Pengertian strategi secara umum yaitu garis-garis ikhtisar haluan untuk
bertindak dalam usaha pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan strategi pembelajaran secara khusus
yaitu pola-pola umum kegiatan guru dan murid dalam perwujudan kegiatan belajar
mengajar untuk pencapaian sasaran atau tujuan. Menurut Suryosubroto
strategi mengajar adalah, "keseluruhan metode yang menitik beratkan pada
kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan
tertentu"[1]
Berdasarkan keterangan di atas
jelas bahwa strategi pembelajaran suatu cara atau metode yang digunakan guru
dalam pelaksanaan proses pembelajaran, demi mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Jika guru mampu menggunakan strategi pembelajaran yang tepat,
maka tujuan pembelajaran akan tercapai sebagaimana yang diharapkan.
Selanjutnya menurut Syaiful
Bahri Djamarah dan Aswan Zain, "strategi mengajar adalah pola-pola umum
kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah digariskan"[2] Dari kutipan di atas jelas bahwa strategi
adalah pola kegiatan guru dan siswa dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
demi mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam pembelajaran tersebut. Ramly
maha dalam bukunya Perancangan Pembelajaran Sistem Pendidikan Agama, memberi
makna strategi "bagaimana menata potensi dan sumber daya agar memperoleh
hasil pembelajaran secara efesien sesuai
dengan rancangan".[3]
Keterangan di atas bahwa strategi pembelajaran adalah teknik atau taktik
yang digunakan guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, untuk memperoleh
hasil dari pembelajaran tersebut penggunaan strategi pembelajaran sesuai sangat
diharapkan demi mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah
dalam bukunya Psikologi Belajar, "strategi mengajar merupakan suatu
cara, metode, teknik atau pedoman yang dijadikan guru buat pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar agar berhasil sebagaimana yang diharapkan "[4].
Berdasarkan keterangan tersebut jelas bahwa strategi merupakan suatu cara atau
teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan pengajaran, sehingga dalam
pelaksanaan pembelajaran guru diharapkan dapat menggunakan strategi yang tepat.
Strategi mengajar bertujuan :
"Agar guru mampu mengairahkan siswanya dalam belajar"[5].
Jika guru mampu menggunakan strategi pembelajaran dengan tepat, tentu saja
pelaksanaan proses belajar mengajar PAI akan berjalan sebgaimana yang
diharapkan, begitu juga sebaliknya jika guru kurang mampu menggunakan strategi
belajarnya dengan baik maka pelaksanaan proses belajar mengajar akan terhambat
dan tidak mencapai sasaran yang diharapkan. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa strategi pembelajaran agama yang digunakan guru memegang peranan penting
bagi keberhasilan proses belajar mengajar, sehingga pelaksanaan pembelajaran agama dapat berjalan
sebagaimana yang diharapkan.
Ada empat prinsip dasar dalam
penerapan proses pengajaran agama yang meliputi hal-hal:
1. Mengidentifikasi serta menetapkan
spesifikasi dan kwalifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik
sebagaimana yang diharapkan.
2. Memilih sistim pendekatan belajar mengajar
berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode,
dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga
dapat dijadikan pegangan oleh guru sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru
dalam menunaikan kegiatan dalam mengajarnya.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal
keberhasilan atau kriteria atau standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan
pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang
selanjutnya akan dijadikan unpan balik buat penyempurnaan sistim intruksional
yang bersangkutan secara keseluruhan.[6]
Berdasarkan uraian di atas
strategi pembelajaran agama merupakan cara, metode, teknik, atau pedoman yang
dijadikan buat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar berhasil sebagaimana
yang diharapkan.
1. Sasaran
Spesifikasi dan kualifikasi
perubahan tingkah laku yang bagaimana yang diinginkan sebagai hasil pembelajaran
agama yang dilakukan itu. Disini terlihat apa yang menjadi sasaran dari
kegiatan belajar mengajar. Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah. Oleh
karena itu, tujuan pengajaran harus dirumuskan secara kongkrit dan jelas,
sehingga mudah dipahami oleh anak didik. Bila tidak, maka kegiatan belajar
mengajar tidak mempunyai arah dan tujuan yang pasti.
[1]
Suryosubroto Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hal. 201
[2] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi
Belajar Mengajar,(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 5
[3] Ramly
Maha, Drs., Perancangan Sistem
Pembelajaran PAI/Desain Intruksional, (Banda Aceh: IAIN Ar-Raniry, 2000),
hal. 156.
[4] Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi
Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000) hal. 14
[5] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi
Belajar . . . , hal. 7
[6] Ibid,
hal. 6