Strategi
memegang peranan penting bagi pelaksanaan dan keberhasilan guru dalam membina
akhlak. Sebab tanpa menggunakan stretegi belajar yang tepat, maka tujuan pengajaran yang diharapkan sulit
sekali tercapai sasaran yang di inginkan. Menurut Suryosubroto
strategi adalah, "Keseluruhan metode yang menitik beratkan pada kegiatan
guru dan siswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan
tertentu"[1]
Dengan demikin
faktor sekolah memegang peranan penting dan berpengaruh terhadap pembinaan
akhlak siswa. Sehingga siswa akan tumbuh dan berkembang dengan baik dan
berakhlak mulia, sebagaimana yang diharapkan.
Akhlak
merupakan suatu sifat yang sudah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian.
Hingga dari situlah timbul berbagai perbuatan dengan cara spontan tanpa
memerlukan fikiran. Tujuan penerapan akhlakul karimah bagi siswa adalah
"Untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa
terhadap ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah
SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara"[2]
Tujuan
penerapan akhlakkul karimah bagi siswa ini terelaborasi untuk masing-masing
satuan pendidikan dan jenjangnya, dan kemudian dijabarkan menjadi kompetensi-komptensi
yang harus dikuasai oleh siswa. Tujuan pembinaan akhlak di sekolah yaitu:
"untuk membentuk pribadi siswa agar dapat berakhlak baik dan meninggalkan
akhlak tercela kepada sesamanya
sehingga mencapai kebahagiaan dunia dan akirat. Dalam pengajaran
pendidikan Akhlak pada MTsN saat ini berpedoman pada petunjuk kurikulum 2004
yang berbasis kompetensi"[3]
Ada starategi yang digunakan guru dalam membina
akhlak siswa diantaranya adalah sebagai berikut : dasar dalam penerapan proses
belajar mengajar yang meliputi hal-hal:
1. Mengidentifikasi serta menetapkan
spesifikasi dan kwalifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik
sebagaimana yang diharapkan.
2. Memilih sistim pendekatan belajar mengajar
berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode,
dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga
dapat dijadikan pegangan oleh guru sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru
dalam menunaikan kigiatan dalam mengajarnya.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal
keberhasilan atau kriteria atau standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan
pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang
selanjutnya akan dijadikan unpan balik buat penyempurnaan sistim intruksional
yang bersangkutan secara keseluruhan.[4]
Berdasarkan uraian di atas strategi mengajar
merupakan cara, metode, teknik, atau pedoman yang dijadikan buat pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar yang digunakan guru dalam membina akhlak siswa agar
berhasil sebagaimana yang diharapkan.
1. Sasaran
Spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku
yang bagaimana yang diiginkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan
itu. Disini terlihat apa yang menjadi sasaran dalam membina akhlak
siswa. Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah. Oleh karena itu, tujuan
pengajaran harus dirumuskan secara kogkrit dan jelas, sehingga mudah dipahami
oleh anak didik. Bila tidak, maka kegiatan belajar mengajar tidak mempunyai
arah dan tujuan yang pasti.
2. Pendekatan
Memilih cara
pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk
mencapai sasaran dalam membina akhlak siswa. Bagaimana cara guru memandang
suatu persoalan, pengertian dan materi
apa yang digunakan guru dalam pemecahan masalah dalam pengajaran dalam membina
akhlak siswa. Suatu topik tertentu dipelajari atau dibahas dengan cara
menghafal, akan berbeda hasilnya kalau dipelajari atau dibahas dengan teknik
diskusi. Juga akan lain hasilnya jika dibahas dengan menggunakan kombinasi
berbagai tiori
3. Metode
Memilih dan
menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling
tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian untuk memotivasi anak didik
agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya dalam hubungannya dengan
akhlak siswa. Bila beberapa tujuan ingin
diperoleh, maka guru dituntut memiliki kemampuan tentang penggunaan berbagai
metode yang relevan.
4. Penilaian
Menetapkan
norma-norma atau kriteria-kriteria keberhasilan dalam membina akhlak siswa,
sehingga guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai
sampai dimana keberhasilan tugas-tugas yang dilakukannya. Suatu program baru
diketahui keberhasilannya, setelah dilakukan evaluasi.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa, dalam pengajaran ada empat strategi belajar
mengajar yang harus diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Sehingga dengan
menggunakan strategi yang tepat akan mencapai sasaran.
[1]
Suryosubroto Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hal. 201
[2]
Departemen Agama RI, Pedoman Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Umum, (Jakarta:Direktorat
Kelembagaaan Agama Islam, 2004), hal. 4
[3] Ibid.
, hal. 5
[4] Ibid,
hal. 6