Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Pendidikan Anak
Orang tua adalah orang
dewasa yang pertama memikul tanggung jawab terhadap pendidikan anaknya. Sebab
secara alami anak pada masa-masa awal kehidupannya berada ditengah-tengah ibu
dan ayahnya. Orang tua berperan memelihara dan membesarkan anak, ini adalah
bentuk yang paling sederahana dari tanggung jawab setiap orang tua yang
merupakan dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Menurut Zakiah Daradjat tanggung jawab orang tua terhadap
pendidikan anak adalah :
Orang tua harus
memberikan pengajaran dalam arti luas, sehingga anak memperoleh peluang untuk
memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas mungkin, serta membahagiakan anak dengan kebahagiaan di
dunia dengan cara menyediakan kebutuhan yang berhubungan dengan penyediaan yang dibutuhkan bagi
pelaksanaan pendidikan, maupun di akhirat sesuai dengan pandangan dan tujuan
hidup manusia. [1]
Athiyah Al-Abrasy
berpendapat, tanggung jawab utama orang tua dalam pendidikan anak adalah
pendidikan jasmani dalam bentuk pemenuhan nafkah ialah dengan cara menyediakan sandang,
pangan, papan yang baik agar jasmani anak tumbuh sehat dan kuat[2].
Tanggung jawab tersebut utama karena pahalanya yang akan diterima dengan
memenuhinya adalah besar, dan sebaliknya dosa yang akan diterima akibat
melalaikannya juga besar.
Pendidikan yang diberikan orang tua kepada anak tidak hanya di
berikan dalam bentuk pendidikan jasmani. Tetapi juga dalam bentuk rohani, meskipun
dari segi hukum bagi orang tua menekankan pendidikan jasmani, tetapi dari segi
kepentingan pendidikan anak tidak mengutamakan satu pendidikan atas bentuk
pendidikan lainnya.
Di manapun juga di dunia ini keluarga
merupakan tingkat pendidikan pertama yang menyediakan kebutuhan biologis anak
dan sekaligus memberikan pendidikannya. Sehingga menghasilkan pribadi-pribadi
yang dapat hidup dalam masyarakatnya, sambil menerima dan mengelola serta
mewariskan kebudayaannya.
Apa yang
diberikan dalam rumah tangga merupakan tanggung jawab orang tua. Dalam
lingkungan keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama yang bersifat
alamiah. Dalam lingkungan keluarga anak dipersiapkan menjalani
tingkatan-tingkatan perkembangannya untuk memasuki dunia orang dewasa, baik
dalam bahasa, adat-istiadat dan seluruh isi kebudayaannya. Hal ini ditegaskan
juga oleh H. M. Said, "Ibu dan bapak saling melengkapi, isi mengisi dalam
menerima dan mengolah proses kebudayaan".[3]
Dapat di
lihat bahwa dalam kehidupan sehari-hari rusaknya generasi muda merupakan suatu
problema yang sukar di cari penyebabnya. Namun dapat diduga bahwa faktor
keluargalah yang paling menentukan. Kemungkinan kenakalan seorang anak akibat
dari latar belakang keluarga yang broken home.
Orang tua
mewujudkan dirinya dalam peranan-peranan tertentu. Bentuk peranan dan tindakan
orang tua di dalam usaha meningkatkan pendidikan anak serta sekaligus
mendewasakan anak di sekolah. Usaha ini adalah sangat menentukan terhadap
pendidikan anak di masa yang akan datang. Misalnya, bagaimana wali murid dalam
membantu kegiatan-kegiatan belajar anak di rumah, baik sebagai pekerjaan rumah
maupun latihan-latihan lainnya. Bantuan semacam ini adalah untuk keberhasilan
anak di sekolah dan di keluarga.
Orang Tua
yang menyadari akan tanggung jawab, maka akan berusaha untuk membimbing anaknya
dalam melakukan kegiatan belajar di rumah. Dengan menyadari betapa pentingnya
belajar di rumah, orang tua akan menyadari kesulitan-kesulitan dan
kebutuhan-kebutuhan anak dalam belajar. Dalam hal ini orang tua akan berusaha
untuk membantu terhadap kesulitan-kesulitan dan kebutuhan-kebutuhan anak dalam
belajar, sehingga diharapkan prestasi belajar anaknya akan meningkat. H. M. Said mengatakan :
Tanggung
jawab orang tua dalam lapangan pendidikan dalam lingkungan keluarga yaitu :
1.
Pembiasaan
2.
