11 July 2015

Kreativitas Siswa Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar



BAB  II
KREATIVITAS SISWA DALAM MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR

A. Pengertian Kreativitas Siswa dan Bentuk-Bentuknya.
            Salah satu kemampuan utama yang memegang peranan penting dalam kehidupan dan perkembangan siswa adalah kreativitas. Kemampuan ini banyak dilandasi oleh kemampuan intelektual, seperti intelegensi, bakat dan kecakapan hasil belajar, tetapi juga didukung oleh faktor afektif dan psikomotor yang dimiliki siswa dalam belajar.
              Pengertian tentang kreativitas yang telah diungkapkan oleh para ahli, diantaranya adalah Nana Syaodih Sukmadianata mengartikan adalah kreativitas adalah “kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal baru, cara-cara baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan masyarakat.”[1]
               Krearivitas  merupakan salahn satu kemampuan yang menakjubkan dalam memahami kenyatakan-kenyataan situasi yang saling berbeda, bahkan bertentangan. Kreativitas itu memungkinkan kita untuk mempertemukan, menguhubung-hubungkan, dan menggabung-gabungkan, kenyatakan-kenyatan, gagasan-gagasan atau hal-hal yang berbeda yang sebelumnya tidak berhubungan, menjadi suatu gagasan baru yang berguna untuk menjawab masalah yang dihadapi.
            Utami Munandar merumuskan tentang kreativitas adalah “kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data informasi atau unsur yang ada atau tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana pemahamannya adalah pada kualitas, ketergantungan dan keseragaman jawaban”[2]
            Slemeto menerangkan bahwa kreativitas adalah “suatu kemampuan untuk menciptakan hasil yang sifatnya baru, inovatif belum ada sebelumnya, menarik, aneh dan berguna bagi masyarakat”[3]
            Chaplin menerangkan kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis yaitu, intelegensi, gaya kognitif dan kepribadian/motivasi bersama ketiga segi dari alam pikiran ini membantu memahami apa yang melatar belakangi individu yang kreatif.[4]
            Bedasarkan definisi-definisi di atas dapat diketahui bahwa kreativitas banyak berhubungan dengan intelegensi. Seorang yang kreatif pada umumnya memiliki intelegensi yang cukup tinggi. Bila seseorang tingkat intelegensinya rendah, maka kreativitas juga relatif kurang.
            Pada hakikatnya pengertian kreatifitas berhubungan dengan penemuan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Hal ini sesuai dengan penemuan kreativitas secara trtadisional. Secara tradisional “Kreativitas dibatasi sebagai mewujudkan sesuatu yang baru dalam kenyataannya, sesuatu yang baik itu mungkin berupa perbuatan atau tingkah laku baik pula.”[5]
            Meskipun dari beberapa pengertian kreativitas di atas terlihat perumusannya berbeda-beda, tetapi pada prinsipnya terdapat pengertian yang sama. Maka dapatlah diambil kesimpulan bahwa, yang dimaksud dengan krativitas adalah kemapuan yang dimiliki oleh seseorang siswa untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal yang baru, cara-cara baru, model baru yang berguna bagi dirinya dalam proses belajar mengajar yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
            Adapun unsur-unsur yang mempengaruhi kreativitas siswa adalah sebagai berikut:
  1. Motivasi
Dalam proses belajar mengajar siswa harus diberikan motivasi agar ia selalu giat dalam belajar, sehingga akan memperoleh prestasi yang baik. Dengan demikian dia akan aktif dalam belajar.
  1. Intelegensi
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan siswa dalam belajar. Intelegensi atau kecerdasan mempunyai peranan yang sangat penting untuk mengetahuai tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa setelah diadakan tes. Dengan demikian kecerdasan merupakan faktor yang mempengaruhi kreativitas siswa dalam proses belajar mengajar.

