi diri adalah, seseorang yang sehat mental, dan berfungsi
spenuhnya.[27]
Kreativitas berfungsi untuk cendrung
mengaktualisasi diri, mewujutkan potensi, dorongan untuk berkembang, dan
menjadi matang, kecendrungan untuk mengekpresikan diri dan mengaktifkan semua
kemampuan diri. Siswa-siswa yang kreatif memiliki bakat kreatif yang luar biasa
dalam bidang pendidikan. Kreativitas merupakan suatu gaya hidup yang mengembangkan kemampuan diri
yang dimiliki, belajar mengunakan kemampuan diri secara optimal, menjajaki
gagasan baru, yang hubungannya dengan pendidikan

Kretivitas juga berfungsi untuk
membangkitkan kreativitas anak sehingga perlu diberikan kesempatan untuk
bersibuk diri secara kreatif. Guru hendaknya dapat merangsang siswa untuk
melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif, dengan membantu menyediakan sarana
dan prasarana yang diperlukan. Dalam hal ini yang penting ialah memberikan
kebebasan kepada anak untuk mengekpresikan dirinya secara kreatif, tentu saja
dengan persyaratan tidak siswa lain dalam lingkungannya.
Pertama-tama yang perlu ialah proses
bersibuk diri dengan secara kreatif tanpa perlu menuntut dihasilkannya
produk-produk kreatif yang bermakna. Hal itu akan datang dengan sendirinya
dalam iklim yang menunjang, menerima dan menghargai. Perlu pula di ingatkan
bahwa kurikulum sekolah yang terlalu padat sehingga tidak ada peluang untuk
kegiatan kreatif.
Tujuan utama dari kreativitas adalah
untuk mengidentifikasi potensi keaktifitas anak. Karena kreativitas begitu
bermakna bagi anak, yang fungsinya adalah untuk memberikan pengalaman pengayaan
kepada mereka yang berkreatif. Kreativitas merupakan suatu konstruk multi dimensional, yang terdiri dari
berbagai dimensi, yaitu dimensi kognitif,
dimensi sfektif, dan dimensi psikomotor. Masing-masing dimensi
meliputi berbagai katagori.
Apapun yang dilakukan oleh
pendidikan adalah tujuanya untuk mengembangkan sikap dan kemapuan anak didik,
yang dapat membantu dapat menghadapi persoalan-persoalan dimasa yang kana
datang secara kreatif. Krativitas siswa sering ditekankan pada pendidikan dan
pengalaman sehingga ia dapat mengenali potensi sepenuhnya dan mewujutkannya.
Pendidikan dapat melakukan hal yang banyak untuk membantu siswa mencapai
perweujudan sepenuhnya, apapun tingkat kepasitas pembawaannya.
Banyak siswa yang memiliki
benih-benih kreativitas, tetapi lingkunganya gagal untuk memberikan pupuk yang
tepat untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu, perkembangan optimal dari
kemampuan berfikir kreatif berhubungan erat dengan proses belajar mengajar.
Dalam suasana non-oteriter,
ketika belajar atas prakarsa sendiri dapat berkembang, karena guru menaruh
kepercayaan terhadap kemapuan siswa untuk berfikir dan berani mengemukakan
gagasan baru dan ketika siswa diberi kesempatan untuk berkerja sesuai dengan
minat dan kebutuhannya, dalam suasana inilah kemampuan kreatif dapat tumbuh
dengan subur.
E. Hubungan Kreativitas Siswa
Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama
Belajar yang dilakukan oleh seorang
siswa dapat dikatakan mempunyai sasaran utama yang harus dicapai yaitu untuk
memperoleh prestasi yang semaksimal mungkin, seseorang siswa dapat dikatakan
mempunyai prestasi belajar, apabila ia dapat menguasai materi pelajaran yang
telah ditetapkan dalam kurikulum sekolah, maka ia dapat dikatakan telah
mencapai tujuan pengajaran.
Prestasi belajar siswa yang diperoleh
berbeda-beda sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki karena dipengaruhi
oleh kecerdasan, siswa yang tingkat kecerdasannya tinggi berbeda
kreativitasnya, dengan siswa yang tingkat kecerdasannya rendah. Dengan
perkataan lain, siswa yang tinggi tingkat kecerdasannya tidak selalu selalu
menunjukkan tingkat kreativitasnya tinggi.[28]
Kita beranggapan bahwa siswa-siswa yang sangat cerda s saja yang dapat
menjadi kreatif. Dalam kenyataan akan menjadi
sukarnya untuk hidup secara normal tanpa adanya kreativitas, karena kreativitas
itu perlu menghadapi perubahan-perubahan yang tidak dapat dihindari dalam
kehidupan manusia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak semua siswa
yang prestasinya belajarnya baik memiliki sifat kreatif. Dan tidak semua siswa
yang kreatif memiliki prestasi yang memuaskan.