Pendidikan intelektual dan emosional
3.
Pendidikan kewarnegaraan, termasuk pendidikan politik
4.
Pengembangan moralitas, terutama moralitas agama.[4]
Sehingga
bila orang tua menghadapi kesulitan dalam membimbing kegiatan belajar anak,
orang tua harus berusaha untuk mencari bantuan dalam memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi tersebut. Memberi dorongan kepada anak, karena itu harus ada
ikatan kerja sama dan komunikasi yang mapan dengan lembaga pendidikan tempat
anaknya belajar.
Keluarga
merupakan tempat pendidikan pertama yang menyediakan kebutuhan biologis anak
dan sekaligus memberikan pendidikannya, sehingga menghasilkan pribadi-pribadi
yang dapat hidup dalam masyarakatnya, sambil menerima dan mengelola serta
mewariskan kebudayaannya.
Adapun tanggung jawab orang tua dalam pendidikan anak
adalah :
1.
Memberikan bimbingan
Bimbingan
orang tua dalam usaha meningkatkan prestasi belajar anak adalah dengan cara
memberikan arahan, masukan-masukan dalam usaha meningkatkan kualitas belajarnya,
membantu kegiatan-kegiatan belajar anak di rumah baik sebagai pekerjaan rumah
maupun latihan-latihan lainnya.
Dapat
dilihat bahwa dalam kehidupan sehari-hari rusaknya generasi muda merupakan
suatu problema yang sukar dicari penyebabnya. Namun dapat diduga bahwa faktor
keluargalah yang paling menentukan.
Kemungkinan kenakalan seorang anak akibat dari latar belakang keluarga yang
broken home yang kehidupannya kurang diperhatikan oleh orang tuanya.
Keluarga
mewujudkan dirinya dalam peranan-peranan tertentu. Bentuk peranan dan tindakan
orang tua di dalam usaha meningkatkan prestasi
belajar anak serta sekaligus mendewasakan anak di sekolah. Usaha ini
sangat menentukan terhadap pendidikan anak di masa yang akan datang. Bantuan
semacam ini adalah untuk keberhasilan anak di sekolah dan di keluarga. Peran
orang tua sangat diharapkan terhadap pendidikan anak demi meningkatkan prestasi
belajar siswa, sehingga proses belajar mengajar agar siswa dapat berjalan
dengan baik.
Pekerjaan
rumah yang diberikan kepada anak adalah merupakan suatu kesempatan lebih
mengenal sekolah dan tujuan untuk melengkapi pendidikan anak mereka sendiri.
Sehingga anak dapat melaksanakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru
disekolah.
Pekerjaan
rumah yang diberikan guru di sekolah kepada siswa diharapkan agar dapat
diketahui oleh orang tuanya. Dengan demikian orang tua harus membantu agar
anaknya berhasil dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Dengan adanya perhatian
dari orang tua, siswa akan menyelesaikan pekerjaan rumahnya dengan baik. Hal
ini merupakan motivasi langsung dari orang tua terhadap anak mereka.
- Pengawasan
Pengawasan
orang tua sangat diharapkan dalam pendidikan anak, karena tanpa pengawasan anak
akan lalai dalam belajar. Orang tua harus memperhatikan anak dalam belajar
seperti menyediakan/ melengkapi alat belajar sehingga dapat diketahui
kemajuan-kemajuan belajar anaknya.
Orang tua yang menyadari akan tanggung
jawab, maka akan berusaha untuk membimbing anaknya dalam melakukan kegiatan
belajar. Dengan menyadari betapa pentingnya belajar, orang tua akan menyadari
kesulitan-kesulitan dan kebutuhan-kebutuhan anak dalam belajar. Dalam hal ini
orang tua akan berusaha untuk membantu terhadap kesulitan-kesulitan dan
kebutuhan-kebutuhan anak dalam belajar.
3.
Menyediakan Fasilitas
Dalam usaha meningkatkan
pendidikan anak, kewajiban orang tua memberikan fasilitas belajar kepada
anaknya. Seperti penyediaan buku, alat-alat tulis dan fasilitas lainnya sebagai
pelengkap yang menunjang proses belajar mengajar.[5]
Dengan adanya fasilitas yang memadai maka dalam belajar anak akan lebih mudah
dalam mencapai tujuan pengajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajarnya.
Dengan demikian peran
orang tua sangat diharapkan dalam meningkatkan prestasi belajar anak, sehingga
anak akan memperoleh hasil yang lebih baik dalam belajarnya.