  1. Perhatian
Untuk menjamin belajar dengan baik, siswa harus mempunyai perhatian yang baik terhadap materi yang akan diajarkan. Dengan demikian dapat mempengaruhi kreativitas siswa, sehingga ia akan memperoleh prestasi yang memuaskan
  1. Minat
Minat besar pengaruhnya terhadap kreativitas siswa dalam belajar.
 Karena jika bahan pelajaran yang di pelajarinya tidak sesuai dengan minat siswa, ia tidak akan dapat belajar dengan baik, karena tidak ada daya tarik baginya dengan demikian dapat menghambat kreativitasnya.
  1. Bakat.
Bakat adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang siswa yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajarnya. Jika siswa tidak mempunyai bakat atau kemampuan, maka akan sangat sulit sekali memperoleh prestasi yang baik disebabkan karena ia tidak kreatif.
Pengembangan kreativitas dapat dilakukan melalui proses belajar diskaveri/inkuiri dan belajar bermakna. Tidak dapat dilakukan hanya dengan kegiatan belajar yang bersifat ekspositori. Karena inti dari kreativitas adalah pengembangan kemampuan berfikir divergen dan bukan berpikir konvergen. Berfikir divergen adalah proses berpikir melihat sesuatu masalah dari berbagai sudut pandang, atau menguraikan sesuatu masalah atas beberapa kemungkinan pemecahan.
Untuk mengembangkan kemampuan demikian guru perlu menciptakan situasi belajar mengajar yang banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah, melakukan beberapa percobaan, mengembangkan gagasan atau konsep-konsep siswa sendiri. “Situasi demikian menuntut pula sikap yang lebih demokratis, terbuka dan bersahabat percaya kepada siswa.”[6] Sehubungan dengan kreativitas siswa, kita perlu meninjau empat keutuhan dari kreativitas, yaitu pribadi, pendorong, proses dan produk.
a.       Pribadi
Kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari ungkapan pribadi yang unik inilah dapat diharapkan timbulnya ide-ide dan produk-produk inovatif. Oleh karena itu pendidik hendaknya dapat menghargai keunikan pribadi dan bakat-bakat siswanya. Guru hendaknya membantu siswa menentukan bakat-bakatnya, dan juga menghargainya.[7] Bakat merupakan hal yang timbul dari pribadi siswa maka bakat itu harus dikembangkan untuk mencapai  yang lebih baik terutama dalam bertingkah laku anak atau dalam belajar di sekolah.
b.      Pendorong (press)
Bakat kreatif siswa akan terwujud , jika ada dorongan dan dukungan dari lingkungannya, ataupun ada dorongan kuat dalam dirinya sendiri (motivasi interval) untuk menghasilkan sesuatu. “Kreativitas siswa dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung, tetapi dapat pula terhambat dalam lingkungan yang tidak menunjang”.[8] Motivasi pada dasarnya merupakan dorongan yang muncul dari dalam diri sendiri untuk bertingkah laku. Dorongan ini pada umumnya diarahkan untuk mencapai sesuatu atau bertujuan untuk meningkatkan belajar siswa.
c.       Proses
Untuk berkreativitas anak perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif. Pendidik hendaknya dapat merangsang anak untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan kreativitas, dengan membantu mengusahakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Dalam hal ini yang penting memberi kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif, tentu saja dengan persyaratan tidak merugikan orang lain dan lingkungannya. “Pertama-tama yang perlu ialah proses bersikap diri secara kreatif tanpa perlu selalu atau terlalu cepat menuntut dihasilkan produk-produk kreatif yang bermakna”.[9] Ketika anak-anak mamasuki sekolah, mereka sudah mulai digerakkan oleh rasa ingin tahu, berkembangnya keinginan menjelajah lingkungan, dan berinteraksi dengan orang lain maka anak itu perlu proses untuk mengembangkan bakatnya.
d.      Produk
Kondisi ini yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya mendorong seseorang untuk melibatkan diri dalam proses kreatif.
Dengan demikian bakat dan ciri-ciri pribadi kreatif dalam arti bersibuk diri secara kreatif, maka produk-produk yang bermakna dengan sendirinya akan timbul hendaknya pendidik menghargai produk kreativitas siswa dengan cara mengairahkannya dengan berbagai aktifitas.

B. Cara-Cara Menumbuhkan Kreativitas.
            Untuk menumbuhkan kreativitas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
  1. Memberi Motivasi
Dalam proses belajar guru harus memberikan motivasi kepada siswa, sehingga dia giat dalam belajar. Dengan demikian siswa tersebut akan dapat menumbuhkan kreativitasnya dalam belajar.
  1. Menggairahkan Siswa.
Dalam kegiatana belajar mengajar, guru harus berusaha memberikan siswa minat belajar yang baik, yaitu dengan cara memberikan kebebasan dalam belajar yang tujuannya untuk menggairahkan siswa.
  1. Memberikan Harapan Realistis
Guru harus memberikan harapan yang baik kepada siswa, untuk itu guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan atau kegagalan siswa dalam belajar.
  1. Mengarahkan.
Dalam proses belajar mengajar guru harus mengarahkan tingkah laku siswa dengan cara giat belajar, sehingga siswa tersebut akan berkeinginan untuk belajar dan memperoleh prestasi yang baik dalam belajar.
            Selain hal-hal yang tersebut di atas untuk dapat menumbuhkan kreatvitas siswa juga ada  3 faktor yang perlu diperhatikan dalam diri siswa untuk menumbuhkan kreativitas dalam belajar adalah sebagai berikut
  1. Sikap Individu
  2. Kemampuan dasar
  3. Teknik-teknim yang digunakan [10]
              Sikap tersebut sangat berpengaruh dalam pembentukan kreativitas belajar siswa dan untuk lebih jelas maka dapat dilihat dari penjelasan dari masing-masing faktor berikut ini:
      a. Sikap individu
      Perhatian khusus bagi penumbuhan kepercayaan diri siswa perlu diberikan. Secara aktif guru perlu membantu siswa menumbuhkan kesadaran diri yang positif dan menjadikan siswa sebagai individu yang seutuhnya dengan konsep diri yang positif.
            Kepercayaan diri meningkatkan keyakinan siswa, bahwa ia mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, dan juga merupakan sumber perasaan aman dalam diri siswa. “Guru harus dapat menanamkan rasa percaya diri pada siswa sedini mungkin”.[11]
            Rasa ingin tahuan siswa perlu dibangkitkan karena merupakan kapasitas untuk menemukan masalah-masalah teknik serta usaha untuk pemecahannya.

