08 June 2015

Keharmonisan Orang Tua dan Pengaruhnya terhadap Pendidikan

Keharmonisan Orang Tua dan Pengaruhnya terhadap Pendidikan Anak
Pendidikan anak tidak akan berhasil sebagaimana yang diharapkan, jika orang tuanya tidak mendukung. Keluarga dapat memberikan kondisi-kondisi tertentu untuk mencapai keberhasilan kedisiplinan anak dalam belajar. Keadaan keluarga yang tidak harmonis, sering cekcok, sering terjadi ketegangan akibat tidak saling mengerti antara ayah dan ibu  akan memberikan pengaruh negatif atau kurang menguntungkan terhadap proses pendidikan anaknya. Dalam hal ini sesuai dengan dikemukakan oleh Winarno Surachman yaitu :
Situasi keluarga yang tenang, damai, tentram, gembira atau keluarga yang sering cekcok, bersikap ketus/kasar, ini semua akan mewarnai sikap anak, jumlah orang yang tinggal didalam rumah tersebut, nenek, paman, bibi, ini juga turut mempengaruhi perkembangan anak. Pengaruh yang baik maupun yang buruk dapat dipelajari dalam keluarga.[1]

            Sehubungan dengan kutipan di atas, jelas bahwa pendidikan anak dalam keluarga sangat besar andilnya dalam menciptakan keberhasilan belajar anak. Orang tua yang bijak mampu menciptakan suasana damai, sehat, rapi dan indah dalam keluarganya. Dengan demikian juga hasil belajar yang dicapai akan lebih baik dan berjalan sesuai dengan proses perkembangan anak. 
Keluarga adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna dan pengaruh tertentu kepada individu. Yang termasuk kedalam lingkungan keluarga adalah yang dapat mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor penunjang belajar yang penting. Lingkungan belajar/pembelajaran/ pendidikan yang mempunyai fungsi :
1.  Fungsi psikologis, Stimulus bersumber dari lingkungan yang merupakan rangsangan terhadap individu sehingga terjadinya respons, yang menunjukkan tingkah laku tertentu. Respon tadi pada gilirannya dapat menjadikan suatu stimulus baru yang menimbulkan respon baru.
2.  Fungsi pedagogis, Lingkungan yang memberikan pengaruh-pengaruh yang bersifat mendidik, khususnya lembaga yang sengaja disiapkan sebagai suatu lembaga pendidikan"[2].

Arifin mengatakan keluarga merupakan pembinaan pertama yang menjadi pangkal atau landasan dalam kehidupan di kemudian hari. Namun jika keluarganya harmonis, maka Pendidikan anak akan berhasil sebagaimana yang diharapkan. Keluarga merupakan tempat dasar dalam menanamkan bagi perkembangan pendidikan berikutnya.
Berbagai faktor  yang dapat mempengaruhi pendidikan anak yang akan dicapai siswa di antaranya adalah faktor  pekerjaan orang tua. Pengaruh pekerjaan orang tua berdampak terhadap keharmonisan orang tua.



[1] Winarno Surachmad, Pengantar Pendidikan Islamiah Dasar Metode dan Teknik, (Bandung: Tarsito, 1999), hal. 31

[2] M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Sekolah dan Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000), hal. 15