03 June 2015

Strategi yang Digunakan Guru dalam Membina Akhlak



Strategi memegang peranan penting bagi pelaksanaan dan keberhasilan guru dalam membina akhlak. Sebab tanpa menggunakan stretegi belajar yang tepat,  maka tujuan pengajaran yang diharapkan sulit sekali tercapai sasaran yang di inginkan. Menurut Suryosubroto strategi adalah, "Keseluruhan metode yang menitik beratkan pada kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu"[1]
Dengan demikin faktor sekolah memegang peranan penting dan berpengaruh terhadap pembinaan akhlak siswa. Sehingga siswa akan tumbuh dan berkembang dengan baik dan berakhlak mulia, sebagaimana yang diharapkan.
Akhlak merupakan suatu sifat yang sudah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian. Hingga dari situlah timbul berbagai perbuatan dengan cara spontan tanpa memerlukan fikiran. Tujuan penerapan akhlakul karimah bagi siswa adalah "Untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa terhadap ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara"[2]
Tujuan penerapan akhlakkul karimah bagi siswa ini terelaborasi untuk masing-masing satuan pendidikan dan jenjangnya, dan kemudian dijabarkan menjadi kompetensi-komptensi yang harus dikuasai oleh siswa. Tujuan pembinaan akhlak di sekolah yaitu: "untuk membentuk pribadi siswa agar dapat berakhlak baik dan meninggalkan akhlak tercela kepada sesamanya   sehingga mencapai kebahagiaan dunia dan akirat. Dalam pengajaran pendidikan Akhlak pada MTsN saat ini berpedoman pada petunjuk kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi"[3]
Ada starategi yang digunakan guru dalam membina akhlak siswa diantaranya adalah sebagai berikut : dasar dalam penerapan proses belajar mengajar yang meliputi hal-hal:
1.      Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kwalifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2.      Memilih sistim pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat
3.      Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kigiatan dalam mengajarnya.
4.      Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria atau standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan unpan balik buat penyempurnaan sistim intruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.[4]

Berdasarkan uraian di atas strategi mengajar merupakan cara, metode, teknik, atau pedoman yang dijadikan buat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang digunakan guru dalam membina akhlak siswa agar berhasil sebagaimana yang diharapkan.
1. Sasaran
Spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang bagaimana yang diiginkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan itu. Disini terlihat apa yang menjadi sasaran dalam membina akhlak siswa. Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah. Oleh karena itu, tujuan pengajaran harus dirumuskan secara kogkrit dan jelas, sehingga mudah dipahami oleh anak didik. Bila tidak, maka kegiatan belajar mengajar tidak mempunyai arah dan tujuan yang pasti.
2. Pendekatan
Memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran dalam membina akhlak siswa. Bagaimana cara guru memandang suatu persoalan,  pengertian dan materi apa yang digunakan guru dalam pemecahan masalah dalam pengajaran dalam membina akhlak siswa. Suatu topik tertentu dipelajari atau dibahas dengan cara menghafal, akan berbeda hasilnya kalau dipelajari atau dibahas dengan teknik diskusi. Juga akan lain hasilnya jika dibahas dengan menggunakan kombinasi berbagai tiori
3. Metode
Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian untuk memotivasi anak didik agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya dalam hubungannya dengan akhlak siswa. Bila  beberapa tujuan ingin diperoleh, maka guru dituntut memiliki kemampuan tentang penggunaan berbagai metode yang relevan.
4. Penilaian
Menetapkan norma-norma atau kriteria-kriteria keberhasilan dalam membina akhlak siswa, sehingga guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai dimana keberhasilan tugas-tugas yang dilakukannya. Suatu program baru diketahui keberhasilannya, setelah dilakukan evaluasi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, dalam pengajaran ada empat strategi belajar mengajar yang harus diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Sehingga dengan menggunakan strategi yang tepat akan mencapai sasaran.




[1] Suryosubroto Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hal. 201

[2] Departemen Agama RI, Pedoman Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Umum, (Jakarta:Direktorat Kelembagaaan Agama Islam, 2004), hal. 4

[3] Ibid. , hal. 5

[4] Ibid, hal. 6