        b.  Kemampuan dasar yang diperlukan.
            Mencakup berbagai kemampuan dasar untuk menambahkan kreativitas siswa, dengan cara memikirkan keseluruhan tahap dari masalah, memilih bagaimana masalah  yang perlu dipecahkan, serta memikirkan informasi yang kiranya dapat membantu.
            Memilih sumber-sumber data yang paling memungkinkan pemecahan masalah tersebut, memilih gagasan yang paling memungkinkan bagi pemecahannya, serta memikirkan informasi yang kiranya dapat membantu.
      c. Teknik-teknik yang digunakan untuk menumbuhkan kreativitas adalah:
  1). Melakukan pendekatan “Iquiry” (pencaritahuan).
      Pendekatan ini memungkinkan siswa menggunakan semua proses mental untuk menemukan konsep atau prinsip ilmiah. Pendekatan ini banyak memberikan keuntungan antara lain, meningkatkan fungsi intelegensi, membantu siswa belajar, melakukan penelitian, meningkatkan daya ingatan, menghindari proses belajar menghafal, mengembangkan kreativitas, meningkatkan aspirasi, membuat proses pengajaran menjadi”student centered” sehingga dapat membantu lebih baik ke arah pembentukan konsep diri, memberikan lebih banyak kesempatan bagi siswa untuk menampung serta memahami imformasi.
      Ciri-ciri proses belajar mengajar melalui pencaritahuan ialah, bertanya, tidak semat-mata mendengarkan, mencari pemecahan masalah tidak semata-mata mendapatkan. Berfikir tidak semata-mata membayangkan. Memberi keritikan yang bersifat konstruktif, tidak semata-mata melaksanakan, serta melakukan penilaian yang menghubungkan, tidak semata-mata mengulangi.
      Peran guru dalam proses belajar mengajar melalui pencaritahuan ialah, guru memberikan stimulus kepada siswa, memberikan keluwesan untuk berpendapat, berinisiatif dan bertindak, guru memberikan dukungan untuk melakukan pencaritahuan, serta melihat kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi siswa, dan membantu mengatasinya, dan menggunakan waktu pengajaran dengan sebaik-baiknya.
      Untuk keberhasilan pelaksanaan pendekatan ini pengamatan yang terlalu laku dan oteriter perlu dihindari. Kreativitas dapat berkembang dalam suasana non- otoriter, agar siswa dapat berfikir secara bebas, berkerja dengan baik karena ia merasa aman dan mengetahui tujuannya, mewujudkan potensi kreativitasnya, karena ia diperkenalkan untuk melaksanakannya. Melalui sikap-sikap yang terbuka, tidak mengancam, dan menerima, guru membantu siswa menemukan indentitas diri dengan membangun konsep diri yang positif.[12]
        Sikap kebebasan yang diberikan guru pada anak didik sangat berpengaruh kepada siswa dalam meningkatkan minat belajar, dengan demikian si anak dapat menemukan hal yang baru dengan kreatifitas yang tertanam dalam diri si anak.
  2). Menggunakan teknik Sambung Saran
      Didalam pendekatan ini, suatu masalah dikemukakan dan siswa diminta untuk mengemukakan gagasan-gagasannya. Apabila keseluruhan gagasan telah dikemukakan, siswa diminta meninjau kembali gagasan-gagasan tersebut, dan menentukan gagasan mana yang akan digunakan dalam pemecahan masalah tersebut.
  3). Memberi penghargaan bagi prestasi kreatif
      Penghargaan yang diterima akan mempengaruhi konsep diri siswa secara positif, yang meningkatkan kenyakinan siswa untuk berbuat secara positif. Lima prinsip bagaimana guru memberikan penghargaan bagi siswa kreatif adalah sebagai berikut:
1.      Menaruh respek terhadap pertanyaan-pertanyaan yang jarang terjadi
2.      Menaruh respek terhadap gagasan yang kreatif, imanjinatif
3.      Menujukkan pada siswa bahwa gagasan mereka bernilai
4.      Membiarkan siswa sehari-hari melakukan sesuatu sebagaimana latihan tanpa ancaman akan dinilai
5.      Menghubungkan penilaian dengan penyebab dan konsekwensi.[13]

Penghargaan yang diberikan guru kepada siswa adalah merupkan motivasi yang  sangat baik karena dengan penghargaan tersebut si anak merasa bangga dan merasa bahwa kreativitas sangat baik sehingga siswa tersebut rajin dalam belajar dan kreatif.
       4). Meningkatkan pemikiran kreatif melalui banyak media
            Sasaran pendidikan dan kurikulum perlu dianalisis untuk mengetahui fungsi-fungsi mental apa yang dituju dalam pendidikan. Hendaknya suatu program yang menetapkan bagi penumbuhan kemampuan kreatif ditingkatkan. Perangsang serta sensitivitas siswa terhadap objek-objek dan gagasan secara sistematis disusun penyajian bahan-bahan pelajaran dengan cara-cara baru, penggunaan  alat-alat audio visual bila mungkin dilakukan.
            Mulai penyajian gambar yang diproyeksi  misalnya, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan suatu masalah. Pendekatan ini memungkinkan untuk meningkatkan berfikir kritikal dan kreatif, dan motivasi serta minat siswa didalam diskusi-diskusi kelompok.
            Dalam kegiatan rutin dikelas, pengajaran harus berusaha menghindari hal-hal yang menonton dan membosankan, guru harus selalu memberikan para siswa cukup banyak hal-hal yang perlu dipikirkan dan dilakukan. Yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu dalam situasi belajar untuk meningkatkan siswa dalam menumbuhkan kreatifitasnya.
            Guru harus memelihara harapan-harapan siswa yang realitis dan memodivikasi harapan-harapan yang kurang atau tidak realistis. Untuk itu pengajaran perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan atau kegagalan akademis siswa. Bila siswa telah banyak mengalami kegagalan, maka guru harus memberikan sebanyak mungkin keberhasilan kepada siswa.
            Bila siswa mengalami keberhasilan pengajaran, diharapkan guru memberikan hadiah kepada siswa atas keberhasilannya. Baik berupa pujian, angka yang baik dan sebagainya, seingga siswa terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan pengajaran. Sehingga siswa mampu menumbuhkan kreatifitasnya sendiri.