Orang tua adalah orang
dewasa yang pertama memikul tanggung jawab terhadap pendidikan anaknya. Sebab
secara alami anak pada masa-masa awal kehidupannya berada ditengah-tengah ibu
dan ayahnya. Orang tua berperan memelihara dan membesarkan anak, ini adalah
bentuk yang paling sederahana dari tanggung jawab setiap orang tua yang
merupakan dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Menurut Zakiah Daradjat tanggung jawab orang tua terhadap
pendidikan anak adalah :
Orang tua harus
memberikan pengajaran dalam arti luas, sehingga anak memperoleh peluang untuk
memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas mungkin, serta membahagiakan anak dengan kebahagiaan di
dunia dengan cara menyediakan kebutuhan yang berhubungan dengan penyediaan yang dibutuhkan bagi
pelaksanaan pendidikan, maupun di akhirat sesuai dengan pandangan dan tujuan
hidup manusia. [6]
Athiyah Al-Abrasy
berpendapat, tanggung jawab utama orang tua dalam pendidikan anak adalah
pendidikan jasmani dalam bentuk pemenuhan nafkah ialah dengan cara penyediaan sandang, pangan,
papan yang baik agar jasmani anak tumbuh sehat dan kuat[7].
Tanggung jawab tersebut utama karena pahalanya yang akan di terima dengan
memenuhinya adalah besar, dan sebaliknya dosa yang akan diterima akibat
melalaikannya juga besar.
Pendidikan yang di berikan orang tua kepada anak tidak hanya di
berikan dalam bentuk pendidikan jasmani. Tetapi juga dalam bentuk rohani,
meskipun dari segi hukum bagi orang tua menekankan pendidikan jasmani, tetapi dari
segi kepentingan pendidikan anak tidak mengutamakan satu pendidikan atas bentuk
pendidikan lainnya.
Di manapun juga di dunia ini keluarga
merupakan tingkat pendidikan pertama yang menyediakan kebutuhan biologis anak
dan sekaligus memberikan pendidikannya. Sehingga menghasilkan pribadi-pribadi
yang dapat hidup dalam masyarakatnya, sambil menerima dan mengelola serta
mewariskan kebudayaannya.
Apa yang
diberikan dalam rumah tangga merupakan tanggung jawab orang tua. Dalam
lingkungan keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama yang bersifat
alamiah. Dalam lingkungan keluarga anak dipersiapkan menjalani
tingkatan-tingkatan perkembangannya untuk memasuki dunia orang dewasa, baik
dalam bahasa, adat-istiadat dan seluruh isi kebudayaannya. Hal ini ditegaskan
juga oleh H. M. Said, "Ibu dan bapak saling melengkapi, isi mengisi dalam
menerima dan mengolah proses kebudayaan".[8]
Dapat di
lihat bahwa dalam kehidupan sehari-hari rusaknya generasi muda merupakan suatu
problema yang sukar di cari penyebabnya. Namun dapat diduga bahwa faktor
keluargalah yang paling menentukan. Kemungkinan kenakalan seorang anak akibat
dari latar belakang keluarga yang broken home.
Orang tua
mewujudkan dirinya dalam peranan-peranan tertentu. Bentuk peranan dan tindakan
orang tua di dalam usaha meningkatkan pendidikan anak serta sekaligus
mendewasakan anak di sekolah. Usaha ini adalah sangat menentukan terhadap
pendidikan anak di masa yang akan datang. Misalnya, bagaiman wali murid dalam
membantu kegiatan-kegiatan belajar anak di rumah, baik sebagai pekerjaan rumah
maupun latihan-latihan lainnya. Bantuan semacam ini adalah untuk keberhasilan
anak di sekolah dan di keluarga.
[1] Zakiah
Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta:
Bumi Akasara, 2001), hal. 38
[2]
Athiyah Al-Abrasy, Filsafat pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000), hal. 101
[3] H.M.
Said, Peranan Orang Tua Dalam Mendidik
Anak, (Jakarta:
Pustaka Setia, 2001), hal. 116
[4] Ibid.
hal.
131
[5] Ibid,
hal. 133
[6] Zakiah
Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta:
Bumi Akasara, 2000), hal. 38
[7]
Athiyah Al-Abrasy, Filsafat pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,
1999), hal. Hal. 101
[8]H.M.
Said, Peranan Orang Tua Dalam Mendidik
Anak, (Jakarta:
Rineka Cipta: 2000), hal. 116