Minat seseorang
juga dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu minat dari dalam (intrinsik) dan
minat karena pengaruh luar (ekstrinsik).
1.
Minat dari dalam (intrinsik)
Yang
dimaksud dengan minat intrinsik adalah “minat-minat yang adanya tidak perlu
dirangsang dari luar, karena sudah ada dalam diri individu”.[1]
Sebagai contoh, seseorang yang senang membaca, tidak perlu ada yang menyuruh
atau mendorongnya pun ia akan menaruh minat yang besar untuk membaca. Dengan
demikian minat intrinsik merupakan minat yang adanya tanpa perlu dirangsang
oleh sesuatu dari luar diri siswa.
Biasanya
siswa yang memiliki minat intrinsik ini adalah siswa-siswa yang memiliki
cita-cita yang tinggi. Keinginan untuk mewujudkan cita-citanya tersebut
melahirkan tindakan-tindakan yang tanpa harus dirangsang dari luar akan
dilakukannya. Misalnya orang yang ingin ahli dalam bidang tertentu akan selalu
belajar dengan tekun bidang yang dia inginkan tersebut, karena tanpa belajar
tidak mungkin ia menjadi ahli. Dorongan yang menggerakkan ini bersumber pada
suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi seorang yang
ahli (pakar).
Minat
intrinsik inilah yang diharapkan ada pada diri siswa. Sebab siswa yang memiliki
minat ini akan melakukan aktivitas belajar tanpa harus dikawal dan dipaksa.
Sehingga bagi siswa yang memiliki minat seperti ini belajar merupakan suatu
kebutuhan yang selalu harus dilakukan tanpa harus disuruh atau diperintahkan,
baik oleh guru, orang tua, maupun orang lain.
2.
Minat karena pengaruh luar (ekstrinsik)
Minat
ekstrinsik adalah “minat yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang
dari luar”.[2]
Sebagai contoh, seseorang mau belajar karena ingin dipuji oleh gurunya atau
pacarnya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu,
tetapi ingin mendapat nilai baik, atau agar mendapatkan hadiah. Kalau dilihat
dari segi tujuan kegiatan belajar yang dilakukannya, tidak secara langsung
berhubungan dengan esensi apa yang dilakukannya itu. Oleh karena itu, minat
ekstrinsik merupakan bentuk minat yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai
dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar. Bila dorongan dari luar
terhenti, maka berakhir pulalah minat belajarnya.
Meskipun
demikian, bukan berarti bahwa minat ekstrinsik ini tidak baik dan tidak
penting. Dalam aktivitas belajar atau proses pembelajaran, minat ini juga
sangat penting, sebab dari sekian banyak jumlah siswa yang ada hanya sebagian
kecil saja yang memiliki minat secara instrinsik. Apalagi siswa memiliki
kemungkinan untuk berubah-ubah. Demikian pula tidak semua pelajaran atau materi
pelajaran menarik minat siswa. Untuk itu, baik minat intrinsik maupun
ekstrinsik sama-sama penting, namun alangkah lebih baik bila setiap siswa
memiliki minat secara intrinsik, sehingga untuk belajar tidak perlu didorong
oleh orang lain.