C.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Siswa.
            Salah satu kemapuan utama yang memegang peranan pening dalam kehidupan dan pengembangan siswa adalah kreatifitas. Kemampuan ini banyak dipengaruhi oleh faktor dalam diri siswa yang mempunyai kemapuan intelektual seperti :  Motivasi, Kecerdasan Intelegensi, Bakat, Attitude, Minat.
     1. Motivasi
            Motivasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan yang datang dari dalam diri maupun dari luar diri seseorang, yang menyebabkan akan tercapainya sesuatu tujuan yang ingin diperoleh. Dengan adanya motivasi seseorang akan lebih giat dalam melaksanakan aktivitasnya. Karena tanpa adanya motivasi dengan sendirinya kemauan untuk belajar akan berkurang.
            Dalam proses pengembangan kreativitas, motivasi merupakan hal yang sangat penting, karena itu diharapkan seorang pendidikan perlu untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar. Tentang motivasi ini, Masrun mengungkapkan bahwa:
          Dalam pendidikan, motivasi adalah seni merangsang perhatian pada murid apabila tidak mempunyai perhatian, atau belum dirasakan oleh murid atau menyempurnakan perhatian yang sudah ada supaya menjadi perbuatan yang dikehendakai oleh masyarakat. Motivasi dalam belajar mengandung, membangkitkan, memberikan kekuatan dan memberikan arah pada tingkah laku yang diinginkan.[14]

            Dari kutipan di atas, jelaslah bahwa motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar yakni untuk memberikan dorongan kepada siswa sehingga dapat memperoleh hasil yang semaksimal. Motivasi dapat membuat seseorang belajar secara aktif dan penuh konsentrasi.
            Motivasi erat sekali hubungannya dengan emosi atau instik, dan instik itu sendiri erat hubungannya pula dengan minat, maka timbul kemampuan untuk melakukan sesuatu, dengan demikian motivasi mendorong seseorang untuk bertindak.
            Dengan demikian setiap individu yang merasakan adanya suatu kebutuhan, maka aktivitas akan diarahkan pada tujuan yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut. “Karena pada dasarnya motivasi itu mempunyai dua komponen, yaitu kebutuhan dan tujuan.”[15]
            Berdasarkan hal-hal yang disebut diatas jelaslah bahwa timbulnya motivasi atau dorongan karena adanya bermacam-macam kebutuhan. Sehingga siswa punya keinginan untuk melakukan kativitas belajar dengan baik. Siswa harus berusaha agar mengetahui dengan jelas tujuan yang akan dicapai dalam belajar, karena tujuan yang menarik merupakan motivasi yang terbaik dalam aktivitas belajar.
            Adapun fungsi motivasi: mendorong pelajar dalam melakukan aktivitas belajar. Menentukan arah dan sasaran yang ingin dicapai. Menyeleksi perbuatan-perbuatan yang diinginkan. Motivasi dalam hubungan situasi teaching leaning yang formil diistilahkan dengan insentif yang meliputi hasil kecakapan, hadiah (rewad) hukuman (punishment), takut gagal dan kompetisi.[16]
              Dengan demikian jelaslah bahwa motivasi merupakan faktor yang berperan dalam aktivitas belajar, tanpa motivasi kegiatan belajar tidak akan terarah, sehingga tidak efektif, semakin tepat dan kuat motivasi yang diberikan, usaha belajar pun semakin efektif.
            2. Kecerdasan
              Kecerdasan (intelegensi) mempunyai peranan yang sangat penting terhadap tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh murid. Kecerdasan merupakan sesuatu yang dinamis. Ia dapat berkembang terus atau ia terkadang mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan oleh karena adanya bebagai faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan, seperti faktor genetika, lingkungan dan gizi. Tentang besarnya peran intelegensi terhadap kecerdasan pencapaian prestasi.
              Menurut W.S. Winkel dalam bukunya psiklogi pendidikan dan evaluasi belajar, mengemukakan sebagai berikut:
Dalam belajar di sekolah, intelegensi memainkan peranan yang sangat besar, khususnya dapat berpengaruhi kuat terhadap tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa. Kenyataan ini  semakin nampak dalam prestasi belajar pada bidang studi tertentu yang menuntut banyak berfikir seperti matematika[17]