Perkembangan optimal dari kemampuan
berfikir kreatif berhubungan erat dengan cara guru mengajar karena guru menaruh
kepercayaan terhadap kemampuan anak untuk berfikir dan berani mengemukakan
gagasan-gagasan baru ketika anak diberi kesempatan untuk belajar sesuai dengan
minat dan kebutuhan, dalam suasana inilah kemampuan kreatif dapat tumbuh dan
akan memperoleh prestasi yang baik.
Kreativitas siswa tidak selalu
tertumpu pada sesuatu yang sama sekali tidak pernah ada sebelumnya,
unsur-unsurnya mungkin telah ada sebelumnya, tetapi individu menemukan
kombinasi baru, hubungan baru, konstruk baru yang memiliki kwalitas yang berbeda dengan keadaan sebelumnya.
Hal baru itulah sesuatu yang bersifat inovatif
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
Penigkatan prestasi belajar dapat
dilihat melalui kreativitas atau aktivitas siswa dalam belajar. Sehingga siswa
mampu menemukan hal yang baru, keluwesan dalam berfikir, memecahkan masalah
serta kemampuan untuk mengelaborasi
suatu gagasan. Kecakapan ini merupakan kemampuan untuk mengenal, menganalisa,
menilai dan memecahkan masalah dengan menggunakan rasio.
Guru mempunyai dampak yang besar
tidak hanya pada prestasi pendidikan anak, tetapi juga pada sikap anak
disekolah dan terhadap belajar pada umumnya. Namun guru juga harus melumpuhkan
rasa ingin tau alamiah anak, merusak motivasi, harga diri, dan kreativitas
anak. Bahkan guru yang baik dapat mempengaruhi anak lebih kuat dari orang tua.
Karena guru lebih banyak kesempatan untuk merangsang atau menhambat kreativitas
anak dari pada orang tua. Guru mempunyai tugas mengevaluasi pekerjaan, sikap
dan prilaku anak.
Pendidikan mempunyai peranan sangat
menentukan bagi perkembangan bagi mewujutkan diri, terutama bagi pembangunan
bangsa dan Negara. Siswa yang kreativtasnya
tinggi tidak bebeda dengan prestasi sekolah dari kelompok siswa yang intelegensinya lebih tinggi. Oleh karena
itu kreativitas sangat berhubungan dengan prestasi belajar. Siswa yang tingkat
kreativitasnya tinggi, tentu saja mempunyai prestasi yang tinggi.
Prestasi belajar merupakan suatu
potensi yang di dapat siswa dari hasil belajar mengajar. Tetapi dalam proses
belajar mengajar agar memperoleh hasil yang optimal, proses belajar mengajar
harus di lakukan dengan sadar dan terorganisir secara baik. Di dalam proses
belajar mengajar guru sebagai pengajar dan siswa sebagai sabjek balajar, di
tuntut adanya profil kualitas tertentu dalam pengetahuan, kemampuan,
sikap dan tata nilai, agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan
praktis dan efesien.
Kreativitas siswa juga dipengaruhi
oleh guru yang mempunyai dampak yang besar tidak hanya pada prestasi belajar
siswa, tetapi juga pada sikap pada sekolah dan terhadap belajar pada umumnya.
Namun guru juga melupakan rasa ingin tahu alamiah siswa, merusak motivasi,
harga diri, dan kreativitas siswa. Cara yang paling baik bagi guru adalah untuk
mengembangkan kreativitas adalah
dengan
cara mendorong motivasi intrinsik.
Cara yang baik yang dilakukan oleh
guru dalam rangka membangkitkan motivasi belajar siswa adalah dengan cara
memberikan motivasi yang baik. Semua siswa harus belajar semua ketrampilan yang
ada dan disitu anak akan menjadi kreastif, dengan demikian anak akan lebih
mudah mendapatkan prestasi yang memuaskan. Untuk menentukan tinggi rendahnya
prestasi yang dimiliki oleh siswa semua itu ditentukan oleh bakat yang dimiliki
siswa. Apabila seorang siswa mempunyai bakat yag tinggi, kemungkinan ia
memiliki sifat kreatif. Dengan sifat kreatif dan bakat yang besar tentu saja ia
akan memperoleh prestasi yang memuaskan.
Dengan demikian dapat di simpulkan
bahwa, kreativitas siswa mempunyai dampak positif bagi penigkatan prestasi
belajar yang baik. Siswa yang kreativitasnya baik tentu saja akan memperoleh
prestasi yang baik pula.
No comments:
Post a Comment