          Intelegensi berbeda antara seseorang dengan yang lainnya, hal ini dipengaruhi oleh hereditas (keturunan), menu makanan serta keadaan lingkungan, perbedaan taraf kecerdasan seseorang akan mengakibtkan, beberapa pula hasil yang dicapainya.
        Dengan demikian kemampuan (intelegensi) merupakan hal yang penting meningkatkan kreativitas dalam belajar, dan harus memiliki oleh para siswa. Tanpa memilki intelegensi atau kemampuan akan memenuhi bermacam-macam kesulitan dan menghadapi situasi baru, karena dalam belajar selalu dihadapkan pada masalah yang demikian memerlukan penunjang yang sangat berarti untuk mencapai hasil atau prestasi belajar yang lebih baik.
            3. Bakat
            Setiap individu mempunyai bakat masing-masing, faktor bakat merupakan atau termasuk salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pelajar. Berikut ini penulis akan menguraikan pengertian dari bakat, agar lebih jelas pengaruhnya dalam hal belajar.
            Bakat adalah benih dari sifat, yang baru akan nampak nyata jika ia mendapat kesempatan atau kemungkinan untuk berkembang.[18]
            Attide is a quality which is prossed by all individuals in differing degree.”[19]Artinya: Bakat adalah suatu sifat yang dimiliki oleh individu pada tingkat yang   berbeda
            Menurut Wawan Nurkancana, bakat adalah: “Suatu kualitas nanmpak pada tingkah laku manusia pada suatu lapangan keahlian tertentu.”[20] Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bakat adalah sifat khusus yang ada pada setiap individu dan akan dapat berkembang apabila diberikan kesempatan atau kemungkinan oleh lingkungannya. Dalam hal ini lingkungan memegang peranan penting untuk mengembangkan faktor bakat ini.
            Bakat merupakan istilah yang sering juga diiringkan dengan minat. Dan faktor bakat ini mempunyai kedudukan terdiri dalam pendidikan. Orang yang cakap dalam perbuatan khusus. Oleh karena itu orang yang intelektual belum tentu perbuatannya berbakat. Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir dan didapatkan dari faktor keturunan.
            Tentang pentingnya masalah bakat dan minat ini, Asma Hasan Fahmi dalam bukunya sejarah dan filsafat pendidikan Islam menyebutkan bahwa: “ pentingnya warisan dan keinginan yang dibawa sejak lahir untuk memampukan isi pelajar dalam memperoleh apa yang diajarkan guru.”[21]     
            Berdasarkan kutipan di atas dapat dipahami juga, kita harus memperhatikan latar belakang psikolog pada anak didik, dengan demikian akan mudah menyampaikan bahan pelajaran.
           4.  Attitude (sikap)
            Faktor lain yang menjadi dalam kreativitas sasaran belajar adalah unsur kejiwaan yang erat hubungannya dengan emosi yaitu attitude (sikap). Dalam masalah sikap ini, banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli. Dengan demikian penulis akan mengemukakan beberapa definisi saja antara lain sebagai berikut: “An attitude is a learn orientation, or disposition toward an objects or situation which provides a tendency to respond favourably to the object or situation”[22]

Artinya: Attitude atau sikap adalah suatu orientasi yang dipelajari, atau disposisi terhadap objek atau situasi yang memberikan kecenderungan untuk memberikan respon yang disenangi atau tidak disenangi terhadap suatu objek atau situasi.


           5. Minat
            Minat merupakan keinginan yang menimbulkan perhatian akibat adanya sesuatu yang menarik.[23]
            Dalam proses pengembangan kreativitas belajar sudah tentu materi yang dipelajari itulah yang harus menarik perhatian, akan lebih mudah menerima dan dapat dipahami. Dengan adanya minat yang tinggi kreativitas dalam belajar maka dapat menimbulkan sesuatu kegiatan yang menyenangkan serta hasil yang akan dicapai juga akan memuaskan.
            Kurangnya minat dalam belajar dapat disebabkan oleh individu itu sendiri. Karena jika bahan pelajaran tidak sesuai dengan minat atau keinginan maka akan susah pelajaran itu dapat diterima dan diterima siswa, karena pada dasarnya tidak mempunyai daya tariknya. Dari sini jelas bahwa sesuatu itu dapat dipelajari dengan baik apabila siswa dapat memusatkan perhatiannya terhadap pelajaran itu, sehingga dapat dengan mudah menyerap materi pelajaran.
            Dalam hal ini minat merupakan salah satu faktor yang memungkinkan adanya pemusatan pikiran (konsentrasi). Minat selain memungkinkan siswa dapat memusatkan pikiran, juga akan menimbulkan kegembiraan dan kegairahan siswa dalam pengembangan kreativitas usaha belajar.
            Selain faktor di atas ada juga faktor external yang mempengaruhi kreativitas siswa adalah sebagai berikut:


1.      Ekonomi
Yang dimaksud dengan faktor ekonomi dalam belajar, yaitu menyangkut masalah pembiayaan untuk belajar seperti : Biaya hidup, biaya sekolah, biaya untuk membeli alat-alat perlengkapan yang harus ditanggung oleh diri sendiri atau orang tuannya[24]
Setiap siswa yang memasuki sekolah tentu tidak lepas dari masalah ekonomi (pembiayaan). Karena belajar disekolah tingkat rendah maupun diperguruan tinggi memerlukan biaya yang cukup.
Seorang siswa dapat belajar dan mengembangkan kreativitas sendiri pada biaya yang tersedia. Keadan ekonomi yang lemah, keadaan rumah tangga yang menyedihkan, perlengkapan belajar yang serba kurang akan membuat seorang siswa merasa kecewa, sehingga mengakibatkan kemunduran dalam belajar, motivasi pun menurun dan putus asa, akhirnya usaha belajar tidak memberikan hasil apa-apa.
2.      Staf Pengajar
Dalam bidang pendidikan faktor staf pengajar merupakan hal yang penting dan menentukan. Ditangan staf pengajar yang cakap dan bertanggung jawab terletak tujuan yang akan dicapai.”Faktor lainnya seperti anak didik, kurikulum,tujuan, situasi/fasilitas merupakan hal yang tidak berarti, bila tidak disertai oleh staf pengajar yang berkualitas.


3.      Fasilitas dan Perlengkapan
Fasilitas dan perlengkapan dimaksudkan adalah segala alat-alat keperluan yang digunakan atau diperlukan oleh siswa dan staf pengajaran: buku-buku, alat tulis menulis, sarana-sarana, ruang perpustakaan, brosur dan alat-alat perlengkapan lainnya
Diantara alat-alat perlengkapan yang sangat penting untuk menunjang keberhasilan belajar seorang siswa adalah adanya perpustakaan disamping alat-alat perlengkapan lainnya. Dalam hal ini perpustakaan sangat penting dan hendaknya harus dimiliki oleh setiap sekolah, baik sekolah rendah maupun sekolah lanjutan.[25]

D.  Fungsi Kreativitas Siswa Terhadap Hasil Belajar
            Kreativitas atau perbuatan kreatif banyak berhubungan dengan intelegensi. Seorang yang kreatif pada umumnya memiliki intelegensi yang cukup tinggi. Seorang yang tingkat intelegensinya rendah, maka kreativitasnya juga relatif kurang kreativitas juga berkenaan dengan kepribadian. Seorang yang kreatif adalah orang yang memiliki ciri-ciri kepribadian tertentu seperti : mandiri, bertanggung jawab, berkerja keras, motivasi tinggi, optimis, punya rasa ingin tahu yang besar, percaya diri, terbuka, memiliki toleransi, kaya akan pemikiran.
            Adapun fungsi kreativitas terhadap hasil belajar adalah sebagai berikut:
1.      Dengan kreativitas, siswa belajar akan bertambah giat
2.      Pengembangan kreativitas bagi siswa, akan dapat memupuk, merangsang proses belajar siswa sehingga hasil belajarnya akan baik
3.      Dengan kreatif dalam belajar, maka siswa akan dapat mewujutkan aktualisasi dirinya, yang merupakan tujuan pokok dari percakapan hasil belajar yang memuaskan
4.      Kreativitas atau berfikir kreatif, merupakan bentuk kemampuan untuk melihat kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah dalam proses belajar mengajar.
5.      Bersibuk diri secara kreatif dalam belajar bermamfaat bagi siswa sehingga ia dapat terus aktif dalam belajar.
6.      Kreativitas memungkinkan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar
7.      Dengan berkreativitas akan membantu siswa menempatkan diri dalam situasi belajar yang tepat.[26]

            Dengan demikian kreativitas mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar siswa, sebab anak yang kreatif selalu memiliki rasa ingin tau, memiliki minat belajar yang tinggi, rasa percaya diri serta tidak mudah putus asa sehingga ia selalu kreatif dalam belajar untuk memperoleh prestasi yang memuaskan.
            Kreativitas siswa berhubungan dengan cara mengajar guru, baik dari segi penggunaan metode belajar, strategi yang digunakan, dalam suasana mengemukakan gagasan baru dan ketika siswa diberi kesempatan untuk belajar sesuai dengan minat siswa. Dalam suasana yang demikian kemampuan kreativitas siswa dapat berkembang.
            Mengingat bahwa kreativitas merupakan bakat yang secara potensial di miliki oleh setiap siswa, yang dapat ditemukan kenali dan di pupuk melalui pendidikan yang tepat. Salah satu masalah yang kritis adalah bagaimana dapat mengembangkan melalui pendidikan.
            Krativitas adalah hasil dari interaksi antara siswa dengan lingkungannya, seseorang siswa mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana dia berada. Sekolah hendaknya dapat memberikan kesempatan pendidikan yang sama kepada semua anak untuk mengembangkan semua potensinya. Ditinjau dari segi ini adalah tanggung jawab dari pendidikan yang demokratis yang memberi pelayanan pendidikan khususnya bagi siswa yang berkemampuan unggul.
            Salah satu konsep yang amat penting dalam bidang kreativitas adalah hubungan kreativitas dan aktualitas diri. Aktualitas diri ialah apabila seseorang menggunakan semua bakat, untuk menjadi apa yang mampu di lakukan untuk mewujutkan potensinya. Pribadi yang dapat mengaktualisasi diri adalah, seseorang yang sehat mental, dan berfungsi spenuhnya.[27]
            Kreativitas berfungsi untuk cendrung mengaktualisasi diri, mewujutkan potensi, dorongan untuk berkembang, dan menjadi matang, kecendrungan untuk mengekpresikan diri dan mengaktifkan semua kemampuan diri. Siswa-siswa yang kreatif memiliki bakat kreatif yang luar biasa dalam bidang pendidikan. Kreativitas merupakan suatu gaya hidup yang mengembangkan kemampuan diri yang dimiliki, belajar mengunakan kemampuan diri secara optimal, menjajaki gagasan baru, yang hubungannya dengan pendidikan
            Dilain pihak kreativitas biasanya anak yang kreatif selalu ingin tau, memiliki minat yang luas, dan menyukai kegemaran dan aktivitas yang kreatif. Siswa yang kreatif biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Mereka lebih berani mengambil resiko dari siswa lainnya. Dalam arti melakukan sesuatu bagi mereka amat berarti, penting dan disukai, mereka tidak menghiraukan kritikan atau ejekan dari temannya.
            Kretivitas juga berfungsi untuk membangkitkan kreativitas anak sehingga perlu diberikan kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif. Guru hendaknya dapat merangsang siswa untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif, dengan membantu menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan. Dalam hal ini yang penting ialah memberikan kebebasan kepada anak untuk mengekpresikan dirinya secara kreatif, tentu saja dengan persyaratan tidak siswa lain dalam lingkungannya.
            Pertama-tama yang perlu ialah proses bersibuk diri dengan secara kreatif tanpa perlu menuntut dihasilkannya produk-produk kreatif yang bermakna. Hal itu akan datang dengan sendirinya dalam iklim yang menunjang, menerima dan menghargai. Perlu pula di ingatkan bahwa kurikulum sekolah yang terlalu padat sehingga tidak ada peluang untuk kegiatan kreatif.
            Tujuan utama dari kreativitas adalah untuk mengidentifikasi potensi keaktifitas anak. Karena kreativitas begitu bermakna bagi anak, yang fungsinya adalah untuk memberikan pengalaman pengayaan kepada mereka yang berkreatif. Kreativitas merupakan suatu konstruk multi dimensional, yang terdiri dari berbagai dimensi, yaitu dimensi kognitif, dimensi sfektif, dan dimensi psikomotor. Masing-masing dimensi meliputi berbagai katagori.
            Apapun yang dilakukan oleh pendidikan adalah tujuanya untuk mengembangkan sikap dan kemapuan anak didik, yang dapat membantu dapat menghadapi persoalan-persoalan dimasa yang kana datang secara kreatif. Krativitas siswa sering ditekankan pada pendidikan dan pengalaman sehingga ia dapat mengenali potensi sepenuhnya dan mewujutkannya. Pendidikan dapat melakukan hal yang banyak untuk membantu siswa mencapai perweujudan sepenuhnya, apapun tingkat kepasitas pembawaannya.
            Banyak siswa yang memiliki benih-benih kreativitas, tetapi lingkunganya gagal untuk memberikan pupuk yang tepat untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu, perkembangan optimal dari kemampuan berfikir kreatif berhubungan erat dengan proses belajar mengajar. Dalam suasana non-oteriter, ketika belajar atas prakarsa sendiri dapat berkembang, karena guru menaruh kepercayaan terhadap kemapuan siswa untuk berfikir dan berani mengemukakan gagasan baru dan ketika siswa diberi kesempatan untuk berkerja sesuai dengan minat dan kebutuhannya, dalam suasana inilah kemampuan kreatif dapat tumbuh dengan subur.

E.  Hubungan Kreativitas Siswa Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama
            Belajar yang dilakukan oleh seorang siswa dapat dikatakan mempunyai sasaran utama yang harus dicapai yaitu untuk memperoleh prestasi yang semaksimal mungkin, seseorang siswa dapat dikatakan mempunyai prestasi belajar, apabila ia dapat menguasai materi pelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum sekolah, maka ia dapat dikatakan telah mencapai tujuan pengajaran.
              Prestasi belajar siswa yang diperoleh berbeda-beda sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki karena dipengaruhi oleh kecerdasan, siswa yang tingkat kecerdasannya tinggi berbeda kreativitasnya, dengan siswa yang tingkat kecerdasannya rendah. Dengan perkataan lain, siswa yang tinggi tingkat kecerdasannya tidak selalu selalu menunjukkan tingkat kreativitasnya tinggi.[28]

              Kita beranggapan bahwa  siswa-siswa yang  sangat cerda s saja yang dapat
 menjadi kreatif. Dalam kenyataan akan menjadi sukarnya untuk hidup secara normal tanpa adanya kreativitas, karena kreativitas itu perlu menghadapi perubahan-perubahan yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan manusia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak semua siswa yang prestasinya belajarnya baik memiliki sifat kreatif. Dan tidak semua siswa yang kreatif memiliki prestasi yang memuaskan.
            Perkembangan optimal dari kemampuan berfikir kreatif berhubungan erat dengan cara guru mengajar karena guru menaruh kepercayaan terhadap kemampuan anak untuk berfikir dan berani mengemukakan gagasan-gagasan baru ketika anak diberi kesempatan untuk belajar sesuai dengan minat dan kebutuhan, dalam suasana inilah kemampuan kreatif dapat tumbuh dan akan memperoleh prestasi yang baik.
            Kreativitas siswa tidak selalu tertumpu pada sesuatu yang sama sekali tidak pernah ada sebelumnya, unsur-unsurnya mungkin telah ada sebelumnya, tetapi individu menemukan kombinasi baru, hubungan baru, konstruk baru yang memiliki kwalitas yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Hal baru itulah sesuatu yang bersifat inovatif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
            Penigkatan prestasi belajar dapat dilihat melalui kreativitas atau aktivitas siswa dalam belajar. Sehingga siswa mampu menemukan hal yang baru, keluwesan dalam berfikir, memecahkan masalah serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan. Kecakapan ini merupakan kemampuan untuk mengenal, menganalisa, menilai dan memecahkan masalah dengan menggunakan rasio.
            Guru mempunyai dampak yang besar tidak hanya pada prestasi pendidikan anak, tetapi juga pada sikap anak disekolah dan terhadap belajar pada umumnya. Namun guru juga harus melumpuhkan rasa ingin tau alamiah anak, merusak motivasi, harga diri, dan kreativitas anak. Bahkan guru yang baik dapat mempengaruhi anak lebih kuat dari orang tua. Karena guru lebih banyak kesempatan untuk merangsang atau menhambat kreativitas anak dari pada orang tua. Guru mempunyai tugas mengevaluasi pekerjaan, sikap dan prilaku anak.
            Pendidikan mempunyai peranan sangat menentukan bagi perkembangan bagi mewujutkan diri, terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara. Siswa yang kreativtasnya  tinggi tidak bebeda dengan prestasi sekolah dari kelompok siswa yang intelegensinya lebih tinggi. Oleh karena itu kreativitas sangat berhubungan dengan prestasi belajar. Siswa yang tingkat kreativitasnya tinggi, tentu saja mempunyai prestasi yang tinggi.
            Prestasi belajar merupakan suatu potensi yang di dapat siswa dari hasil belajar mengajar. Tetapi dalam proses belajar mengajar agar memperoleh hasil yang optimal, proses belajar mengajar harus di lakukan dengan sadar dan terorganisir secara baik. Di dalam proses belajar mengajar guru sebagai pengajar dan siswa sebagai sabjek balajar, di tuntut adanya profil kualitas tertentu dalam pengetahuan, kemampuan, sikap dan tata nilai, agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan praktis dan efesien.
            Kreativitas siswa juga dipengaruhi oleh guru yang mempunyai dampak yang besar tidak hanya pada prestasi belajar siswa, tetapi juga pada sikap pada sekolah dan terhadap belajar pada umumnya. Namun guru juga melupakan rasa ingin tahu alamiah siswa, merusak motivasi, harga diri, dan kreativitas siswa. Cara yang paling baik bagi guru adalah untuk mengembangkan kreativitas adalah
dengan cara mendorong motivasi intrinsik.
            Cara yang baik yang dilakukan oleh guru dalam rangka membangkitkan motivasi belajar siswa adalah dengan cara memberikan motivasi yang baik. Semua siswa harus belajar semua ketrampilan yang ada dan disitu anak akan menjadi kreastif, dengan demikian anak akan lebih mudah mendapatkan prestasi yang memuaskan. Untuk menentukan tinggi rendahnya prestasi yang dimiliki oleh siswa semua itu ditentukan oleh bakat yang dimiliki siswa. Apabila seorang siswa mempunyai bakat yag tinggi, kemungkinan ia memiliki sifat kreatif. Dengan sifat kreatif dan bakat yang besar tentu saja ia akan memperoleh prestasi yang memuaskan.
            Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa, kreativitas siswa mempunyai dampak positif bagi penigkatan prestasi belajar yang baik. Siswa yang kreativitasnya baik tentu saja akan memperoleh prestasi yang baik pula.

           


                                      


                 [1] Nana Syaodih Sukmadinata,  Landasan Psikologis Proses Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999) hal. 105
                   [2]Utami Munandar, Perkermbangan Kreatifitas Anak Berbakat (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hal. 104

                   [3]Slameto, Membangkitkan Kreativitas Melalui Pendidikan (Semarang: Suara Merdeka, 1985), hal. 21

                  [4]Chaplin, J.P, Dictionary Of Psychologi ( New York : Dill Publishing Co, 1971), hal. 72

                   [5]Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang mempengaruhinya, (Jakarta, Rineka Cipta, 2003), hal. 146
                 [6] Nana Syaodik Sukmadinata, Op-Cit, hal. 108

   [7] Utami Munandar, Op-Cit, hal. 45
                 [8] Ibid, hal. 46

                 [9] Ibid, hal, 45
                 [10] Ibid, hal. 154

                 [11] Slameto,  Op-Cit, hal. 154
                 [12] Ibid, hal. 158 
                [13] Ibid hal. 159
                 [14] Mansur, Psikologi Pendidikan, , (Yogjakarta: Universitas Gajah Mada, 1977, hal. 66

                 [15] James Deese,  Psichology Of Learning, Terj Utami Munanndar (Jakarta:Pustaka Setia 1988), hal. 6

                 [16] Ibid, hal. 17
                 [17] W.S. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksar, 1986) hal. 25.
                 [18] Crow and Crow, General Psyhology,(Adam & Co: Liitle Field 1961), hal.129
                 [19] Soerganda Poerbakawaca, Ensiklopendi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1997),  hal. 31

                [20] Wawan Nurkancana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981) hal, 190
   [21] Asma Hasan Fahmi,  Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979) hal. 131

  [22] Cliffon T. Morgan Richard S. King, Intrukduction to Psychology, (Tokyo: MC Graw Hill Kogakushe Ltd. ) hal. 509
              [23] Siti Rahayu,  Membangkitkan Minat Belajar Anak, (Medan : PN Maju, 1984, hal. 23
                 [24]Rahman Natawijaya, Pengantar Remedial, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979), hal 21
                 [25] Ibid, hal. 23
                  [26] Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta :  Gramedia, 1992), hal 183
                [27] Slemeto, Op-Cit, hal. 385
                [28] Ibid, hal. 36

No comments: